Menu

 

Tak Hapal Tak Kenal

 



Audy Jo


Nina merasa penampilannya hari ini sudah pantas. Tadinya dia hanya mau memakai baju kaos berkerah saja. Tetapi ketika dia bertemu dengan Ibundanya, malah teguran yang didapat. "Cobalah memperhatikan etika ketika diundang orang lain."

Nina merasa "tertampar", sakit rasanya kena omelan yang enggak berguna. Padahal hanya mau bertukar pikiran mengenai baju yang akan dipakai.

Apa karena dia sudah berumur limapuluhan? Sehingga penampilan gaya anak muda sudah tidak diperbolehkan.

Sudah dari awal tahun ada pemberitahuan mau kumpul keluarga. Sebetulnya malas karena sudah pasti ada biaya yang akan dikeluarkan. Tapi dia sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarnya. Jangan jangan semua sudah lupa dengan wajahnya. 

***

Cerita Nina hampir sama dengan cerita saya. Yang namanya perempuan sudah pasti sama. Setiap ada acara pastilah ada waktu yang banyak dipakai. Apalagi kalau soal memilih baju dan aksesoris pasti memerlukan waktu untuk mematut diri.

Pertemuan keluarga hari ini sungguh di luar dugaan. Banyak yang datang dan saya tidak kenal. 

Bersalaman tapi tidak mengerti ini keluarga dari mana? Karena memang belum ada informasi silsilah keluarga. Biasanya ketika ikut arisan kayaknya ga pernah ada. Hehehe apakah saya yang tidak memperhatikan? Entahlah. 

"Kampung Arab!" Begitu kata Ibunda ketika saya bertanya tentang keluarga yang belum saya kenal itu.

Tidak mengerti dengan silsilah yang ada. Kalau Ibunda itu keturunan ke empat dari Silsilah H Salim. berarti saya keturunan kelima. 









Sebetulnya saya paling tidak suka ... sungkan sih! Ketika ada yang menyapa tapi saya tidak tahu siapa namanya.  Takut salah arah pembicaraannya. Barangkali saya pernah bicara tentang sesuatu tiba-tiba saya harus mengulang pembicaraannya lagi.

Harus sering ngumpul nih! Tapi apa daya, semua tergantung suami, karena saya sudah masuk dengan keluarga suami, hem alasan sih ... yang utama sih dana yang harus dikeluarkan tidak bisa sesukanya saya pakai. Hem ...kalau sudah begini menyesal tidak bekerja.

Acara pertemuan keluarga cukup berhasil, walaupun masih ada kekurangannya. Contohnya level keenam, anak-anak belum kenal satu sama lain. 

Mustinya meja yang ada dibagi 3 per nama nenek. Setelah semua duduk dan diperkenalkan silsilah, bolehlah semua ditukar jadi antar keturunan 3 nenek berbaur. Biar hapal nama, perlu juga sih ada name tag. Saya termasuk yang tidak bisa hapal secepat itu nama seseorang. 

Takjub juga ketika saya sudah punya cucu keponakan. Dari anak sepupu saya, dari satu nenek.

Kalau dilihat dari silsilah saya termasuk cucu paling besar dari semua cucu Nenek Resti. Dan anak saya ketirunan keenam yang paling besar kalau dilihat dari silsilah. 

Sayang sekali semua tidak hapal dengan silsilah ini. Cukup iri dengan suku Batak. Mereka diajarkan untuk tahu silsilah keluarga. Salut! Apa ada suku lain yang masih hapal silsilah keluarga?

Bagaimana dengan Anda? Ada silsilah keluarga yang perlu dihapal?


Love Audy

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement