Menu

 

Berbusana Yang Baik

 







Audy Jo 

"Bukan jelek, tetapi cara berbusana tidak mencerminkan kalau Adek sudah SMA," penjelasan saya kepada Ananda cantik di whatsapp.

Pembicaraan yang dibuka oleh Kakaknya yang besar, mengirimkan gambar yang saya buat di Instagram. Dimana gambar itu saya buat dengan aplikasi lain. Jadi wajahnya saya ganti dengan wajah Ananda cantik.

Kalau dilihat dari penampilan asli, memang Ananda cantik bertubuh mungil, dan yang di gambar kiriman sepertinya bertubuh besar.

Saya menerangkan kalau Ananda cantik memang seperti itu, sifatnya baik, hanya cara berbusana masih dalam masa transisi dari SD, SMP. Masih mencari jati diri. Meskipun saya sudah mengarahkan tetapi masih belum mau diterima.

Bagaimana Anda pernah mengalami seperti saya? Adakah kiat-kiat dalam memilih busana anak remaja bertubuh mungil?

Di lain sisi saya juga harus bisa menasihati dengan kondisi bentuk tubuh yang ada, menguatkan kepercayaan dirinya memang tidak mudah. 

Menyinggung tentang cara berbusana yang tepat, saya rasa setiap orang memang mempunyai selera yang berbeda. 

Baca juga : Berdandan dengan Tepat

Saya beranggapan apa yang saya kenakan sudah memadai, tetapi di mata Hubby penampilan saya kadang terlalu mewah. What! Dengan busana yang sudah ada sejak 20 tahun yang lalu, saya masih terlihat mewah di matanya. 

Saya bingung juga, padahal sepertinya biasa saja. Apakah karena inner beauty saya yang memancar? Sehingga barang yang biasa, menjadi luar biasa. Cie ..cie ... memang bawaan seperti putri ningrat, hahaha ....

Kalau punya uang lebih, bisalah belajar memantaskan diri di butik yang terkenal. Kalau perlu dengan desainer ternama. Keuntungannya baju yang kita punyai tidak ada tandingannya. 

Hahaha kok saya jadi tertawa geli kalau mengingat hal ini. Pernahkah Anda mengalami dejavu, ketika di suatu tempat Anda berpapasan dengan orang yang sama bajunya? Karena peristiwa seperti ini, saya selalu menyiapkan selendang atau pasmina di tas. Atau kalau perlu saya membawa blazer untuk keadaan darurat.

Untuk mengantisipasi hal seperti demikian, biasanya saya berbelanja di konter laki-laki. Karena badan saya mungil jadi saya bisa memakai ukuran M lelaki atau untuk anak remaja dengan ukuran 10. hehehe. Tidak ada saingan sesama perempuan.

Baca juga : Mau Pakai Baju Seperti Mama

Anda coba deh berbelanja di konter anak remaja lelaki. Kadang saya menemukan model yang bagus. Apalagi sekarang warna-warna baju beragam. Pilihan warna pink juga sekarang masuk desain baju lelaki. Asyiik, rasanya kalau memutar konter ini.

Ananda yang laki-laki sering tertawa melihat ibundanya ikut memilih baju bersamanya. Kadang berebutan memilih baju kaos yang sama-sama diinginkan. 

Saya tidak terlalu suka masuk ke konter perempuan, sudah pasti banyak yang sama di luaran sana. Tetapi kalau lagi datang iseng atau membawa Ananda cantik mau enggak mau harus masuk kesana. 

Model busana yang dijual kalau saya perhatikan  sama saja dari tahun ke tahun. Memang sih, pola dasar busana tetap sama ada pola badan, tangan, kerah, tinggal potongannya berbeda. Ada yang memakai kancing di depan atau bukaan dengan ritzleting di bagian belakang. 

Karena saya memang biasa menjahit jadi mengerti model busana. Jadi kalau Anda masih mempunyai busana dari sepuluh tahun lalu, kalau dipakai lagi di tahun ini tentu tidak banyak yang tahu kapan busana itu dibuat.

Baca juga : Satu Centimeter Dong

Prinsip saya dalam menangani busana lama, jangan dijemur matahari langsung. Juga cara setrika juga diperhatikan. Jangan menindis kancing baju dengan setrika. Juga lipatan kain jangan ditindis. 

Ah, kalaulah tenaga saya masih kuat. Sekarang hanya bisa menatap miris busana kesayangan di tangan orang lain menjadi pudar dan seperti kain rombengan


Love, Audy



Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement