Menu

 

Kado Natal Dapat Apa?






Audy Jo

Natal identik dengan kado!

Itu sih waktu anak-anak masih kecil. Banyak kado yang ditaruh di bawah pohon Natal. 

Bayangkan saja punya Adik ada 4 dan setiap tahun menyiapkan kado untuk anak keponakan. 

Misalnya satu keluarga anaknya 2, jadi kado yang disediakan oleh satu Uncle atau Auntie ada 2. Kalau ada 4 Auntie atau Uncle. Jadi dapat 8 ya buat 1 keluarga yang anaknya 2. 

Eh ... hitungannya pas enggak ini ... hehehehe.

Dengan kado ditutup kertas yang cantik, diberi nama tertuju. 

Kadang tangan-tangan kecil sudah enggak sabar mau membuka bungkus kado. Mereka harus menunggu pergantian waktu, tepat pukul 12 malam dan masuk ke waktu esok hari tanggal 25 nya.

Semua berkumpul di dekat pohon Natal untuk melakukan tradisi tukar kado.

Ada rasa senang banget! Itu cerita dulu baget ... banget! Ketika keuangan masih memungkinkan dan anak-anak masih kecil. 

Sekarang kebiasaan beli kado diganti menjadi transfer uang saja ke rekening masing-masing.

Yang minta kado kadang lebih galak dibandingkan tukang tagih hehehe. Belum dikasih sudah menyampaikan rekening masing-masing di grup keluarga. "Hayoo ditunggu kadonya, ini nomer rekeningnya ....

Masing-masing keponakkan memberikan nomer rekening, yang mana suka ditransfer oleh para tante atau omnya.

Pohon Natal hanya teronggok saja, yang biasanya menjadi tempat tumpukkan kado sekarang menjadi saksi bisu, kalau sekarang adalah Natal tanpa bungkusan.

Entahlah kalau di tempat lain. Kalau di keluarga besar saya keadaannya seperti itu. 

Semua juga belajar sesuatu yang baru dan mau menerima perbedaan yang sudah mulai berjalan. 

Sayangmya sudah berapa tahun saya tidak memberikan kado natal. Ah ... tidak ada bujet pengeluaran untuk kado Natal. 

Ananda berdua mendapat kado Natal kiriman transfer uang. Lumayan juga pendapatan mereka hehehe. 

"Mama papa kasih kado apa begitu Ananda bertanya." 

"Doa aja ya buat berdua," begitu saya jawab. Miris juga sih. Tetapi yah harus menerima keadaan sekarang. Papanya juga sudah pensiun tidak seperti dulu lagi yang bisa memberikan barang mahal. 

Beruntung anak-anak tidak pernah menuntut, semua mengerti dan tidak pernah mengejar apa yang mereka inginkan. 

Hubby hanya memberikan nasehat dan dorongan, "kalau mau sesuatu itu penting banget atau cuma ingin doang! Kalau memang ingin ... coba nabung, atau cari kerja buat beli yang diinginkan. Hayo semua pasti bisa!"

Kalau para pembaca bagaimana merayakan Natal? Apa ada siasat yang dipakai untuk mengakali kebutuhan untuk memberi kado Natal?

Selamat Hari Natal untuk yang merayakan!

Yuk joint untuk cerita lainnya ceritadiri.com


Love, Audy

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement