Menu

 

Sarapan Pagi Bersama Keluarga




Ceritadiri.com ~ Tertidur tanpa terasa. Tadinya hanya mau meluruskan kaki, sambil melihat hubby utak-atik laptop, karena pekerjaan yang kemaren sepertinya tidak tertutup dengan tepat.

Sambil menunggu, menonton channel kesukaan HGTV seperti biasa merenovasi rumah. Kadang suka berangan-angan mau punya rumah yang sedang dibongkar. Kata Ibunda jangan suka nonton entar kepengin terus, lol.

"Makan siang, Ma?" tanya hubby membangunkan saya dari tidur.
Wah ketiduran
"Rasanya badan tidak mau nurut nih!" 
"Capai itu, Ma," jawab hubby.

Komunikasi Yang Berbeda

Hari ini cukup lelah, mengajak kedua remaja berolah raga, dengan iming-iming makan bubur ayam. Sudah lama kami tidak keluar rumah. Sebelum anak-anak setuju dengan ajakan pagi ini, sedikit kelucuan terjadi di dalam keluarga. Rasanya ada tamparan kecil di pipi saya. Elusan deh, hehehe. Kalau tamparan rasanya sakit banget.

Ceritanya malam kemaren, sambil makan malam saya mengajak anak-anak untuk berolah raga. Seperti biasa ucapan yang saya lontarkan rasanya biasa saja.

"Besok kita olah raga, yaaa!?" ajak saya. Jawabannya pun beragam.

"Mau istirahat di rumah saja, Ma!"

"Cape ah, Ma!"

Mendengar jawaban itu, saya sedikit kecewa. Sulit sekarang mengajak kedua anak remaja saya keluar berolah raga.

Keheningan pun terjadi. 

Tidak berapa lama kemudian terdengar hubby berbicara kepada kedua anak remaja.

"Besok mau makan bubur ayam?"

"Dimana, Pa?" serentak kedua remaja bertanya kepada hubby

"Di atas, di rumah yang di atas sana!" sambil tangannya menunjuk arah perumahan yang ada di daerah kami.




"Jam berapa mau berangkat, Pa?" tanya ananda yang besar.

"Yaaa, pukul 9 saja. Jangan kesiangan nanti kepanasan." ucap papanya anak-anak

Saya mendengar pembicaraan ananda dengan papanya jadi tertegun. Ternyata cara komunikasi yang dilakukan hubby memang berbeda, dan kedua ananda memberikan jawaban yang positif. 




Sedikit kecewa sih. Tetapi hal ini menjadi pelajaran lain untuk saya sebagai mama dari kedua remaja. 

Kadang setiap komunikasi yang terjadi tanpa pikir panjang saya lakukan. Masih menganggap mereka bayi saya, yang bisa saya perintah. Heeem!

D Day

Pagi hari ini, benar saja, kedua anak remaja bangun sebelum pukul 9 pagi, kecuali ananda yang besar, musti dibangunkan beberapa kali. 

Sesuai jadwal kami sekeluarga berjalan ke arah perumahan yang terletak di atas. Oh, iya perumahan yang kami tinggali saat ini terletak di Bukit Ligar, dari namanya saja sudah pasti semua rumah berada di bukit, lol.

Mematut diri sebelum berangkat seperti biasa, dengan pernak-pernik yang harus dipakai atau dibawa. 
Kerepotan sebelum berangkat, padahal hanya beberpa meter jarak dari tempat tujuan.

Camilan di Rumah Bata 

Perlahan berjalan menanjak ke tempat yang ingin kami tuju. Sedikit terlupakan nama tempatnya, karena hanya satu kali mampir. Walaupun sudah  pernah saya review di facebook.

Pic. Audy Jo 

Pic. Audy Jo 


Jarang ada tempat untuk menikmati camilan menghadap atas Bukit Dago dan pemandangan kota Bandung. Walaupun tidak semua bisa terlihat, tetapi cukuplah pemandangan yang lain dari biasanya kami lihat.

Beruntung tempat sarapan pagi ini buka. Sebelumnya memang hubby sambil belanja mampir kesini tadi pagi mencari info. Kalau tutupkan repot sudah jauh-jauh nanjak ke perumahan di atas ini.

Rumah Bata yang terletak di jalan Ligar Raya 84 ini, tidak seperti restoran atau tempat makan yang biasa ada. 

Kenapa dibilang Rumah Bata? Karena rumah ini memiliki karakter bata merah yang di-expose, sehingga seperti  bangunan yang belum selesai.

Beberapa meja kayu dan bangku tersedia. Cukup sejuk di bawah naungan pohon nangka dan pohon jati. Rasanya seperti sedang makan dimana gitu. Hehehe maksudnya keluar dari kebiasaan berkurung di kamar saja.  Tempat ini juga dekat dengan sekolah international Cendekia Leadership School.

"Bagaimana masih kuat, Mama?" tanya hubby dan anak-anak. Mereka tahu kebiasaan saya kalau sudah jalan menajak rasanya musti bernafas lebar hahaha, mulut hidung harus terbuka semua menghirup udara yang banyak.




"Sedikit mules nih, belum ke kamar mandi!" Kebiasaan kalau masuk angin, larinya ke mules.
"Duh! Si Mama!" Semua serentak berseru.

Duh, kamar mandinya bersih enggak ya? Kebiasaan kalau di tempat lain saya harus lihat kamar mandinya dulu, bersih atau tidak. 

Dengan berat hati akhirnya menuju toilet juga di bawah bangunan utama.  Menurunin tangga yang berupa tapakkan semen, karena memanfaatkan kontur tanah yang berbeda.

Ternyata yang dipikirkan tidak sama, kamar mandi kecil bersih, dingin lagi. Iyalah kalau dibuat di bawah kontur tanah. Hem, boleh juga fasilitasnya.

Aduh dasar ini perut tidak bersahabat. Seperti anjing saja kalau melewati daerah baru harus kencing dulu, untuk cup daerah kekuasaannya, lol

Makanan yang disajikan enak dan harganya sangat terjangkau. Walaupun di rumah tetapi penyajiannya cukup serius.





Anak-anak yang biasanya sedikit sulit untuk menerima makan di luar kebiasaan, hari ini banyak memuji rasa makanannya. 





Karena masih pukul 9 pagi, tentu kami tidak bisa makan yang "berat". Selang waktu antara ke makan siang, saya sebut makan camilan pukul 10.

Pic by Gyle


Jadilah yang dipesan bubur ayam, baso tahu. Mau dimsum sayang sekali hari ini tidak ada.
 

Sambil melirik yang lagi digoreng saya menyempatkan bertanya kepada owner-nya apa bisa saya foto brosurnya untuk bahan tulisan saya. Beliau mempersilahkan, dan memberikan alamat medsos intagramnya
Duh! Itu ayam kremes bikin liur meleleh.

Sambil menunggu makanan yang sedang dipersiapkan ada anak tangga yang menarik perhatian saya. Seperti biasa tidak lupa telepon genggam selalu siap untuk foto cantik di sekitar.

Ternyata anak tangga menuju area terbuka yang saya asumsikan, pemilik rumah memang sengaja membuat ruangan pengunjung mengambil foto pemandangan di sini. 







Wah, cukup beruntung bisa berfoto disini. Duh! Panas terik hari ini, padahal baru pukul 10. Apa siang mau hujan?

'nd

Setelah cukup kenyang dengan baso tahu dan bubur ayam kami berjalan pulang  menuju rumah dengan berjalan kaki. 
Rasanya jalanan yang dilalui sekarang tidak terlalu berat dibandingkan ketika datang ke sini dengan menanjak.






Tentu saja kalau datang menanjak, kalau pulang menurun, hehehe.

Menyenangkan hari ini bisa berolah raga bersama anak-anak.

Semoga tulisan hari ini bermanfaat ya, yang tinggal di Bandung bisa main ke Bukit Ligar, dan mampir ke Rumah Bata, dijamin enak makananya. 




Yang pasti kepengen lama saja duduk disini, adem. Yang mau sholat juga tinggal nyebrang ke depan Rumah Bata.

Yuuk mampir lagi kesini! Rasanya mau coba menu ayam kremes, yuuum!


Love, Audy

Reff:
Google

Dokumentasi:
Audy Jo
Gyle
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement