Menu

 

Obat Yang Diminum

 



Ceritadiri.com ~ Rasanya sih sudah lebih baik.

Obat-obatan mulai tinggal sedikit lagi. Kecemasan melihat obat kayaknya salah satu sumber stres juga, lol!

Cuma mau ngeluh aja hahaha. Beruntung cuma di sini. Enggak di mana-mana, berabe!

Sejak Ibunda sakit ... hem ... sebelumnya keponakan sakit dulu. Tapi demam aja dua hari. 

Karena sudah enggak memikirkan Covid jadi tidak waspada. Dan lagian semua sudah divaksinasi
Biasanya kalau sudah ada yang demam, sudah pasti masker selalu dipakai. Entahlah, sepertinya ga ada pikiran apa-apa. Begitu juga ketika Ibunda sakit, bolak-balik antar makanan tanpa maskeran. Ups! Bukan masker muka yaaa. Masker pelindung virus hehehe.

Lupa banget! Sudah tahu batuk pileknya wuih parah! Mengapa saya tetap tidak berpikiran harus berjaga-jaga!

Omanya anak-anak ini juga bilang, ini Hokben ada sisa buat anak-anakmu saja.
Alhasil, "Ma boleh minta Hokbennya?"
"Boleh! Kata Oma boleh dimakan!"

OMG! Kalau mau melihat lagi ke belakang, saya yang salah! Mama yang salah, tidak mengatur kehidupan keluarga dengan benar, uhuk! Yang dari pertama sangat disiplin prokes akhirnya melanggar tanpa terasa. 

Yang biasanya "tidur disamping" pun terimbas juga. Siapa suruh cium-cium! Hehehe.

Beruntung sejak BPJS lagi mandek, ada yang bayarin pergi ke RS. Pergi dengan banyak drama di belakangnya.

Enggak juga berpikir, kalau ke sini nanti begitu. Coba dengan begini, kan jadinya ga begitu! Penyesalan selalu datang terlambat. 

Pasrah saja akhirnya. Ya sudahlah! Berat kalau dipikirkan terus. Belajar melupakan, maju terus, jangan menyesal! Walaupun ada sedikit kesedihan saja di hati. Ah, hanya rahasia hatiku dengan yang di Atas saja.

Kan! Hubby juga kena deh. Mengobati sendiri, ga bener juga. Puskesmas cuma kasih obat antibiotik. Enggak seperti kami yang ke rumah sakit, semua dapat antivirus. Kok, aku rasanya nyeri di hati!

Ananda yang kecil karena di bawah 18 tahun juga tidak dapat obat antivirus. 

Rasa bersalah melihat wajah mungilnya, masih terasa sampai sekarang. Tantangan yang ada harus mengejar ketinggalan pelajarannya, yang sekarang onsite semua.

Karena pertimbangan yang membuat keputusan untuk lebih memilih kakaknya dalam pengobatan. Sedih deh di sini. Ahhh ....

Walaupun sudah lewat, dan kemaren baru ke Puskesmas, pulangnya kiriman dari hari Senin baru sampai Kamis. Bersyukur ada obat antivirus masih lengkap yang dikirim. Tuhan baik yaaa, obat mahal  dikirim untuk Hubby gratis.

Minum Antibiotik Amoxcilin kadan membuat badan lemas. Saya minum satu saja kadang ga bisa aktifitas. Apalagi suruh minum tiga kali. Akhirnya obat dari puskesmas yang antibiotik ganti dengan obat antivirus saja.

Sedikit terlambat untuk Hubby, karena rombongan pertama, saya dan Ananda akan memasuki hari ketujuh, Sabtu besok. Hari terakhir minum obat antivirus.

Coba ada keajaiban terjadi, sewaktu Hubby Swab Antigen di Puskemas kemaren Kamis.

Semangat menggenjot diri. Yang penting tidak terlambat. Walaupun tetap saja terlambat menyadari. Terlambat berpikir cepat, bertindak cepat.

Selalu sehat yaa buat pembaca Cuap-cuap Akoe, CcA!


Love, Audy


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement