Menu

 

Penampilan two

 



Audy Jo 


"Mitha!" Suara yang sudah biasa didengar Mitha, ketika dirinya bersiap akan pergi keluar rumah.
"Ada apa, Ma?" tanya Mitha

Sudah beberapa hari ini, Ibunya datang berkunjung, tinggal di rumahnya. Sudah berapa tahun ini beliau bolak-balik Bandung- Jakarta hanya ingin melihat anak perempuannya, juga kedua cucunya.

Mitha suka tidak tahan dengan omelan Ibundanya. Setiap apa yang diperbuatnya selalu salah. Tidak ada yang benar di mataya. Apakah karena dia anak pertama? Semua harus sempurna, karena sebagai contoh untuk adik-adiknya. Mitha merasa dia harus sebagai cerminan dari sosok ibundanya ketika remaja. Atau karena dia sebgai anak membawa nama keluarganya, sehingga dipandang sempurna oleh orang lain.

Seperti saat ini, Mitha merasa kejadian ini pasti terjadi. Rencananya dia akan pergi bertemu teman persekutuannya. 

Jadwal yang sudah disepakati bersama, setiap bulan ada waktu untuk mereka berkumpul, bertemu di satu tempat. Biasanya yang tidak terlalu mahal dan bisa untuk hangout lebih lama. Bersyukur untuk daerah tempat tinggalnya yang nyaman. Daerahnya seperti kota-kota yang canggih dan tidak terlalu besar, tetapi penuh dengan suasana modern.

"Kalau keluar rumah, perhatikan caramu berpakaian!" akhirnya kalimat itu keluar juga. Dan Mitha sudah biasa. Penampilannya selalu dikoreksi! Aku tuh sudah besar, Ma! Kalimat yang hanya bisa tertahan di benaknya. Tidak berani dikeluarkannya. Bisa lama nanti pembahasannya.

Memang salah Mitha kalau hari ini penampilannya begitu santai. Memakai baju yang kalau dilihat sedikit bluwek kata orang Jawa. Tetapi masih bagus dan sopan menurut Mitha. 

"Hanya dekat saja, Ma! Disitu dekat kolam berenang, tempatnya juga enggak mewah, banyak orang duduk ngopi," akhirnya alasan panjang Mitha utarakan.
"Tetap saja, kamu harus menjaga penampilanmu! Biar tempatnya enggak bagus pun, penampilanmu harus dijaga!"

Rasanya kalau sudah saling melemparkan argumen, bisa berjam-jam untuk mendapatkan kesepakatan. Membuang waktu saja akhirnya Mitha mengalah.
"Jadi harus pakai baju apa, Ma?"

Ibunda yang cantik itu terlihat tersenyum, dia merasa menang, karena permintaannya dikabulkan oleh anak perempuan cantiknya.

Mitha mendapat pelajaran yang berharga, ketika Ibundanya selalu memperhatikan penampilannya. 
"Kalau kamu enggak punya uang tuh, jangan diperlihatkan! Tetaplah berpenampilan terbaik! Sehingga orang lain tidak menghinamu!" Begitu moto yang selalu Ibunda Mitha katakan. Moto itu juga yang sekarang dia ajarkan untuk kedua anaknya. 

Setiap keluar rumah, semua akan diperhatikan Mitha. Mulai dari kebersihan rambut, mata, kedua telinga harus selalu bersih dari kotoran, karena ketika mereka berbicara sudah pasti terlihat jelas kalau ada kotoran di telinganya. 

Kebersihan kuku juga diperhatikan. Paling pantang untuk Mitha melihat kuku panjang. Tidak sopan!

Pernahkah Anda mengalami peristiwa yang dialami Mitha?

Kalau di masyarakat timur, perkataan orang tua harus dituruti, nanti kualat! Begitu biasanya kalimat yang akan keluar dari mulut para orang tua dulu. 

Sepertinya menakut-nakuti ya? Saya pikir ada baiknya juga, anak-anak menjadi lebih menghormati orang tuanya. Di zaman sekarang,  saya rasa kalimat itu tidak berlaku lagi. Kalimat nasehat yang dikeluarkan akan dikembalikan dengan jawaban sepuluh kali lebih banyak. Dan akhirnya ... speachless!


Memang setiap keluarga mempunyai kebiasaan sendiri. Kita ambil contoh dari cerita Mitha. Ibundanya memang menekankan penampilan yang sopan, dengan memakai baju yang pantas ketika menghadapi orang lain. Meskipun hanya seorang teman. 

Berpenampilan rapih yang dimaksud Ibunda Mitha, bukan baju yang penuh dengan percikan cahaya dari mute-mute, tetapi kepada padu-padan dan warna yang normal tidak kusam. Kalau bisa memang sebagai kodratnya seorang perempuan memakai baju panjang atau dua potong yang menutup auratnya.

Belum lagi dengan aksesoris yang dipakai, harus sepadan. Beruntung buat Mitha, karena Ibundanya mempunyai semua warna dan bentuk, dan senang hati beliau akan meminjamkannya. Penampilan yang diinginkan pun akhirnya terjadi. 

Yesss ... penampilanmu sempurna! gumam Mitha, sambil mematut dirinya di cermin. Semua sempurna dari atas sampai bawah. 

***

Memang sebagai perempuan ada beberapa pakem yang harus dipatuhi. Hem ... saya jadi berpikir dengan generasi sekarang. 

Tidak semudah itu mempraktekkannya. Mereka lebih berjiwa bebas! Tidak peduli apa kata orang, yang penting aku mau berpenampilan seperti ini, hari ini. Terserah! Kalau kamu tidak suka bukan urusanku, kadang begitu jawaban yang mereka beri, ketika ada orang yang menegur mereka, karena penampilannya kurang pantas. Kejadian seperti ini kadang ditemui ketika dalam kebaktian umum hari Minggu. Ada saja anak perempuan yang berbusana dengan tidak sopan. Memakai baju tidak berlengan, memakai rok di atas lutut. kadang memakai celana pendek atau mini short, dengan model kekinian satu pieces terdiri dari pola rok dan celana. Para orang tua hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kejadian itu. Speachless!

Saya merasa tidak bisa menyalahkan anak muda itu. karena saya pernah muda. 

Menarik perhatian lawan jenis bukan kesalahan. Itu sudah ada di dalam hormon manusia. Entahlah hormon apa itu. Hormon ketertarikan hehehe. Bercanda ah! 

Saya pernah muda dan saya pernah melakukannya. Kadang saya tahu tempat apa itu, tetapi yang saya pikirkan, apakah ada cowok ganteng disana! Itu dulu! Tetapi saya rasa waktu itu saya berpakaian dengan pantas. Dengan kekurangan yang ada di diri, saya akan menutupi kekurangan itu supaya tidak terlihat oleh orang lain. Bersyukur ... ketika eks teman dekat yang sekarang menjadi suami menerima saya apa adanya.

Dari beberapa cerita Mitha, menjadi cerminan bagi diri saya untuk lebih memperhatikan penampilan setiap keluar rumah. Berdamai dengan keadaan kalau saya bilang. Misalnya pergi naik motor, pakai celana panjang akan lebih memudahkan, dari pada memakai gaun panjang yang lebih ribet ketika duduk di atas motor. benar enggak?

Pantesan ... itu barangkali orang lain lihat ke saya. Saya merasa mereka melihat dengan hormat karena pembawaan yang saya tampilkan. 

Menghormati diri sendiri maka orang lain akan menghormatimu!

Penampilan mempengaruhi cara orang lain memandang kita! Benar juga kalimat ini. Coba deh praktekkan! Saya sudah menyadarinya! Ketika ada orang lain menawarkan sesuatu kepada saya. Mereka melihat saya seperti seorang perempuan yang sedang menggendong buntelan uang yang banyak, hahaha! Menggelikan!


Love, Audy
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement