Mendadak Mau Potong Rambut


 

Ceritadiri.com ~ Setelah beberapa hari seperti naik roller coaster, sekarang masuk masa tenang. 

Air sejuk mengalir dari pegunungan, ciee iyaooo ... mulai mau buat pantun berirama. Padahal saya tidak bisa nulis pantun, hahaha.

Serukan dengan pembukaan kalimat yang lebay? Maksudnya lagi sekalian dipikirkan, kalimat apa yang mau diutarakan. Para blogger pasti tahu apa yang saya maksud, lol.

Keinginan yang Muncul

Memang paling asyik kalau melanggar aturan. Soal sanksi urusan belakang. 
Seperti halnya dilarang makan yang pedas, kadang lidah suka pengen cicip sedikit rasa pedasnya.

Hari ini ananda masih belum bersekolah. Setelah jumat malam masuk UGD. Hari ini masih kurang fit. Biasa ..., kemaren ditawarin oma Kimchi. Dilarang, bilangnya, "cuma dikit ... cicip ..., Ma!"

Tiba-tiba muncul di dapur, sewaktu saya sedang masak.


Baca juga : Acuh tak Acuh


"Mau potong rambut, Ma! Ayooo, pengin sekarang!"

Lah, kenapa ini, kok tumben mau secepat itu! Enggak ada ceritanya, tiba-tiba mau potong rambut pendek. Biasanya dibujuk potong rambut enggak pernah mau.

"O ... ok! Tunggu Mommy pulang kerja ya?" 

"Iya, Ma."

Tukang potong rambut keluarga belum pulang dari tempat kerja. Yang dimaksud di sini, adik saya yang perempuan memang suka motongin rambut. 

Anak-anak biasanya panggil beliau, Mommy. Sedangkan Almarhum suaminya dipanggil Daddy. 

Kami satu rumah, tinggal dengan omanya anak-anak. Dari kecil sama-sama mengasuh anak dan keponakan. Kecuali kemudian saya pindah ke Bsd selama 12 tahun dan sekarang kembali lagi ke Bandung.

Syukurlah, hari ini pulangnya cepat dari kantor. Sedikit keletihan sih lihatnya hehehe. Tetapi ananda sudah kebelet pengin rambutnya dipotong. Jadi Mamanya ini maju minta tolong. Mau juga potongin rambut ananda. 

"Nah, gitu dong rambutnya dipotong pendek biar fresh."




"Jadi lebih segar, De, ucap saya enggak apa nanti rambutnya panjang lagi."
"Iya, Ma."

Ternyata, Alasannya Begini!

"Teman ade dipotong juga, Ma."
Oooh, ternyata begitu ceritanya. Jadi bersama temannya janjian potong rambut. Pantesaaan, mau dipotong rambutnya. Dan waktunya diburu-buru seperti saling berlomba siapa yang duluan atau tercepat potong rambutnya.

Geli sendiri sebagai mama melihat ananda cantik yang lagi saingan sama temannya.

Terdengar tertawa riang di kamarnya. Sepertinya lagi saling bersaing siapa yang paling pendek potongan rambutnya.

'nd

Kadang mengambil keputusan dipengaruhi orang di sekeliling. Bukan dari keluarga inti. Biasanya dari teman dekat, rasanya suara lebih didengar daripada mamanya. 

Sebagai mama rasanya sudah beberapa kali membujuk agar rambutnya mau dipotong, tetapi tetap ada penolakkan.

Semua harus dari dalam diri sendiri untuk mengambil keputusan. Jadi kalaupun salah mengambil "langkah", tidak ada orang lain yang perlu dipersalahkan.


Love, Audy


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement