Menu

 

Tampilkan postingan dengan label Gaya Hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gaya Hidup. Tampilkan semua postingan

Di Klinik Kecantikan atau di Rumah?






Ceritadiri.com ~ "Pilihan perawatan wajah di klinik kecantikan vs di rumah, Mana Pilihanmu?"
Share:

Satu Bahasa Dalam Bangsa






Ceritadiri.com ~ Berbahasa yang baik dan benar, menunjukkan tingkat pendidikanmu?
Share:

Love and Hate Hidup Bertetangga

 

Pic by Audy Jo 


Ceritadiri.com ~ "Udah tidur belum ya, Dia?

Share:

Malas Jalan Kaki?



Ceritadiri.com ~ "Ah, malas entar capek!" jawab saya ketika diajak belanja ke minimarket  daerah perumahan, tempat tinggal di Bandung.

Share:

Bubur Oatmeal Buat Sarapan Pagi Sehat



Ceritadiri.com ~ Oatmeal alias Quaker, sudah lama makan beginian.

Share:

Pejuang Kehidupan dalam Keluarga

 





Kalau dirasa masakan hari ini perlu ditulis, saya akan masukkan ke blog khusus masak Kècap Akoe.

Share:

Tinggal Klik, Semua Informasi Terbuka, Sudah Coba?

 



Ceritadiri.com ~ Apakah, sama pikiran semua mama di dunia?

Share:

Busana Nasional Perempuan Indonesia



Pic Audy Jo Family Fashion


Ceritadiri.com - Membaca infografik yang disungguhkan salah satu media informasi, tentang busana nasional perempuan Indonesia, seperti mendapat ide untuk membuat tulisan blog hari ini.

Share:

Hari Gini Masih Mager?





Ceritadiri.com - Mengapa ada ular di taman eden?

Share:

Benarkan Posisi

 




Tidak terasa sudah melewati setengah bulan saja di bulan ini. Apakah karena banyak waktu yang dipakai di rumah saja? Jadi tanpa terasa melewati hari demi hari?

Beberapa hari ini, masih mengatur posisi duduk, tegak lurus, berbaring.

Ditemani bantalan panas yang bisa dipeluk atau disandarkan ke punggung atau perut.  Panas, jadi harus dilapisi kain lagi supaya hawa yang ada tidak terlalu panas.

Bersyukur masih bisa olah raga jalan pagi sebentar, walaupun di pertengahan kembali pulang karena panggilan alam.

Beruntung, kalau Sist masih muda dan senang berolah raga. Di umur senja pasti tidak akan ada banyak masalah.

Selamat menikmati berkat kesehatan yaa, selalu bersyukur.


Love, Audy

Share:

Ke Depan





Seperti halnya orang yang berjalan. 


Wajah atau muka harus menghadap ke depan. Enggak mungkin berjalan ke depan wajah melihat kebelakang.


Begitupun saat kita merencanakan sesuatu, semuanya untuk target ke masa depan benar?


Sudah buat Target?


Yang penting buat dahulu setelah itu banyak berdoa. Percuma buat target tetapi enggak minta bantuan sama yang punya hasil akhir.

Share:

Samar-samar Tingkatan Tetap Ada






Arogansi Tetap Ada

Enggak waktu masih jaya saja, sudah pensiun arogansi itu kadang masih terlihat.

Apakah aku juga seperti itu?

Entahlah, tergantung siapa yang melihat.

Enggak munafik sih, yang namanya tingkatan di masyarakat itu tetap ada, walaupun terlihat secara samar-samar. Kecuali memang masih dinas dalam pekerjaan.  Struktur tingkatan masih berlaku. 

Karena sudah menjadi kebiasaan yang sudah biasa. Apalagi cara penghormatan terhadap yang lebih tua. Kepala harus selalu menunduk sedikit ke bawah. Enggak bisa tengadah kalau berbicara, entar dikira mau ngajak berantem.

Kebiasaan  Baik Harus Dimulai  

Kebiasaan menghormati sudah menjadi kebiasaan yang biasa di Jepang. 

Setiap anak-anak harus berbicara dengan menundukkan kepala, sedangkan di Indonesia berjabat tangan saja sudah cukup

Ojigi merupakan salah satu budaya masyarakat Jepang untuk memberikan salam sekaligus rasa hormat kepada orang lain. 
Biasanya masyarakat Jepang melakukan Ojigi dengan cara membungkukkan badan yang menandakan rasa hormat terhadap orang lain atau lawan bicara.

Walaupun, dengan perbedaan masing-masing, tetapi dengan satu tujuan untuk menghormati orang lain.

Setiap negara memang berbeda cara memberikan rasa hormat. 

Tetapi memang tidak salah juga kita bisa memperaktekkan kesopanan dari negara lain di dalam masyarakat. 

Apalagi di masa Pandemi seperti ini, cara sopan santun ala Jepang lebih banyak dipakai. 

Yang biasanya bertemu kerabat yang lebih tua mencium tangan, sekarang dengan jarak satu meter hanya menundukkan kepala kadangkala sambil menempelkan tangan di dada.

Susah juga kalau tanpa kesadaran bersama masih tetap memeluk dan mencium, karena sudah menjadi kebiasaan bertemu antar keluarga seperti itu. 

Eits,  sebetulnya itu kebiasaan budaya barat ya cipika cipiki. Selama, yang di cipika cipiki mau menerima ga masalah. Ya iyalah ... yang muda pasti takut menolak. Jadi, yang lebih tua haruslah bijaksana juga.

Pembelajaran yang didapat setiap adat istiadat, atau kebiasaan tidak bisa semuanya diikuti. Disesuaikan seja dengan diri sendiri, dan juga lihat lingkunganapakah bisa menerima kebiasaan lain. Apalagi "rasa kebarat-baratan."





Love, Audy 


Reff

Share:

Tuaian Baik



Perempuan yang berhasil tidak dilihat dari jagonya dia berjualan atau dari berapa banyak uang yang dapat dihasilkan.

Tetapi Perempuan yang bisa disebut berhasil kala seluruh keluarganya bisa diurus dengan baik. Anak-anak berhasil di dalam perjalanan kehidupan mereka.

Tetapkan langkah untuk masa depan, mulai dari sekarang untuk tuaian nanti.

~ Audy Jo




 

Share:

Hobby Penyemangat

 




Entahlah, lagi lelah karena banyak alasan, mood kurang bersahabat. Meriang hilang timbul bikin malas juga. 

Menghentakkan kaki untuk membangkitkan semangat. Enggak bisa loyo ayooo semangat.

Sudah pasti yang terdekat mulai mengeluarkan geramannya melihat kebandelan yang terjadi, hehehe kartu kuning kemerahan.

"Ngerem mendadak" kayaknya ga bisa. Slowly,slowly.

Kemaren malam ada zoom dari Canva Affiliate, belajar buat konten masuk Pinterest. 

Hampir kelupaan, untung alarm pengingat  berbunyi. Nah, ini salah satu yang buat "kegeraman" lainnya. 

Alarm pengingat, berbunyi hampir setiap jam. Kadang yang tercinta semua pada "Mama!" Hahahaha

Ber-zoom ria dengan para Affiliate Canva asyik juga. 

Kemaren belajar cara membuat konten dan di upload ke Pinterest.

Sudah lama kenal Pinterest, tapi enggak dekat. Kalau ada perlu saja buka Pinterest. 

Mau buat konten dan perlu photo yang pas, baru cari di sana. Buanyakk banget photo cantik di sana.

Kemaren baru sedikit dapat pengertian tentang Pinterest.

Kebanyakan MedSos juga kadang mual hahaha. 

Enggak bisa semua diisi konten. 

Ya Sudahlah nikmati saja!



Love, Audy

Share:

Mawar dan Penjahat Putih.



Ceritadiri.com ~ Keributan terjadi di perkampungan Mawar. "Mawar kuning sudah melahirkan!" 

Share:

Goreng ganti Kukus, Mau?





"Minyak goreng masih langka?"

Heboh minyak goreng langka kayaknya masih jadi bahan pembicaraan dimana-mana. Masih jadi cerita bersambung kalau di rumah.

Untuk sekarang ini, bersyukur sudah bisa beli di koperasi atau di Indomaret dekat rumah. Kalau butuh beli kalau enggak, yaaa enggak usah. Mengutip kalimat, "Kok, gitu aja repot" dari Alm Gus Dur, kayaknya tepat nih kalau bahas seperti ini.

Sekilas dengar di ..., ada tokoh nasional bicara, "ibu ... ibu memang ga ada cara lain selain menggoreng? Kan bisa dikukus, direbus kalau masak!"

Karena beliau tokoh nasional, tentu ada netizen yang pro dan kontra.

Enggak nyangka juga sih ada jawaban beragam yang dilontarkan di MEDSOS. Misalnya, jawaban yang diberikan, "Kalau goreng kerupuk diganti rebus kerupuk memang bisa! Atau goreng tempe pakai rebus tempe! Kasihan dong, para penjual gorengan. Semua dagangan direbus atau dikukus semua!"

Jadi geli sendiri dalam hati, mendengar jawaban dari netizen. Ada benarnya juga. Dua-duanya benar. Memang susah kalau sudah bicara selera. Apalagi gorengan yang dimaksud, juga sebagai mata pencaharian sehari-hari.

Menebak kelangkaan minyak goreng sepertinya berhubungan dengan masa masuk di bulan puasa dan sebentar lagi lebaran. Biasanya harga melonjak tinggi.

Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata minyak goreng kemasan bermerk I di pasar tradisional seluruh Indonesia adalah Rp 20.450/kg pada 15 maret 2020 konversi ke liter minyak goreng Rp. 17.996/liter. Sekarang, setelah Harga Eceran Tertinggi (HET) diberhentikan, "para" minyak goreng naik tajam. Kemasan 1 liter rp. 23.900 dan kemasan 2 liter menjadi 47.800. Walaupun tidak sama harga diberbagai tempat.

Kalau mau memikirkan harga melonjak sepertinya dari dulu saya tidak akan membeli minyak goreng buat masak. Jadi sedikit tidak ambil pusing dengan harga yang ada. Memang tetap cari harga yang termurah, seperti diskon atau promo di setiap swalayan.

Kadang ketemu merek yang entahlah, kok tiba-tiba baru ada. Kayaknya kesempatan dalam kesempitan buka "lahan" jualan minyak goreng. Suka takut juga dengan merk yang kurang dikenal.

Pagi tadi, lagi masak tiba-tiba Ibunda nyamperin di dapur, "Dy, tahu enggak merk "ini" ternyata jelek loh! Yang bagus yang "itu", terbuat dari 'kelapa'. Jadi kalau pilih jangan yang dari 'kelapa sawit'."

"Iya betul, tapi yang dari 'kelapa' harganya dari dulu aduhai. Mau beli dulu suka pikir dua kali. Jadi ngakalinnya, minyak mahal untuk menumis saja. Kalau gorengan banyak pakai minyak sawit yang murah tapi bagus. Sampai segitunya menyiasati cara pakai minyak goreng di dalam rumah tangga.

Kalau untuk menu sih, sesuai anjuran dokter sudah harus masak rebusan atau kukusan. 

Pertama sih tidak terlalu dirisaukan. Setelah beberapa bulan dengan menu tanpa minyak goreng, akhirnya nyerah juga. Setiap makan pasti mulai datang rasa mualnya. Jadi, sedikit nakal tidak mematuhi larangan nasehat dokter.

Setiap hari menu yang dibuat harus ada menu lauknya. Seperti Ananda di rumah, setiap hari harus ada menu gorengan yang tersedia. Kalau tidak ada bikin enggak semangat mau makan.

Nasehat sih sudah disampaikan. "Kalau makan gorengan bisa nyeri tenggorokannya. Jadi detoks saja ya."

Tetap jawaban, "ga enak, Ma!"

Ya sudahlah, pakai dengan bijaksana.

Minimal tiga kali pemakaian minyak bekas, setelah itu dibuang.

Bagaimana di rumah ibu-ibu? Apa ada kiat khusus?



Love, Audy Jo

Reff:
Kompasiana
Google




Baca Juga Kompasiana


















Share:

Sini Sini Beli




Soal sadar lingkungan, enggak belanja online saja. Belanja offline, sepertinya sama juga. 

Pemakaian kantong plastik masih dilakukan.

Kadangkala sadar akan keberadaan kantong plastik.

Tetapi tempat sampah di rumah memerlukan wadah untuk mengumpulkan kotoran yang akan dibuang. 

... Nah, tentu kantong plastik bekas belanja dipakai  lagi.

Belanja membawa kantong belanja sendiri, adalah salah satu yang bisa dilakukan. 

Masalahnya kalau belanja lebih banyak dari biasanya kantong belanja yang ada, tidak bisa mengakomodasi seluruh belanjaan. 

"Benar enggak?"

Sebetulnya dengan membawa kantong belanja menjadi irit belanja hehehe. 

... Ternyata salah!

Mau belanja, ya belanja saja.

Apalagi kalau ketemu yang lagi promosi.

... Uhuuui ... borong deh!

"Ada enggak  resi belanja selain kertas?"

Rasanya belum pernah terima bukan kertas resi belanja. 

Nah, yang seperti ini, berapa banyak pohon yang sudah ditebang?

Di masa pandemi seperti sekarang ada keuntungannya sendiri.  

Belanja via online lebih disukai karena pusat perbelanjaan banyak yang tutup. 

Memerlukan barang tidak usah mengantri. Lagian kan pemerintah mengeluarkan kebijaksaan pengetatan perilaku masyarakat. 

Diharapkan, pandemi cepat berlalu


Berpikir dengan belanja online, pasti lebih irit dalam keuangan.

Ahhh, ternyata salah!

Malah lebih boros. Sedikit-sedikit belanja. 

Apalagi di rumah saja. Tampilan cantik di layar handphone tak tertahankan,  memanggil-manggil minta dibeli.

"Sini ... sini ....!"

"Sudah borong apa hari ini?"



Love, Audy

Share:

Paket, Bu!





Saling Berlomba Memberikan Penawaran Yang Menarik


Paket, Bu!

Share:

Memoar






Audy Jo 


Perjalanan hidup kadang perlu dituliskan sebagai pembelajaran bagi para pembacanya. Tidak semua sama alur hidupnya.

Share:

Bertahan Untuk Yang Gratis

 




Lelah sudah pasti dengan segala prosedurnya, tapi apa boleh buat. Hari ini membawa putri kecilku ke dokter gigi.

Pertama kali mencoba BPJS di Bandung, setelah beberapa tahun di BSD. 

Pertama kali datang dulu ke Klinik Surya Sumirat, yang ternyata dirujuk ke Faskes selanjutya,  dikarenakan tindakan yang diambil lebih rumit.

Jadilah belajar mengenal rumah sakit yang lain. Seperti sekarang ini mencoba Faskes yang lebih tinggi.


Yang biasanya kalau berbayar semua cepat penangananya, sekarang harus kesini, kesitu karena semua ada prosedurnya.

Ke bagian informasi dulu daftar, terus di fotokopi surat rujukan dari Faskes pertama Surya Sumirat. Setelah daftar di Informasi berlanjut ke bagian penerimaan pendaftaran khusus untuk diarahkan ke dokter yang dituju dan mendapatkan nomer antrian. Menunggu untuk dipanggil sesuai dengan nomor antrian.

Ternyata Dokter datang pukul 10.00 lewat, Pasien masuk satu persatu. Lamanya menunggu antrian.

Pukul 10.00 waktu makan snack, biasanya makan apel. Menunggu lagi ampun ... masuk ke waktu makan siang belum dipanggil. Akhirnya beli nasi bungkus dan bakso yang ada di seberang rumah sakit. Maoam di mobil bertiga. Susah dong makan di dalam rumah sakit. 

Sempat ketiduran karena udara dingin AC mobil yang dinyalakan setelah beberapa jam di mobil kepanasan.

Akhirnya, pukul 13.30 bersiap masuk ruangan. Psst ada cerita sedikit. Bla ...bla.. ga boleh bu upload di medsos simpan di Galeri saja. Mau tahu cerita serunya blogpri aja hehehe bahasa baru apa ini.


Akhirnya, selesai juga jadwal ke dokter gigi. Berlanjut putri kecil yang sudah tidak kecil lagi minta beli perlengkapan dalam perempuan. Keren bayar sendiri dia hahaha. Mama pura-pura enggak lihat. 

Selesai memberi sogokkan chatime, Pulang! Serunya.


Ampun! Luar biasa hari ini.



Love, Audy



Share:

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement