Menu

 

Pergi ke Pesta Sendirian

 




Audy Jo

"Semua akhirnya pada datang, Ma, jawab Hubby, ketika ditanya mengenai resepsi pernikahan teman kantornya. OB di kantor hari ini menikah dan mengundang orang kantor tempat Hubby bekerja.

 

Ada keraguan ketika mengambil keputusan. Kemaren ketika dapat kabar undangan, Hubby sudah mengambil keputusan untuk tidak datang, "Biarkan teman lain saja," katanya. "Aku di kantor saja, kantor kosong kalau pergi semua," lanjutnya.

"Kalau datang gimana ya, Ma? Berapa mau dikasih nih?" Pertanyaan klise setiap ada orang yang mengundang. Apa Anda sama dengan saya? Bingung mengambil keputusan. Kecuali memang Anda sudah mengatur bujet untuk setiap ada acara. 

Kalau seperti saya dan Hubby yang uangnya pas-pasan, bagaimana menurut Anda? Memang sih kadang kami berdua melihat dulu siapa yang mengundang, kalau termasuk keluarga dekat tentu ada lebih dari standar,... malu ... apalagi ketika ketika kita datang menorehkan nama dan tanda tangan di buku tamu, kadang amplop kita diberi nomer, sesuai absensi kita di buku tamu. Woaaa! Nah begini nih yang membuat kita enggak bisa lepas dari gosip di dalam keluarga, ketahuan 'siapa beri berapa, kamu beri berapa.'

Kalau sebelum masa pandemi dan saya masih tinggal di Jakarta, saya tidak terlalu memusingkan. Karena uang pemasukkan dari gaji Hubby masih cukup untuk di poskan biaya tidak terduga. Tetapi tetap saja ada standar yang harus dipatuhi, meskipun biasanya ada kata kompromi di antara saya dan Hubby.

Kalau versi Anda bagaimana dalam menghadapi situasi seperti saya? Apa ada kata kompromi bersama suami?

Sebetulnya setiap ada acara undangan pernikahan biasanya uang yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Mulai dari perawatan rambut ke salon, meni pedi biar kelihatan bersih kedua tangan dan kaki ... kan kalau memakai rok dan sepatu sendal kelihatan jari kaki. 

Apalagi penampilan ketika memasuki ruangan seperti arena pertandingan. Ketika bertemu kenalan, semua saling menilik penampilan masing-masing. "Terlihat cantik ...,"semua orang ingin berkata seperti itu ketika melihat seseorang yang dikenalnya berpenampilan beda dari biasanya. Pernah seperti itu?

Saya, orang yang tidak suka menjadi bahan perhatian. Saya, lebih suka memperhatikan hahaha. Jadi lebih mudah ada bahan pembicaraan ke Hubby. "Tuh si anu ... bajunya bagus, wah pasti mahal ...," Begitu kejelekkan saya. Beruntungnya, Hubby bisa menerima kejelekkan saya ini. Karena tahu tujuan saya cuma satu mengumpulkan bahan untuk cerita di blog saya ini audy jo

Ada perbedaan perasaan ketika seorang wanita pergi sendiri ke pesta pernikahan atau pesta lainnya dibandingkan seorang pria ketika pergi ke pesta sendirian. Kalau wanita pergi ke pesta sendirian, rasanya semua mata memandang seperti merasa iba. Apalagi kalau di acara itu semua adalah kenalan yang tahu kalau kita mempunyai pasangan. "Kenapa pergi sendirian, Kemana suaminya, Apa lagi ribut, Atau ...," sepertinya semua ingin bertanya. Sedangkan seorang pria ketika memasuki ruangan, tidak ada yang memperhatikan. Kecuali pria itu ganteng yaaa, hahaha.

Anda pernah pergi  ke pesta sendirian? Dalam lingkup tidak terlalu besar, misalnya suatu pertemuan, dan undangan bisa membawa pasangan, rasanya saya ingin cepat-cepat keluar ruangan. Yang penting buat saya bisa mencicip makanan hehehe, dan menyapa tuan rumah menyatakan salam dan berterima kasih atas undangan yang diberikan. Kalaupun bertemu teman, perlu berbasa-basi sedikit agar tidak dibilang sombong. Aih, susah juga ya menjaga sopan santun, apalagi kita sebagai orang timur harus menjunjung tinggi adat istiadat.

Sebetulnya acara seperti ini menguntungkan buat saya dan Hubby, karena keluar dari rutinitas sebagai orang tua. Jadi merasa seperti pasangan yang sedang keluar berpacaran. Rasanya persiapan yang dilakukan sebelum pergi seperti ingin bertemu ketika pertama kali berpacaran. Perasaan terkagum melihat pasangan membungahkan hati. Seperti Raja dan ratu semalam. Rasanya rileks ketika tertawa bersama teman yang kita temui di pesta. Menikmati berbagai makanan yang tentu tidak kita makan setiap hari, benarkan!

Jadi Kita sebagai pasangan harus bisa menyediakan waktu untuk bisa pergi ke pesta tersebut. Hal seperti ini bisa menambah keharmonisan rumah tangga kita. Semua pikiran yang kurang mengenakkan kadang bisa terlupa sejenak ketika hormon endorfin menguasai benak kita.


Love, Audy



Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement