Ada murid baru, Ma! ujar Thalia, ketika pulang sekolah. Sudah beberapa kali dia bilang, nanti kelasnya akan ada anak baru. Tetapi belum datang.
Anak-anak Harus Bisa
Sarapan Di Rumah Bata
Coba Yuuk!
Sudah Dirawat?
Yang Cantik Yaaa!
Ada murid baru, Ma! ujar Thalia, ketika pulang sekolah. Sudah beberapa kali dia bilang, nanti kelasnya akan ada anak baru. Tetapi belum datang.
Hani termenung, sambil melihat keluar jendela. Hari ini dia berjanji bertemu dengan Dewi teman masa kecilnya.
Suara khasnya terdengar setiap saya ketemu dengan kontennya. Nada yang menjadi ciri khas kalau dia itu berasal dari daerah Jawa.
Kontennya viral, karena keberaniannya menceritakan jalan hidupnya!
Padahal kalau dilihat perempuan ini biasa saja. Perempuan TKW. Kita sebut saja Yenni.
Perjalanan hidupnya sungguh menyedihkan. Meninggalkan kedua anaknya masih kecil untuk mencari pekerjaan di luar negeri. Apalagi anak yang paling kecil masih bayi. Tentunya belum kenal wajah ibunya.
Hal ini terpaksa dilakukannya karena KDRT yang dia terima.
Sekarang di punya suami lagi, orang asli Hongkong. Kayaknya sayang banget sama beliau. Sekarang hidupnya sudah enak.
Bayi yang ditinggalkan ketika kecil sekarang sudah dewasa dan dibawanya ke Hongkong dan sudah mendapat kerja yang lumayan dengan gaji besar.
***
Banyak perempuan yang seperti Yenni di Hongkong. Ada juga yang di daratan Cina. Punya keluarga dan dua anak. Beliau juga terkenal dengan you tubenya.
Seorang perempuan TKW malah nikah dengan seorang lelaki Perancis yang menyukainya. Dia punya channelnya sendiri.
Banyak para TKW yang beruntung hidupnya, ketika jodoh datang di negara yang mereka tuju. Kehidupan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Perjuangan mereka untuk mencari kehiduoan yang lebih baik patut di ancungin jempol dan diberikan apresiasi karena keberhasilan keluar dari ekonomi yang terpuruk.
Bisakah saya seperti mereka? Rasanya saya tidak pernah berpikir seperti mereka karena kenyamanan yang sudah saya dapatkan. Saya tidak berjuang seperti mereka padahal saya ada kapasitas lebih dari mereka. Mengapa ya?
Sedikit menyesal kalau melihat apa yang saya lakukan sekarang. Dengan umur yang tidak muda lagi saya hanya mengerjakan pekerjaan online untuk mencari uang.
Tidak boleh berpikir seperti itu!
Kadang nalar saya berbicara. Jangan membanding-bandingkan perjalanan hidup seseorang. Ada plus minusnya. Barangkali banyak pahitnya di kehidupan orang lain, sedangkan kita malah banyak manis madunya. Jadi jangan menyamakan kehidupan kita.
Ya ... ya ... benar!
Memang setiap orang sudah ada takdirnya masing-masing! Kadang rejeki pun datang tidak kita tahu. Sudah waktunya, ketika seseorang mendapat berkat berarti Tuhan sudah membuka "pintu" buat dia.
Pernah berpikiran seperti saya? Ketika pintu itu belum terbuka, kadang bertanya-tanya ... apakah saya banyak dosanya? Mengapa Tuhan belum mengijinkan saya? Apa salah saya? Terus saja banyak pertanyaan yang diajukan kepada Tuhan.
Sampai pada suatu titik, ketika hati yang tadinya penuh dengan keinginan tiba-tiba merasa damai dan tidak ada keinginan kuat untuk mengingini sesuatu. Rasanya yang tadinya harus ada sejuta di tangan, sekarang tak sepeser pun, masih bisa menikmati hidup tanpa ketakutan.
Masuk ke dalam pemikiran,
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Love, Audy
Saya sampai melongo melihat gambar di depan saya. Kapan saya bisa kesana? Merasakan sensasi yang mereka rasakan.
Tiba-tiba dapat kiriman gambar. Di dalam gambar itu ada pembicaraan mengajak kerjasama jualan produk. Saya jawab saja ke pengirim gambar, "Saya belum ada minat untuk berbisnis," begitu jawab saya tanpa mengklik gambar tersebut.
Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, hari bersejarah khususnya untuk para perempuan.
Saya pikir hidup saya yang paling menyedihkan ... ternyata ada teman saya, sebut saja Diah yang lebih menderita dari saya.
Bukan hanya pas hari raya besar saja, semua orang ingin terlihat baik. Mulai dari pempilan wajah, baju sampai aksesoris harus terlihat sempurna.
Warung di atas sudah buka belum ya? Sudah barangkali. Pertanyaan di benak, yang saya jawab sendiri.
Orang berjasa dalam hidup ini siapa? Pertanyaan di antara teman-teman kantor Juwita di saat makan siang.
"Bagaimana kerjaan di kantor, Pa?" tanya Tiwi, ketika suaminya, Anton pulang dari kerja. Seperti biasanya Tiwi suka menyambut Anton di pintu gerbang rumah.
Hari keempat setelah lebaran. Semoga tukang sayur sudah ada, biar enggak usah jauh belanjanya, harapan dalam hati.
Memasuki hari libur untuk menyambut lebaran, merupakan sebuah perubahan dalam gaya hidup sehari-hari. Yang biasanya lebih banyak bekerja di atas meja dengan semuat peralatan elektronik. Sekarang ada jeda yang harus dilakukan.
Udara begitu segar, ketika Tiwi membuka jendela. Tetapi lama kelamaan bau segar pegunungan menjadi tidak mengenakan. Tiwi mencium bau asap rokok yang menyengat masuk ke hidungnya
"Kamu sih engga bisa dibilang, suara Dito meninggi, melihat Nita muntah-muntah engga berhenti. Sudah aku bilang, kita sudah tua enggak bisa seperti dulu. Habis mengerjakan ini itu, berhenti dulu! Jangan lanjut olah raga!
"Suaranya dikecilin, Ma!"ujar Santo, ketika mendengar Nining berbicara dengan anak bungsunya.
Angkot pink yang lewat di jalan raya sekarang sudah engga ada. Terakhir sebelum pandemi masih ada. Dengan kondisi rumah di bukit, sulit mencari transportasi. Yang ada, banyak tukang ojek mangkal tapi jauh mangkalnya, butuh waktu lima menit jalan cepat.
Keluarga ABCDE, begitu sebutan untuk keluarga Danar. Ketika ada tamu yang mencari rumah mereka di daerah Petojo, para tetangga akan menunjuk rumah Danar dan menyebut itu keluarga ABCDE. Julukan aneh yang diberikan para tetangganya.
"Cariin dong!" Suara manja itu seperti menggoda saja. Beruntung hanya di telinga Irma. Kalau terdengar di telinga seorang pria, rasanya cerita akan berlanjut ke scene berikutnya.
Mulanya biasa saja, seperti kalimat yang ada di lagu. Ternyata hal itu terjadi benar-benar dalam kehidupan nyata.
Pantaskah? pertanyaan di benak Cindy seperti mencari jawaban ketika hari ini pertama kali dia harus membangunkan bos dari tidurnya.
"Bikin deg-degkan saja!" Tangan Henny mendekap dadanya, seperti menekan kegelisahan yang tadi membludak.
Istilah Life Begins at Forty menandai ungkapan bahwa usia 40 sebagai proses pendewasaan dan kematangan manusia.
"Dia!" keterkejutan terlihat dari wajah seorang bapak yang sedang berdiri di depan meja resepsionis. Sudah dari tadi dia duduk di area menunggu untuk para tamu yang mau bertemu dengan pimpinan perusahaan di tempat ini.
Memasuki tahun 2024, tidak terbayangkan apa yang akan terjadi. Tentu saja karena kita belum melangkah, dan masih meraba-raba ... apa saya harus berbelok ke sini atau ke sana?
Sesak nafas tak berkesudahan. Rasanya berat dirasakan. Tina sesekali menghela nafas. Sudah berapa lama aku disini, batinnya.
Dapat judul konten, 'Teman makan Teman', yang kayaknya deg di dada. Bukannya mau mengingat masalah lama cuma jadi teringat saja.
Matanya tertuju hanya ke layar kaca televisi saja. Tanpa melihat tangannya bermain di atas joystick. Tangannya sudah bergerak otomatis mengikuti keinginan hati. Sangking semangatnya, terkadang mulut terdorong ke depan seperti memberikan tenaga ekstra jagoannya memenangkan pertandingan.
Sepanjang pagi, gitar itu hanya teronggok saja di atas tempat tidur, di kamar yang tidak berpenghuni. Biasanya ia menunggu yang empunya datang. Di ruangan yang sepi ini biasanya Hubby mendentingkan dawai gitar, lebih khusuk memainkan lagu pujian.
"Salah saya barangkali, tidak memperhitungkan ibu kosan datang tiba-tiba." Isak tangis terdengar dari teman saya Cinda yang sedang memberikan kesaksian di grup perempuan. Bagaimana dia bercerita tentang keadaannya beberapa hari sebelumnya.
Bukan menyalahkan para perempuan semua, hehehe, termasuk saya. Pada umumnya semua memiliki keinginan untuk diperhatikan. Pada saat ini yang mau saya ceritakan khusus untuk teman perempuan.
Audy Jo ~
Memasuki bulan Ramadhan dan akan masuk ke Idul Fitri sudah kebayang deh, hampers berbagai rupa.
"Bukan jelek, tetapi cara berbusana tidak mencerminkan kalau Adek sudah SMA," penjelasan saya kepada Ananda cantik di whatsapp.
Memasuki bulan Ramadhan, semua jendela tertutup setengah, khususnya tempat makan yang biasanya ramai. Sehingga pengunjung yang sedang makan tidak menarik perhatian orang yang lewat.
"Boleh ... boleh!" Akhirnya persetujuan itu keluar juga dari mulut Ibunda. Guci yang banyak di rumah boleh dijual.
Sebentar lagi memasuki Hari Ramadhan. Biasanya jadwal tukang sayur berubah. Dan saya harus bersiap untuk stok bahan makanan. Hari pertama sampai hari ketiga biasanya terjadi penyesuaian. Setelah itu biasa lagi.