Menu

 

Katebelece

 







Audy Jo

"Bikin deg-degkan saja!" Tangan Henny mendekap dadanya, seperti menekan kegelisahan yang tadi membludak. 

Menunggu adalah kegiatan yang peling Henny tidak suka. Dia orangnya sigap, maunya sat ... set ... semua beres. Keperibadian Henny yang tegas dan tidak berlama-lama memang sudah diketahui keluarganya. Jadi kalau berbicara, mereka akan langsung pada persoalannya.

Hari ini dia merasa kena batunya. Perasaannya seperti sedang menaiki roller coaster saja, naik turun dan seperti dihempaskan. Semua gara-gara menunggu keputusan dari suatu perusahaan. Developer perusahaan yang terkenal di Jawa Barat.

Anak Henny yang besar diharuskan magang oleh kampusnya, dari perbincangan di ruang keluarga diambil keputusan bahwa Dito anak Henny harus mencoba magang di perusahaan cukup besar. Dia teringat dengan saudara yang mempunyai jabatan cukup mentereng di perusahaan multinasional. 

Dengan relasi yang banyak tentu dengan mudah saudaranya bisa menghubungi orang-orang yang dia kenal. Salah satunya bos perusahaan developer itu.

"Benarkan kata mama," ucap Henny ke Dito ketika akhirnya dia dapat kabar kalau saudaranya bisa memberikan katebelece ke Bos perusahaan developer. 

Tenang saja Om Imran sudah menerangkan di katebelece itu, kalau keponakannya mau magang di perusahaan developer punya temannya.

Asyik juga ya, Ma! seru Dito. Dia sudah membayangkan apa yang akan terjadi, ketika dia akan mulai magang di sana.

***

Katebelece atau dengan bahasa lain memo memang surat sakti yang biasa dipakai ketika memerlukan pekerjaan.

Di suatu perusahaan maju ada seseorang yang punyai kekuasaan, biasanya sering memberikan katebelece ke bagian personalia untuk memperhatikan nama yang tertera. Biasanya yang membawa katebelece kalau bukan keponakan biasanya anak dari kenalan yang dititipkan. Bagian penerimaan karyawan pun tidak bisa berbuat banyak.

Zaman sekarang serba sulit mencari pekerjaan, dengan katebelece ini, yang biasanya antri bisa menyalip beberapa nomer dan mendapat kesempatan pertama untuk dipanggil wawancara.  Itu pun kalau benar-benar dipergunakan sebagaimana mestinya. Bisa menjadi tangga kesuksesan untuk para pemegang katebelece ini.

Tetapi sayang, kadang ada yang menyalahgunakannya. Tidak mau bersabar dalam meniti karier, maunya serba instan. Kadang ada beberapa kecurangan di dalam perusahaan yang setelah diusut ternyata perbuatan para pemegang katebelece itu. Mereka merasa superior karena sudah dipilih dan bisa masuk perusahaan. Mental mereka ternyata tidak seusai dugaan para pemberi kateblece. Miris.  

Para pemberi kateblece itu berharap orang yang ditolongnya bisa merubah gaya hidup menjadi lebih baik. Apalagi ada saudara sekampung yang mereka tolong. 

Susah memang, kalau mereka tidak mau menolong orang-orang dari kampungnya. Setiap pulang kampung banyak mulut usil yang akan mengatakan bahwa para orang sukses di kota tidak mau menolong. Tetapi kenyataannya, hati setiap orang itu berbeda. Motivasi mereka untuk bekerja juga berbeda. Kalau sudah begini siapa yang bersalah?

"Baik-baik ya, Nak," ucap Henny ke Dito anaknya. "Jangan bikin malu om kamu. Dia sudah mengusahakan yang terbaik. Jangan bergaya sombong, low profile saja. Walaupun nantinya mereka tahu siapa om kamu, tetap bersahaja saja ya. Kalau tidak ditanya jangan menceritakan latar belakang kita. Panjang juga nasehat yang Henny berikan untuk anak lakinya.

Dari sisi penerima katebelece harus tahu diri, lebih baik bersahaja. Tidak usah bermacam gayanya. Karena belum tentu semua orang senang karena dia bisa masuk kerja tanpa di tes apapun. 

Tunjukan prestasi yang baik, sehingga dapat penghormatan yang layak karena terlihat memang pantas masuk kerja dengan katebelece itu.

Kalau sudah begini, para pemberi katebelece merasa senang apa yang mereka usahakan membuahkan hasil, dan tidak memalukan mereka ... keluarga di kampung pun tidak menjadi bahan gunjingan.

Dari beberapa yang diberikan katebelece memang tidak semua mempergunakan dengan baik, ada juga yang tidak sesuai. 

Kalau sudah begini akhirnya para pemberi katebelece menyerah. Kalaupun ada yang membawa katebelece dari orang sukses lainnya lebih baik mereka di tes saja sesuai dengan peraturan yang ada di perusahaan. Hati pun merasa aman dan tentram.


Love, Audy


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement