Menu

 

Menyesal Dengan Tujuan Hidup?

 



Audy Jo  

Kelas dibubarkan, ya!

Kira-kira begitu penyampaian yang dapat saya tangkap di grup para CEO.


    Karena kurangnya peminat dan tidak lebih dari sepuluh orang perbulan. Dirasa oleh owner kurang significant untuk pendapatan.

    Merubah Fokus Tujuan Hidup

    Sedih dan senang kalau mau dibilang. Tujuan hidup yang tadinya berfokus dengan perempuan belajar dengan cara penjualan kelas di grup sekarang berubah arah. Iya, untuk saya lebih mudah menyebarkan di satu grup daripada di berbagai tempat lain.

    Senangnya pasaran memang lebih luas dan tidak banyak potongan dari harga jual kelas.

    Kalau sudah dibubarkan tidak bisa lagi untuk menjual di grup. Karena menyalahi aturan yang ada. 

    Apalagi ada pelajaran yang sama dijual. Jadi harus pintar juga mencari peluang lain.

    Memang sih tidak semua dibubarkan, ada kelas lain yang diperbolehkan. Jadi berubah menjadi Bengkel Blog untuk para blogger di grup Blog yang perlu diperbaiki. 

    Kalau dilihat dari pergerakkan lebih sulit ternyata. 

    Para blogger sudah mager dengan masing-masing blognya. 

    Dirasa tidak perlu ada perubahan yang diperlukan untuk blog mereka. 

    Kalau dari sisi keuangan, diartikan merubah blog di bengkel bukan sesuatu yang urgent banget. Bukan tujuan hidup, toh hanya tempat penulisan yang jarang juga mereka pakai.

    Dukungan Suami Untuk Tujuan Hidup

    "Ya sudah enggak apa-apa," kata hubby. Ketika saya memberitahukan kabar itu. "Coba cari tempat lain." 

    O, iya. Saya rasa teman gereja bisa diajak. Biasanya saya tidak pernah mengajak karena grup perempuan belajar tempat saya bernaung memang mayoritas perempuan muslim.

    Saya tidak pernah berpikir macam-macam. Kan sama-sama perempuan, tinggal di Indonesia. Semua berpikir maju dan tidak ada menyinggung soal agama, toleransi kuat. Itu menurut pendapat saya dan sudah saya alami. Entah kalau dari pihak yang lain.

    Tujuan hidup saya hanya ingin mengajar apa yang saya dapatkan hanya agar para perempuan lain menjadi pintar.

    Kenapa para perempuan harus pintar? 

    Siapa yang memimpin negara ini? Apakah mereka lahir dari rahim ayah? Tentu tidak! Nah, mengertikan maksud saya. 

    Tidak mudah juga sih menawarkan beberapa ilmu yang sudah saya pelajari. 

    Barangkali bukan kebutuhan utama untuk para perempuan belajar. Iya sih kebutuhan utama tentulah untuk mengisi perut. 

    Terus kalau saya bagaimana? Sudah mencoba sepatu kehidupan saya? Lol.

    Tujuan Hidup Yang Baru 

    Membuat tujuan hidup baru, dengan merubah arah tujuan. Mulai dengan merubah iklan flyer, materi kelas, tempat jualan.

    Beruntung dari awal mempunyai channel tempat mengumpulkan para perempuan.

    Mudah mengumpulkannya? Aaah! Kalaulah pada tahu.

    Rasanya ingin menangis. Mulai dari nol untuk memulai. Suami saya saksinya.

    Kadang hubby menyuruh untuk berhenti, "Apa sih yang dikejar? Capek nanti!"

    Tetapi saya tetap semangat melakukannya. Terus saja sampai sekarang. 

    Saya memacu diri untuk memberikan ilmu untuk para perempuan belajar lebih giat.

    Ada sih kadang timbul rasa sedih. Apalagi kalau di dalam grup yang berisi ratusan orang tidak ada yang membaca ataupun membalas. 

    Pernah duduk depan tembok dan berbicara dengan tembok?

    Barangkali ini hukum karma begitu? 

    Semoga teman perempuan belajar tidak dapat karma yang sama, ya. Deg loh di "sini".

    'nd

    Tujuan hidup baru yang sudah ditetapkan semoga bisa berhasil, menjadikan para perempuan belajar lebih pintar lagi. Karena para perempuan belajar adalah garda terdepan di negara ini.

    Love, Audy


    Share:

    0 Comments:

    Posting Komentar




    AJPena Online Class

    Cerita Lain di Blog

    Buletin My World

    Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

    Ebook Audy Jo







    Klik Gambar Buku untuk Beli
    Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

    Advertisement