Menu

 

Piknik?

 




Ekskursi, Momen yang 

Tak Terlupakan


Ceritadiri.com ~ "Kenapa enggak coba naik angkot, Ka? 'Kan tinggal duduk enak. Sampai daerah dekat rumah. Enggak kehujanan lagi!"



    Kayaknya nasehat saya panjang banget setelah mendengar cerita Ananda yang besar.

    Enggak apa juga sih, dia punya momen sendiri. Seharian kemaren kehujanan.


    Ekskursi, Darmawisata Kampus

    Ekskursi, piknik atau darmawisata, suruh lihat Mesjid Raya Al Jabbar. Ampun kalau lihat di peta jauh banget tempatnya. Rasanya kalau saya mau ke Cirebon via jalan tol, melewati mesjid yang megah ini.


    Dokumentasi Foto Mesjid

    Sambil intip yuk! Beberapa foto yang diambil oleh Ananda.








    Baca juga : Perenting








    Sampai terwow wow deh, baca informasi tentang mesjid yang sedang dibangun ini.


    Momen Di Tempat Jauh

    Di daerah Gedebage, lumayan jauh. Karena belum pernah main ke daerah sini, Hubby jadinya ambil keputusan mau antar. Lebih kurang 44 menit.

    Kebiasaan kami sekeluarga, ngobrol di grup whatsapp, berempat saja. Jadi perkembangan Ananda yang jauh, bisa dipantau.

    Mulai deh si Kakak cerita, baru sampai ada yang ngajak salaman. Katanya orang itu duduk di depan proyek. Menyalam semua anak mahasiswa yang baru datang. Sesudah itu dia mulai berani minta makanan yang dibawa anak mahasiswa. Wah!




    "Bawa sanitizer enggak, Ka!" 

    "Enggak, Ma. Lupa! Mustinya bawa ya?!"

    "Cari toilet, cuci tangan cepat!" Ketakutan saya mulai muncul.

    Sambil tetap memantau, Ananda.

    Akhirnya, sampai juga di rumah dengan baju yang lumayan sudah kering di badan. 

    "Udah cuci kaki sama tangan juga, Ma," Ananda menjelaskan, ketika saya suruh mandi. Kayaknya sudah enggak tahan pengen cerita petualangannya.

    "Seru deh, Ma!"



    Sedih juga sih, dengar caranya dia pulang.

    "Tadi udah tanya temen, kan bawa mobil, mau nebeng, nanti turun dimana aja. Entar tanya papanya dulu, katanya. Eh, Kaka cari enggak ada kayaknya ditinggal. Tadi sih mau anterin papanya dulu."

    Kalau denger cerita gini, apa yang saya tangkap apa benar? Ditinggal?

    "Yah, sudah enggak apa-apa."


    Untung Enggak Bawa Uang Tunai

    "Terus dari karyawisata kemana lagi?"

    "Kakak kira langsung pulang, biar nebeng sampai mana. Eh teman-teman mau beli baju jadi  mampir dulu ke pasar. Pasar Cimol Gedebage. Wah pada belanja, Ma! Mereka cari baju. Kakak perlu enggak ya, Ma?"

    "Boleh beli hoody biar bisa gantian pakainya sama yang hitam." Baju hoody punya cuma satu kesayangan warna hitam. 

    "Wah harus tunai, Ma! Ga ada uangnya."

    "Ya sudahlah."


    Beberapa contoh jaket di foto untuk perbandingan 





    "Bukannya bekas seperti yang Korean, Kak? Kalau gitu murah ya?"
    "Kelihatannya sih baru, Ma. Harganya Rp. 80 ribuan."

    Kok saya duga barang Kokorean deh. Memang bagus, karena saya juga suka beli. Tetapi enggak ke pasar ada teman Ibunda yang suka datang ke rumah nawarin barang. Lumayan masih bagus.

    "Enggak jadi beli. Tapi teman masih belanja, Ma!" seru Ananda menyambung ceritanya.

    "Syukurlah enggak jadi beli, Ka. Takutnya yang bekas. Musti pintar milihnya," lanjut saya.

    Kesal Karena Apa?

    "Habis belanja kita janjian sama teman di MC D, buat ambil helm. Tadi dua temennya ada urusan dulu ke kampus, jadi dipakai untuk teman yang lain. Pas keluar pasar hujan, Ma. Becek. Nawarin jas hujan ke temen ga mau. Kakak mau pake juga enggak enak, mereka buru-buru, bilangnya enggak apa main hujan."




    Seru juga membayangkan cerita Ananda. Cuma yaaa kalau suruh main hujan kayaknya saya berkeberatan sebagai mamanya.

    "Perjalanan ke Mc. D juga seru, Ma. Teman jadinya kesal. Enggak tahu apa karena kesasar atau kecipratan air dari mobil di seberang jalan.  Jadinya di Mc D. Bawaannya kesal aja."

    "Bukan karena Kakak?"
    "Kayaknya enggak. Mudah-mudahan enggak, Ma."

    Berharap bukan karena Ananda yang ikut nebeng. 

    "Terus ceritanya gimana, Kak?"

    "Ya gitu ketemuan di Mc D, terus pesan OjOl. Dikasih yang murah pakai aplikasi temen."

    "Syukurlah, dapat yang murah. Padahal daripada muter-muter, duduk manis aja di angkot, sudah sampai di rumah dari tadi."
    "Iya, ya, Ma. Cuma enggak tahu jurusannya kemana. Tadi sih lihat yang Ps. Caringin-Dago."

    "Nah, tuh! Bisa ikut ke arah tengah kota. Berani bertanya biar enggak salah jalan. Yang penting hapalin daerah rumah." 
    Mulai deh, saya menjelaskan beberapa daerah yang perlu Ananda ingat, kalau lain kali pergi dan ketemu angkot jurusan ke arah rumah.

    'nd

    Memang enggak mudah, mengajarkan hal yang baru untuk anak-anak. Apalagi mereka dari kecil tahunya.naik mobil, duduk manis.

    Bersyukur untuk setiap momen yang didapat. Banyak pelajaran berharga kehidupan untuk saya dan keluarga bagikan.
    Roda terus berputar, semoga roda kami juga kembali naik.


    Love, Audy






    Share:

    0 Comments:

    Posting Komentar




    AJPena Online Class

    Buletin My World

    Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

    Ebook Audy Jo







    Klik Gambar Buku untuk Beli
    Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

    Advertisement