Gangguan

 




Ketakutan Setiap Jalan Pagi


Ceritadiri.com ~ Hari ini mau jalan, Mi? Seperti biasa setelah sarapan pagi, biasanya ngajak ibunda jalan. 



    Rute Jalan Berbeda

    Biasanya setelah pindah dari BSD saya dan suami jalan pagi sekalian belanja sayur. Karena Hubby sudah kerja lagi di luar, jadi sekarang sama ibunda.

    Biasanya sebelum saya pindah, ibunda suka jalan sendiri. Dan rute jalannya sudah lebih menanjak. Berbeda dengan saya, yang baru mengulang kembali rute ini. 

    Sekarang sih masih rute yang standar dulu. Jadi masih melewati rute jalan rata dan sedikit tanjakan.

    Rute yang dilalui beberapa minggu ini untuk pemula lumayan juga karena berat nafasnya. Apalagi dengan memakai masker penutup hidung susah. Beruntung sekarang tidak terlalu ketat.



    Jadi setiap tanjakan saya buka masker untuk bernafas lebih lega.



    Semoga rute standar bisa ditingkatkan menjadi lebih berat.


    Pengganggu di Jalan

    Mau lewat mana nih. Seperti biasa sebelum jalan, ibunda suka tanya rute yang mau dilewati.

    Biasa ajalah! Yang biasa melewati jalanan rata dulu, di Jalan Ligar Agung. Setelah itu lewat Jalan Ligar Resik memutar lewat Jalan Ligar Mayang belanja.

    Beruntung hari ini enggak ada gangguan di jalan seperti beberapa hari yang lalu.

    Ada dua rumah, anjingnya galak!

    Rumah pertama anjingnya dua, warna coklat dan hitam, besar badannya. Saya enggak tahu namanya, parasnya mirip rottweiler. Cie kayak tahu aja.

    Setiap saya dan Ibunda jalan pasti sedang diikat di tiang. Apa jam saya jalan, pas samaan kedua anjing dikeluarkan dari kandang yaa?

    Pas kejadian, anjing itu melompat sambil mengonggong. Bikin takut karena rantainya itu kecil banget. Langsung deh kebayang dulu pernah dikejar anjing tetangga. Pas mau bertamu hehehe.

    Takut!

    Beruntung anjing di rumah pertama, aman masih dalam kandang.

    Sedangkan yang di rumah kedua, kami tidak mau ambil resiko. Susah kalau mau menghindar enggak ada belokkan jalan lain.



    Jadi, ambil aman saja melewati jalan lain.


    Punya Peliharaan Tapi Tetap Takut

    Dari kecil Alm. Ayahanda suka pelihara binatang. Ada ayam, burung, ikan, anjing.

    Masalahnya bagian kasih makan itu Ibunda. Sooo ... sekarang cucu mau punya peliharaan susah. Karena pasti nanti bagian omanya yang kasih makan hahaha. Karena beliau yang banyak di rumah.

    Sudah lewat sih, bagian saya. Kalau kemaren  lalu anak-anak mau punya kelinci. Sekarang sudah enggak ada lagi. Beranak terus repot deh!
    Yang ada sekarang malah pelihara kucing. Bukan saya sih, tetapi keponakkan saya.

    Flasback dikit. Waktu saya SMA, Alm. Ayahanda pelihara anjing Herder. 

    Punya Anjing Herder enggak galak, cuma kalau pulang sekolah enggak  tahan dia suka lari menghampiri saya dan adik-adik yang mau masuk pagar rumah. Langsung loncat  ke badan kayak mau peluk. 

    Kalau dilihat ngeri seperti mau gigit saja. Tetapi ya memang gitu sifatnya. Herder itu masih anak-anak, tetapi badannya besar. Haiya ... badan saya dan badan Herder itu ya kalah besarnya.


    Ketakutan Karena Anjing

    Ah, lanjut ...  rumah kedua pas turunan Jalan. 

    Bagaimana kita mau lurus atau belok? Gitu deh pertanyaan sama setiap pertigaan. 

    Karena kalau lurus berarti melewati rumah yang di ujung jalan dan jalannya turun tajam.

    Ada dua anjing Herder. Dilepas saja enggak ada yang jaga. Pagar terbuka. 

    Memang sih, saya lihat banyak tukang yang sepertinya lagi beberes rumah. Jadi lebih mudah bawa barang keluar masuk dengan pagar yang terbuka.

    Entahlah apa ada sekatnya yang menghalangi antara kandang anjing itu dengan pagar luar rumah. Saya rasa, tidak terlihat. 

    Repot kalau memang anjing itu masih di luaran, enggak diikat. 

    Kayak kejadian itu, saya sampai menyeret tangan Ibunda tanpa sadar. Takut kedua anjing itu keluar dari pagar rumah yang terbuka lebar.

    Ibunda juga merasa takut kalau kedua Herder itu keluar pagar.

    Kenapa sih sama anjing orang takut sedangkan anjing sendiri enggak hahaha.


    'nd

    Setiap pagi kalau mau jalan malah jadi ketakutan sendiri. 

    Saya bawa kayu ya? Begitu tanya saya kepada ibunda. Buat jaga-jaga kalau ada anjing.

    Sampai segitunya persiapan saya kalau mau jalan pagi.

    Tetapi kata ibunda, enggak usah, kita mutar saja jalan lain.



    Jadinya begitu deh! Lebih memutar sedikit, tetapi hati tentram. 

    Berangkat tanpa tongkat pulang bawa tongkat. Masih sempat hari ini belanja sapu. LOL!




    Love, Audy


    Share:

    0 Comments:

    Posting Komentar

    AJPena Online Class

    Buletin My World

    Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

    Ebook Audy Jo







    Klik Gambar Buku untuk Beli
    Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

    Advertisement