Menu

 

Natal Keluarga 2023

 





"Sudah pasang pohon Natal?"
"Belum!"
"Kenapa?"

Tanya jawab terjadi ketika adik yang biasanya rajin pasang pohon Natal tiba tiba menanyakan. 

Kebetulan beliau sekarang kerja di Jakarta, jadi yang pegang bagian dekorasi Natal sekarang mau enggak mau harus saya yang bikin ... malas ... saya malas.

Jadinya seperti sekarang ini tidak terlalu banyak pernak-pernik yang dipakai di ruangan. Kalau sudah dipasang, terus semua pergi, yang bagian beberes siapa? Ya saya lagi hehehe ... Hubby ... maksudnya.

Baca juga : Lasagna Gyle 

Sederhana saja deh .... ga usah terlalu bagaimana ... ramai begitu!

Beruntung kue Natal datang tanpa harus beli, alias adik bawa dari Jakarta. Dan ada juga yang khusus dibawa dari Perancis ... cie ... walaupun saya belum makan. Dan beruntung lagi dapat dua toples mini dari Pak Gembala dan Ibu yang dibagikan untuk para pengerja gereja. Sampai sekarang juga masih bertahan ... belum habis maksudnya hahaha ....




Berusaha mengurangi tepung ... ceritanya .... ketika saya ditanya kenapa enggak makan kue-kue.

Natal tahun ini banyak berbaringnya, saya tertular batuk pilek dari Hubby, begitupula dengan Ananda yang besar. Duh ...enggak enak kalau sakit!

Baca juga : Natal Wanita

Menjelang malam Natal sebetulnya sudah demam tinggi. Sebetulnya kalau mau, bisa minta istirahat ... jadi tidak usah tugas sore di gereja ... cuma kok suka enggak nyaman, ketika dapat tugas dari pemimpin di gereja. Apalagi Hubby juga kurang fit, kalau sendiri suka enggak semangat kalau belahan hatinya enggak ada ... cie ... cie ....

Ada tambahan tugas untuk membagikan makanan dan minuman untuk jemaat. 



Sebetulnya sudah dipersiapkan, kalau malam Natal pengin pakai baju terusan. Apalagi baju nuansa hijau merah ada di lemari, sudah lama enggak dipakai. Apalagi saya rasa perut gendut sudah kempes sedikit hehehe ... jadi sedikit muat. Dan yang dibutuhkan saya dapat pinjam ... yang nanti kemudian saya rayu menjadi milik saya ...hahaha. .. dasar kesempatan dalam kesempitan. Mumpung ada di depan mata, segala upaya saya lakukan untuk meminta stocking adik saya hahaha. 




Beliau orangnya "mobile", dan gampang kalau mau beli, lagian dia punya pemasukan sendiri. Sedangkan saya yang hanya bergantung dari gaji Hubby cukup tahu diri untuk membeli kesenangan pribadi saya ... uhuk! 

Kirain Buku ada yang laku bulan ini ... sehingga saya bisa beli keperluan saya ... ternyata ...bulan ini belum ada pemasukkan untuk saya.

Yah ...sudahlah ... apa yang ada di depan mata saja yang dikelola.


Akhirnya ... jadi juga bernatalan dengan baju yang sudah dipersiapkan. Yang tidak dipersiapkan itu baju hangat untuk di dalam gereja. Sudah tahu badan lagi demam ... tetapi tetap saja gayanya keren ... enggak mau bawa baju hangat ... alhasil ... masih beruntung Ananda yang kecil memakai jaket almamaternya untuk saya pakai. Brrr ... dingin.







Kalau mau dilihat kembali peristiwa ini ... mustinya saya enggak usah pergi ... diam di rumah. 







Suhu tubuh demam lebih dari 37, saya rasa. 

Yang bikin sedih pas Natalan begini dispenser tiba-tiba ngadatnya berkepanjangan. Enggak mau bener aja. Padalah sebelumnya masih bisa dirayu untuk dipakai sedikit demi sedikit hahaha. Capek dia ... "aku mau natalan juga!"  kata si dispenser kalau dia bisa ngomong! Hehehe ....

***

"Mimpin pujian ya!" kata Hubby mengingatkan saya kalau nanti malam ada kebaktian dengan liturgi dari gereja Ibunda GPIB Maranatha. 

Sebetulnya sedikt penolakkan saya sampaikan dengan alasan, tenggorokkan saya sakit ... memang benar kondisi saya pada saat itu demam tinggi, lemas, meriang pokoknya engga semangat deh mengiringi kebaktian. Tetapi entah kenapa Tuhan mampukan ... badan tiba-tiba menjadi lebih sehat ... dan saya bisa mulai mengadakan ibadah dengan iringan gitar Hubby. Puji Tuhan selesai juga ... saya bisa melakukannya.


Jam sudah mulai memperlihatkan waktu harusnya kami semua sudah tidur dipembaringan tetapi saat ini masih menyantap hidangan.

Wuaduh ... hayo ... tidur ...rasanya enggak tahan harus tidur ... di dini hari. Tetapi ...  eiaaya ... lapar mata dan lapar perut itu berbeda. 

Sedikit aja ... secuil kayaknya cukup!

Bisikan dalam benak saya mengajak mencicipi makanan yang ada di depan mata. Maunya bertahan karena sudah bukan jamnya makan. 




Akhirnya satu tangkup makaroni panggang, masakan saya sendiri dan beberapa kue saya makan. Begitulah ... akhirnya pertahanan yang tidak tertahan pun jebol!

Setelah makan kenapa merasa bersalah ya? Ada yang pernah mengalami seperti saya? 

Ada kalimat yang saya anggap benar hehehe maksudnya tidak menyalahkan saya, "Hanya satu kali dalam setahun kok! Tidak setiap hari!"
Tetap saja kalimat apapun yang menggoda tetap saja makan tengah malam salah!



Love, Audy 

Selamat Natal 2023!

Teruntuk Anak-anakku yang tercinta Attila Timothy Nataprawira, Timmy dan Abigail Thalia Nataprawira, Abel

"Damai Sukacita Natal selalu Melindungimu" 




Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement