Menu

 

Basa-Basi

 



Audy Jo 

"Lagi jenguk? Keluarga? Oh ..., sakit apa?" tanya saya bertubi-tubi kepada seorang ibu yang berada di lift pada saat saya dan keluarga turun ke lantai dasar. Sambil mendengarkan keluh kesah sang ibu, akhirnya kami pun berpamitan setelah pintu lift terbuka.

"Teman mama?" tanya anak-anak dan Hubby.
"Bukan, baru kenal aja di lift," jawab saya, sambil tersenyum melihat keheranan di wajah mereka.

Kebiasaan saya, suka mengajak ngobrol orang baru. Tentu dengan indera keenam, saya memilih lawan bicara tidak sembarangan. 

Semua ini terjadi karena kebiasaan saya dari tahun 2004 menjajakan dagangan kosmetik merek Swedia. Kala itu sebagai penjual kami menjajakan secara langsung. Tidak seperti sekarang, semua serba online. Jadi Rasa dalam hati biasa saja. 

Kalau dulu setiap ketemu orang pasti saya tawarkan dagangan. Meskipun ada yang menolak juga. Pertama-tama ada rasa menyebalkan terhadap orang yang menolak. Ada rasa kebanggaan saya, yang diinjak-injak. "Saya anak orang kaya bukan pengemis ..," begitu kira-kira ungkapan hati saya kalau para konsumen itu menolak.

Sebagai penjual tidak ada sebersit pun mau membohongi konsumen. apalagi dagangan yang dijual itu tidak murahan, karena itu merek dagang Internasional.

Pernahkah Anda bertemu orang-orang untuk menawarkan barang dagangan? 

Dari kebiasaan tersebut, membuat saya lebih ringan "mulut" untuk mengajak seseorang berkenalan dengan mengajak mereka bercakap-cakap. Mulai dari nama, tempat tinggal, produk apa yang sedang dipakai. Sampai mengajak konsumen untuk menjadi member usaha, agar sebagai member yang notabene konsumen yang menjual, ada diskon produk yang akan diberikan.

Basa-basi sering dilakukan ketika kami sebagai penjual menawarkan berbagai hal. Seperti sore ini di satu  mal ada acara yang sedang berlangsung para pengunjung diminta duduk untuk membuat semarak acara di tengah ruangan lantai dasar. Beberapa ibu-ibu yang tidak kebagian tempat duduk, berdiri, bergerombol dekat panggung memperhatikan acara di atas panggung. Kalau melihat "ikan" di kerumunan, rasanya jadi ingat ikan paus, yang sekali buka mulut, semua ikan tercedok semua.

Mulailah saya mendekat, menyapa dan mengeluarkan basa-basi, mengajak berkenalan dan kemudian menawarkan dagangan.  Ada beberapa yang tertarik dan berbasa-basi menanyakan beberapa produk. 

Saya jadi berpikir apa yang dilakukan mereka ketika ada seseorang yang menjual barang, ingin menolak tapi tidak tegaan, mau beli kadang tidak ada bujet untuk membeli, kecuali memang sudah ada alokasi dana untuk memberli barang yang ditawarkan, khususnya produk kosmetik.

Basa-basi di negara kita kayaknya sudah biasa. Saya rasa hampir semua melakukannya. Kalau Anda sendiri bagaimana? Pernah bertemu orang yang menyapa, "Hai apa kabar, sudah lama enggak ketemu!" Seseorang menyapa Anda, dan Anda menduga-duga siapakah gerangan yang menyapa Anda. Takutnya kenalan yang sudah lama enggak bertemu, dan dia masih mengingat Anda. Atau memang orang itu baru kenalan dengan Anda. Hubby yang sedang berdiri di samping menggamit saya, "Kenal enggak, Ma?" "Enggak tahu, siapa ya?"

Kadang saya berpikir apa karena orang Indonesia itu ramah-ramah, sehingga setiap ketemu orang rasanya ingin menyapa. Kalau sudah seperti ini kok saya merasa, itu saya! Apa karena sudah ada di darah orang Indonesia? Ketika saya beraktifitas, bertemu orang di jalan, pasti saya mencoba tersenyum dan menyapa, "Selamat pagi, atau selamat siang" sambil tersenyum menyapa. Tetapi sesuai gender yaaa! Saya lebih memilih menyapa seorang perempuan dari lelaki. Bahaya kalau berbeda gender.

Terus terang kadang saya ragu untuk berbasa-basi. Melihat keadaan sekitar yang terjadi baru saya akan mulai berbasa-basi. Pernahkan Anda mau menyapa tapi wajah yang akan disapa tidak tersenyum. Menurut Anda apa yang harus kita lakukan? Tetap menyapa atau melengos?

Love, Audy

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement