Ceritadiri.com ~ Di tengah hutan ada kota bernama, Segala Ada, dan di dekatnya ada danau yang besar.
Suatu hari Kura-kura sedang berjalan di pinggir danau menuju pasar buat membeli persediaan sayuran untuk hari raya lebaran.
Di tengah jalan, bertemulah dengan Sepatu Jet yang sedang berhenti.
"Kenapa berhenti Jet? tanya Kura-kura. Enak ya, kamu bisa cepat pergi belanja. Enggak seperti saya. Memang sudah nasib seperti ini." Kesedihan terlihat di wajahnya.
"Ah, kamu enak deh, Kura-kura! seru Sepatu Jet. Kamu jalannya perlahan, jadi bisa lihat pemandangan. Kalau aku ga bisa." jawab Sepatu Jet sambil menunduk lesu.
Tiba-tiba, awan gelap datang menyelimuti Kota Segala Ada, petir menggelegar begitu menakutkan. Kura-kura dan Sepatu Jet menutup mata dan menjerit ketakutan.
Ketika membuka mata, mereka menjerit "waaaw!" Mereka bertukar penampilan!
Seminggu kemudian, setelah pertemuan terakhir itu mereka berjanji akan bertemu lagi.
"Aku mau bertukar lagi dengan mu, Sepatu Jet! kata Kura-kura yang berwujud Sepatu Jet. Aku tidak mau menjadi dirimu! Setiap saat aku terbentur terus dengan benda di depanku. Aku tidak bisa mengerem setiap gerakanku."
"Aku juga, terlalu lambat untuk bergerak! Tertinggal di belakang setiap ada obral barang di toko." sahut Sepatu Jet yang berujud Kura-kura.
Penyesalan terlontar dari kedua mulut penghuni Kota Segala Ada. Akhirnya, Tuhan merubah lagi wujud mereka menjadi seperti semula.
Intisari yang mau diambil, ternyata, setiap makhluk ada kesusahannya sendiri. Terlihat sepertinya menyenangkan, ternyata tidak.
Bagaimana denganmu!
***
Beberapa minggu ini rasanya seperti melambat. Benar enggak?
Jadi teringat kura-kura?
"Pernah lihatkan?"
Jalannya perlahan-lahan menapaki jalan. Gemesss!
Barangkali saya termasuk, eh bukan termasuk sih! Sedikiiit aja! Maunya cepaaat! Suka kena "nasehat" hehehe.
Yang positip saja contohnya menurut saya yaaa!
Misalnya menjawab pertanyaan atau ada yang tanya di aplikasi WA atau lainnya. Dengan cepat saya balas, walaupun saya sedang makan.
Kecuali ke kamar mandi, mohon maaf tidak secepat kilat saya balas. Tetapi tetap dengan cepat saya balas.
"Kenapa sih gayanya seperti itu?" tanya Hubby.
Coba "pakai sepatu mereka", kalimat yang paling saya suka nih kalau lagi membahas yang beginian.
Satu, saya takut hukum karma. Cie saya pinjam kalimat ini ya.
Dua, pernah merasakan di posisi bertanya. Dan itu tidak enak
Tiga, saya suka diperhatikan.
Nah, dari hal tersebut, saya jadi bisa merasakan bagaimana cara, yang harus saya lakukan.
Cobain deh pola baru. Lebih memperhatikan orang lain.
Lagian ada dapat berkat loh. Kumpulkan harta di surga, karena menyenangkan sesama.
Semangat!
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar