Bisakah?






Bisakah Mereka "Berjalan"?


Ceritadiri.com ~ Hal sepele bisa jadi besar. Kebiasaan jelek saya ... menempatkan barang kembali pada tempatnya.

Kepikiran sih, kenapa dengan diri saya hehehe. 

Saya rasa normal saja, benar kan? 

Baca juga : Parenting 

Punya barang pas diperlukan pasti ada di tempatnya. Tidak usah mencari-cari lagi. Apalagi mengeluarkan nada tinggi, bertanya orang rumah.

Tetapi sifat dalam satu keluarga tidak sama, jadi kecerewetan itu pasti ada. Barangkali ini yang disebut keluarga yaaa. Saling komunikasi!

Contoh peristiwa yang sering terjadi, pada saat menggunting kuku. Biasanya alat gunting kuku saya taruh dalam satu wadah hitam tertutup dan ditaruh dalam laci plastik hijau. Saya kumpulkan dengan beberapa obat gosok.

Baca juga : Kebiasaan Pijat dari Kecil

Sehabis pemakaian barang tidak kembali pada tempatnya. Yang seperti begini, suara mama mulai terdengar seperti "kicauan burung". Meskipun begitu semua tenang saja, karena ... mama langsung membereskan.

Contoh lain yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan. Tutup tube sabun pembersih muka, atau tutup kayu putih yang tutupnya ditekan, kadang dibiarkan terbuka.

Kalau sudah begini dipikiran saya bagaimana nanti mereka mengurus diri waktu besar dan saya sudah tiada?

Berulang kali saya terus mengajarkan apa yang harus dilakukan.  Bosan kali yaa mendengarnya. Tetapi itulah saya.

Baca juga : Mengapa Diajarkan Ketrampilan

Hal-hal kecil seperti ini barangkali yang dinamakan pekerjaan ibu rumah tangga. Belajar mendisiplinkan. 

Sambil menulis subuh ini, saya mencoba memgingat kembali perjalanan hidup saya ketika saya berumur seperti mereka. Saya rasa lebih banyak yang saya kerjakan. Sebagai anak yang paling besar dan punya adik empat orang membuat saya lebih ekstra membantu ibunda.

Saya pikir semua dari situasi yang bisa membentuk anak-anak menjadi apa adanya di kehidupan mereka. 

Baca juga : Saling Perhatian dan Memperhatikan

Pada dasarnya kedua Ananda memang lebih ekstra diperhatikan, apalagi oleh Hubby. "Anak mahal" kata orang-orang. Iya Saya dan Hubby menunggu 10 dan 15 tahun untuk mendapatkan keduanya.

Nasi sudah jadi bubur enggak bisa kembali menjadi beras. Sedikit-sedikit diarahkan menjadi lebih baik. "Kan dulu kita juga enggak begini, Ma!" jelas Hubby mengingatkan. "Pasti semua bisa menghadapi bebannya masing-masing."

Baca juga : Anak Remaja

Yang terjadi sekarang, mulai membenahi supaya anak-anak selalu dalam karakter yang baik, sopan, penuh empati. Memang tugas sebagai orang tua tidak mudah. Belajar terus!


Love, Audy

About me

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement