Menu

 

Berdiri Bulu Romaku





Iih merinding ....

Dengar suara ini lagi jemput tetangga sebelah. Untuk jaman sekarang suara sirene indentik dengan penjemputan pasien yang kena covid 19.

Bersiaga ..., berati covid dekat dengan rumah kita. Bikin parno, tapi juga membuat kita lebih waspada. 

Yang namanya gerakan 5M protokol kesehatan untuk mencegah  covid harus lebih diperhatikan lagi. Apa sudah benar cara pemakaian maskernya? Cara mencuci tangan bagaimana. 

5M. Apa itu bukan 3M?

Pelengkap aksi 3M ditambah lagi menjadi :

1. Memakai Masker

2. Mencuci Tangan

3. Menjaga Jarak

4. Menjauhi Kerumunan 

5. Membatasi Mobilisasi dan Interaksi 

Dan Sekarang menjadi 6M

6. Menjaga Tubuh, Menjaga Makanan kita.

Dan harus ada Aksi 3T yang hendaknya dilakukan oleh otoritas terkait untuk melakukan pengujian, pelacakan, kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada orang yang terpapar virus tersebut. 

1. Testing

2. Tracing

3. Treatment



Apalagi seperti aku ini mamak ... mamak, yang kalau ada tukang sayur nimbrung ..., aha.

Sekalian ngobrol, aih ... kamu nebak salah. Yang lain ngobrol tapi aku enggak.

Sembunyi di balik pagar deh. Tentu dengan masker dan baju daster hahaha ....

Balik lagi nih cerita ambulans. Pernah dengar ambulans yang standby terus di rumah jalan Bahureksa Bandung. Enggak pergi kemana-mana. Iihhh.. spooky.

Ah malas cerita seram. Bikin enggak bisa tidur. 

Kadang kalau di jalan raya atau di tol, ngebut banget .... Seperti banteng mau nyeruduk sana sini, cepat jalannya. Dalam hati sih bertanya-tanya. Mobil itu kan bawa yang sakit, kenapa musti ngebut. Bukannya kalau nanti ada kecelakaan malah bertambah lama. Ah asumsiku aja barangkali

Apakah pasien yang di dalam ambulans aman-aman saja. Padahal pakai ambulans di jalan raya sudah pasti semua mobil akan mengalah. Kalau ngerti artinya sirene ambulans yaa hehehe 


Love, audy


Perbedaan Suara Sirene Ambulans





Share:

Kamu Mau Jadi Guru?

 



"Buka kamera anak-anak!"

Kalau mendengar perkataan ini, jadi keingat laporan yang diberikan wali kelas tentang masalah anak murid yang terjadi di kelas.




Merasa empati untuk semua guru kalau sudah begini. Seribu satu alasan yang banyak dilontarkan. Salah satunya dari yang tercinta hehehe. 

"Malu, Ma. Jelek nih, mukanya lagi jerawatan."

Atau "Duh belum keramas. Rambutnya berminyak."

Enggak tahu kalau alasan  dari murid yang lain.




Ada banyak alasan untuk tidak mau membuka kamera. Berpikiran positif saja sebagai mama. Ternyata ..., kalau diperhatikan lagi, kalau anak-anak tidak membuka kamera pasti terpecah perhatiannya. Kadang bisa membuka aplikasi lain. Ngobrol dengan teman via chat.

Akhirnya, wali kelas memberikan informasi kepada orang tua supaya anak-anak bisa membuka kamera di Laptop atau gadget lainnya dalam mengikuti pelajaran secara online. Semua mama mendukung.




Gimana caranya memberikan masukan atau perintah kepada anak-anak, sedikit ribet juga.  Menasehati secara perlahan. 

"Harus buka kamera dalam belajar. Biar kelihatan wajahnya yang cantik. Hehehe sekalian dirayu. Nanti kalau di grup mama ... mama, dapat pujian keren dong. Biar mama senang nama anaknya disebut."

Aih ..., itu cerita dari sudut mamanya sang murid yaa ....

Terus kalau mama yang jadi guru bagaimana? Karena sekarang ada sampingan mengajar kelas E-book untuk para penulis. Sebetulnya enggak mau juga menulis tentang diri sendiri yang memposisikan sebagai guru. Cuma karena ada masalah seperti ini jadi membuat sedikit renungan untuk diri sendiri. Kalau pas yang baca tulisan ini sang murid maafkan sebelumnya, karena mengeluarkan sedikit kesedihan.




Semangat tinggi untuk setiap pencapaian yang di dapat. Mempunyai kelas untuk mengajarkan materi yang dikuasai itu sesuatu yang menyenangkan. Senang ... berteman dengan teman baru yang sama-sama mempunyai semangat untuk maju. Apalagi setiap jam untuk sharing materu semua sudah standby di kelas. Walaupun hanya secara online. Tapi rasanya merasa dihargai. Apalagi kalau pas ditanya ada yang menjawab. Berarti semua murid memperhatikan, dan menganggap ada guru yang mengajar di kelas. Ah! Semangat. Terus kalau momen sedihnya ..., pas kasih materi murid enggak ada di kelas. Padahal sudah tahu jamnya untuk standby di kelas. Memang sih muridnya pada pintar. Pasti lebih pintar dari gurunya hahaha. Ah jadi baper.

Sayang sudah bayar tapi tidak dipergunakan kesempatan untuk belajar lebih lagi. Barangkali semua sudah pada mengerti. Berharap sih, tidak ada karma yang terjadi. Huss .... Doa yang terbaik buat anak murid semua yang baik.




Menjaga perasaan susah juga. Mau marah gimana? Berdoa saja untuk semua, supaya ilmu yang diajarkan bisa berguna. Walaupun hanya membaca saja materi yang di share  anak murid bisa mengaplikasikannya di dalam kehidupan tulis menulisnya.



Love, Audy


Klik 👉👉 All about Me



Another Blog :

KeCap Akoe

Audy Jo Books Shop




Share:

Ampun Jadi Ribet





Belum pernah ngerasani, tangan susah buat ngerobek plastik? Nah, ini yang aku alami, tiga hari seperti orang kalap yang cengeng.



Kok bisa?

Ya bisa, kalau kedua tangan enggak bisa dipakai. Yang satu di infus, yang satu lagi jari manisnya lagi keseleo dan ngilu bekas jarum infus yang bengkak.

Menangis tersedu-sedu? sudah pasti.

Mau minta tolong suster. Ah ..., kayak gitu saja repot. Nangis lagi.

Serasa dunia hanya milik seorang diri.




Sebetulnya semua juga hanya hal yang sepele. Kalau sudah biasa robek-merobek plastik enggak masalah. Masalahnya cuma satu, keadaan waktu itu .... 

Pada saat akan merobek kertas gimana. Kalau lagi badan menggigil sudah pasti bikin jengkel. Apalagi kalau jam makannya mundur sudah pasti bikin kejengkelan yang luar biasa dengan badan gemeteran menahan lapar.

Pernah enggak pas lagi lapar banget ..., trus makanan sudah di depan muka. Semua di segel dengan plastik dan selotip.  Jengkel ...?

Nah itu yang aku alami. Huhuhu ....

Sejak masuk masa pandemi, semua perabotan makan hanya satu kali pakai. Ini juga berlaku di rumah sakit. Yang biasanya makanan di sediakan di piring ceper dan mangkok cantik berwarna putih, sekarang hanya tersedia di dalam wadah plastik. Jadi habis makan buang sendiri ketempat sampah.

Sebetulnya ada rasa sedih juga. Saat lagi sakit semua serba plastik. 

Kecuali gelas minuman, pakai gelas kertas, bisa pakai dua hari lebih. Airnya refil saja terus. kebetulan ... bukan kebetulan ..., aku memang suka air putih hangat. Gelas standby terus, jadi enggak repot panggil suster buat gonta ganti gelas.




"Senang di rumah sakit?"

Macam-macam jawabannya nih:

1. Senang karena orang rumah ga ribet siapin makanan.
2. Senang ada yang rawat
3. Mandi air hangat, kamar mandi bersih karena ada yang bersihin 
4. Duduk aja, makanan minuman diantar.
5. Enggak mikirin apa-apa.


Enggak senangnya:

1. Enggak bisa tidur, rasanya berjaga 24 jam. Takut ada yang nyamper buka-buka laci.
2. Suhu kamar, dingin enggak bisa di kontrol, karena standar rumah sakit. Dan penjaga pasien yang berkuasa.
3. Penjaga pasien bikin sebal kalau sudah jaga malam tapi tidur... ngorok.
4. Pas lagi lapar, makanan belum datang.
5. Mau ke Wc ribet dengan infusan.
6. Enggak leluasa di kamar mandi.
7. Ngadegdeg. Dag-dig-dug 
Tagihan berapa yaa?

Ah! Kalau sudah begini gimana?
Masa sakit ditahan-tahan.
Yuk rebahan.


Love, Audy




Share:

Satu Centimeter Dong!

 



Ceritadiri.com - Keluar rumah sakit sedikit cemas. Terbayang kekacauan apa yang terjadi.

Share:

Mental Health Yang Mengganggu

 



Gangguan kecemasan tanpa disadari membuat ketakutan di diri. Memandang setiap hal pasti berujung kematian.


     "Jangan Ambil Apelku!"

    Kalimat di atas sepertinya biasa saja dalam suatu pertengkaran, memperebutkan sebuah apel. Biasanya dilakukan anak-anak yang masih kecil. Tapi kalau seorang dewasa yang mengucapkannya terhadap anak kecil, itu sesuatu yang ganjil. 

    Pernah terpikirkan atau mengalaminya? Sebagai seorang perempuan yang baru melahirkan hal tersebut pernah dialami olehku. 

    Kecemasan termasuk  mental health yang bisa merugikan.

    Ada beberapa hal,  tanpa disadari  melanda  diri dan bagaimana pengobatannya :


    Kecemasan Yang Mengganggu 

    Karena aku orangnya suka mencari kesempurnaan, jadi setiap kondisi yang ada aku perhatikan, catat. Kalau oleng kenapa? Bagaimana cara menanganinya. Makanan apa yang  harus di makan kalau lagi datang  kecemasan aku berbaring, mencari kekuatan sambil berbaring miring menyeruput  oatmeal cair.

    Baca juga : Mental Health Yang Mengganggu


    "Tolong bikinkan oatmeal, Nani!” kadang aku berteriak kepada pembantu dan pengasuh andalanku, sama seperti namanya kalau dibaca secara Inggris seperti Nanny.

    Kadang sambil berjalan, aku mengetahui kalau berjalan sambil  berjinjit itu terasa enak, badan tidak oleng. Seperti menyeimbangkan badan, tegak lurus. Rasanya seperti penari balet. Pegal? iya tentu saja. Yang tidak pernah berjalan jinjit  sekarang pola jalan berubah.  Terkadang tiba-tiba berkeringat. Ya ampun!  tahu sendirikan yang sudah pernah ke Bandung. Udaranya dingin tapi aku bisa berkeringat banyak. Orang rumah juga bingung melihat aku seperti itu.

    Apakah Ini Perubahan Hormon? 

    Kadang bertanya kepada diri sendiri.  Untuk keadaan ini aku menemukan cara supaya keringatku tidak membasahi wajahku. Ikat ujung handuk kecil yang satu dengan yang lain menjadi seperti bando dikepala.  Kadang merasa geli sendiri, kok seperti abang tukang becak yang sedang menarik penumpang. Mengayuh pedalnya disiang hari. Berkeringat.

    Tapi semua kulalui dengan ketabahan, jalani saja, berserah kepada Tuhan. Pasti semuanya akan lewat  dan mengalami kesembuhan.

    Keluarga tinggal dirumah Mami, atau istilah kerennya rumah Mertua Indah, kata suamiku. Terletak di bukit  Ligar jauh dari kota Bandung, untuk mencari makanan lebih susah, tidak ada restaurant, supermarket. Hanya warung dan toko kecil. Kalau sudah sampai di rumah, malas ... kalau mau pergi lagi, karena harus mengambil waktu untuk turun dari bukit.

    Saat suami akan pergi ke Jakarta, mencari pekerjaan. Kami kadang menyiapkan persediaan makanan. Biasanya ada persediaan susu, makanan sereal, bubur bayi, buah-buahan. Khusus untuk buah, biasanya aku mempunyai jadwal makan jam 10.00 pagi dan jam 16.00 sore.

    Siap siaga dengan kelemahanku, aku ingin semua sempurna. jadi semua jadwal pribadiku dan anak-anak sudah diatur. Baik itu jadwal makan dan minum susu untuk kedua anakku .

    Jadwal untukku juga sudah diatur kapan aku sarapan, makan selingan, makan siang. Juga masak makanan apa yang boleh aku makan. Sampai cara pembuatannya, minyaknya bagaimana, kematangannya juga. 


    Ahh,  Cerewet Banget Aku Ini

    Jadi pada saat persediaan buah-buahanku berkurang aku menjerit. Keponakanku tercinta minta apel.




    “Mikha minta apel satu boleh, Mamong?"

    Aku dengan pelitnya berkata “tidak boleh” nanti habis persediaan Mamong.

    Tertegun wajah keponakanku Mikha, seperti tidak percaya. Karena biasanya apa saja yang ada aku berikan.

    Mamong … aku juga tidak mengerti panggilan sayang untukku, julukan ini diberikan oleh adikku Dee.  Aku dan suamiku mempunyai panggilan sayang Papong dan Mamong. Jadi semua keponakanku, anak adik-adikku memanggil aku dan suamiku seperti itu, katanya bahasa Perancis. Bener enggak yaa!

    Sedih rasanya kalau mengingat saat itu, seperti tak percaya wajah keponakanku melihat aku, hanya karena sebuah apel, aku tega berkata tidak, padahal keponakanku ini “anak pertamaku” sebelum anakku lahir.

    Aku membesarkan seperti anakku sendiri, memandikan menyuapi, menyanyikan lagu untuknya. Setiap siang aku bacakan cerita.  Menemani dia tidur siang, karena orangtuanya, adikku Dee dan suaminya bekerja.

    Apakah karena kecemasanku? Sehingga aku tega melarang keponakanku makan apel. Walau hanya satu!

    Perlu di kelilingi oleh orang-orang tercinta

    Bersyukur dikelilingi oleh orang orang tercinta. Membantu dalam masa pemulihan. Pembantu ada  3 orang semua bisa memasak, mengasuh bayi dan membantu membereskan rumah.

    Karena aku hanya mau berbaring. Karena kami tinggal dirumah mami, jadi setiap keluarga mempunyai satu pembantu untuk mengurus kami. Bayar masing-masing tapi untuk pekerjaannya mereka mengurus semua keluarga yang ada dirumah mami. Saling bantu.

    Untuk anak-anak  dan keponakan yang masih kecil biasanya ada satu orang yang khusus untuk mengurus. Memberikan makanan, memberikan susu, dan  memandikan.  Jadi “nanny” ini yang merawat anak-anak dan keponakkanku yang masih bayi. Bersyukur aku punya pembantu yang pintar.

    Dalam keadaan darurat bisa minta pertolongan mami untuk menjaga bayi Abigail. Tapi tetap saja aku harus tahu diri, karena umur mami sudah tidak muda lagi.

    Pasrah dan berserah kepada Tuhan.

    Banyak hal yang terjadi didalam hidup, tidak sesuai dengan keinginan kita. Walaupun dikejar, diusahakan, tapi kalau Tuhan belum berkehendak semua tidak akan terjadi. Tapi yang pasti, kita harus mengejar yang Empunya Kuasa, pasti semuanya akan terjadi.

     


    Love, Audy

    Reff: Wikipedia



    Tulisan ini diikutsertakan dalam 15 Days Writing  Challenge Blogger Pemula


    Share:

    Temen Yang Baik Itu









    Baru duduk.
     "Loh ! Mama mau kemana lagi?Ga cape, Ma!

    Anak-anak bingung! Ini mama dari pagi pergi keluar rumah. Pulang sore, duduk sebentar. Makan malam ... tunggu jamnya yang buka puasa ..., langsung pesen Grab ..., berangkat deh!

    Ih! Ceritanya kok enggak sama ama judul  hehehe.

    Sebetulnya capek sih, seharian keluar rumah. Capek tapi hati seneng, karena hari ini bisa kumpul dengan teman-teman yang sudah saling mengerti.
    Walaupun latar belakang berbeda satu dengan yang lain.

    Tapi karena didasarkan dengan hati dan pikiran yg positif  semuanya bisa terjadi.

    Pernah enggak dalam perjalanan hidup kita, punya temen ngerti tentang diri kita! Kayaknya jarang yaa. Kadang  kita pikir udah sehati enggak tahunya beda hati.

    Kalau menurutku, sebetulnya kuncinya cuma satu deh ! Apa dua yaa樂
    1. Saling terbuka atau berpikiran Positif.

    2. Kalau ada temen berbicara, dengarkan, begitu juga sebaliknya.  Jangan  minta di dengarkan saja, tapi enggak mau mendengarkan. 

    3. Saling Toleransi yaa!

    4. Berjanji harus ditepati. Enggak semua orang irama kehidupannya sama. Semua ada kehidupan yang berbeda.

    5. Tetap ada batasan, isi dapur jangan sampai dikeluarkan. Kecuali kamu sudah 100% percaya.




    Susah-susah gampang yaa! Apa gampang-gampang susah cari temen sehati! 

    Kembali lagi deh, nasehat kerennya. Berpikir Positif.


    Love, Audy 

        
                      



    6 Juni 2018

    @audyjo.blogspot.com

    Share:

    Dua Jadi Satu


     




    Berharga ....
    Share:

    Berani Tidur Tanpa Bantal?




    Audy Jo  


    Pernah enggak merasakan kelembutan ujung sarung bantal?
    Share:

    Love U Anak Yang Cekatan

     





    Anak yang cekatan. 

    Papa dan mama terharu. Kebiasaan dari kecil. Melihat apa yang dilakukan orang tuanya, sepertinya nempel di memori.




    Papa yang rapih dalam memilih baju kalau mau ke luar kota dan mama yang apik, cie memuji diri sendiri. Ah, kebiasaan aja. Mama suka teratur. 

    Lagi mau tidur d RS dulu nih, perlu baju ganti dan lainnya. Tinggal bilang saja langsung dibereskan sama si kecil 

    Surprise juga di antara kiriman baju ada secarik kertas warna kuning yang berisi tulisan Cepat sembuh. Terharu ....


    Empati ... simpati ...yang pasti sebagai orang tua bersyukur. Anak-anak mengerti kesulitan atau kesusahan yang sedang dirasakan orang tuanya. 100% mengerti? Tidak juga. Cukup memuaskan. Semua manusia enggak ada yang 100% kelakuannya sempurna.


    Bersyukur saja. Anak yang baik.

     Love, Audy

    Klik 👉👉 All about Me



    Another Blog :

    KeCap Akoe

    Audy Jo Books Shop





    Share:

    Yahhhh Typus!

     


    Ya ampun!

    Jaga makan seperti edun. Masih juga kena typus. Enggak edun juga kali. Tangannya nakal, enggak bisa diam. Nyomotin makanan yang ada. 




    Udah tahu banyak pantangan. Gatel ..., mulutnya pengen rasa.

    Alhasil masuk rumah sakit dengan diagnosa Typus.

    Lagi jaman pandemi begini masuk rumah sakit itu sesuatu. 

    Untung di test Rapid antigen Negatif. Hubby juga Rapid test Negatif. Loh kenapa hubby juga di test? Info yang berlaku di RS yang jaga pasien juga harus di test. Oh! 

    Pengen kamar yang sendiri, enggak bisa. Wong asuransi kantor hanya buat sekamar berlima. Ya sudah ... akhirnya ... berlima.

    Yang sakit siapa ..., yang ngorok keras siapa.... Gimana sih! Eh bukan hubbyku, tapi penjaga bed sebelah. Kebiasaan kalau aku sakit, kalau bisa ditinggal ... ya ditinggal ... huhuhu sedih juga. Mau tidur rasanya waspada 24 jam hahaha.

    Sensasi sakit kalau jarum infus masuk sudah biasa sih dirasakan ..., tapi ... tetap saja suakiiitttt ....

    Pasrah ....

    Udah kebangun pagi, bertanya sendiri. Tidur enggak ya? Rasanya tidur tapi kok seperti aware keadaan sekeliling. Hihihi suster yang datang untuk tensi bilang, 

    "Tadi malam di cek, ibu tidur kok!"

    "Oh ya!"

    Kadang ketemu siapa saja, dimana saja tetap promosi.

    "Kebiasaan nih, Suster! Pagi-pagi buka toko dulu."

    "Toko apa, Bu?"

    "Toko online, Suster."

    "Di Instagram?"

    "Iya."

    Secepatnya mengeluarkan handphone kasih lihat alamat Instagram, facebook. Ampun!



    Love, Audy


    Klik 👉👉 All about Me






    Share:

    AJPena Online Class

    Buletin My World

    Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

    Ebook Audy Jo







    Klik Gambar Buku untuk Beli
    Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

    Advertisement