Menu

 

Percaya Diri

 




Ceritadiri.com ~ Yesss lulus! 

    Rasa terharu di dada melihat perjalanan Ananda sampai di ujung penantian. Menjadi anak yang penuh percaya diri, dalam menghadapi setiap rintangan. Saya rasa sekolah berhasil mendidik Ananda menjadi tangguh.

    Pengumuman Kelulusan 

    Dua hari merayakan kelulusan. Mulai dari sewaktu Misa terakhir sudah ada pengumuman kelulusan walaupun tidak secara pribadi, hanya global saja, menyatakan kalau anak-anak semua lulus.

    Setelah misa ada foto kelas bersama teman-teman, juga dengan wali kelas masing-masing. Saya rasa khusus untuk buku tahunan sekolah.




    Hari kedua, dibuat dengan lebih serius. Mengundang para orang tua dengan  undangan, keren. Lebih diperketat. Sebelumnya para orang tua diminta mengisi form untuk kedatangan. Yang bisa datang pilihan hanya satu atau dua orang. Karena pilihan seperti ini saya mengambil untuk dua orang saja, jaga-jaga kalau papanya anak-anak berubah pikiran. Ternyata keputusan saya tepat.




    Persiapan Mentas

    "jam empat!' seru saya ketika Ananda cantik mau datang ke sekolah subuh."Mau ngapain, Dek?' tanya saya. Kan acara jam 8."

    "Kan Ade nari, jadi ada persiapannya." 

    "Coba dicek, jangan jam 4. Apa lebih siang.

    Ternyata harus di sekolah pukul 6 pagi. Masih mendinglah. enggak terlalu subuh. Enggak terlalu subuh, bangun tetap harus nyubuh.

    Akhirnya, keputusan diambil Ananda berangkat duluan, saya akan menyusul. Padahal sebelumnya, Hubby mengatakan, kami bertiga akan datang bersama, pukul enam. Karena Ananda akan pakai baju narinya sudah disediakan, tetapi belum pernah dicoba. Ketakutan itu ada, barangkali baju tidak muat di badan Ananda. Karena mamanya tukang jahit, barangkali bisa diakali kalau kebesaran.

    Ternyata semua hal yang di pikirkan tidak terjadi. Lancar tidak ada kendala. Ananda begitu percaya diri dengan mengatakan, "Mama nanti saja berangkat ke sekolahnya.


    Tidak Kenal Anak Sendiri

    Ada kejadian lucu pagi ini. Karena Ananda belum terlihat jadi saya mencari dimana tempat persiapan penari. 

    Bertanya ke Bapak guru, ditunjuk di kelas dekat aula. Ternyata belum ada, masih di ruangan lain. 

    Saya menuju ruangan itu, perlahan naik tangga yang sedikit curam dari kayu. Sesampainya di atas, saya melihat ada anak perempuan sedang dirias, terus saya mencari sekeliling ruangan dimana Ananda berada. Kok tidak ada. 

    Tiba-tiba ada suara memanggil saya, "Mama!" Saya terkejut! Ternyata anak perempuan yang sedang dirias itu Ananda. 

    Pangling! Wajahnya berbeda, penuh percaya diri, bahwa dia akan mampu melakukan pementasan ini.






    Teman-temannya yang lain sudah bersiap, mereka akan latihan lagi. Kok saya merasa gimana gitu melihat teman-temannya. Seperti ada aura yang tidak bersahabat. Tidak ada wajah tersenyum. Memang sih sebelumnya Ananda bercerita tentang teman-temannya dengan berbagai kesulitan yang ada. Saya memberikan nasehat untuk lebih kuat saja dan bersabar.

    Momen Lama Muncul

    Melihat penampilan Ananda, saya jadi teringat ketika dia masih di TK. Kegiatan yang diikuti juga sama, menari. Mulailah mencari foto lawas ketika Ananda kecil. Ahha ketemu. Kok saya menjadi terharu. Saya merasa bersyukur masih bisa dizinkan melihat tumbuh kembang Ananda.








    Terlambat Naik Panggang 

    Pukul 8 tepat, Ananda dan teman mulai masuk ruangan dengan tarian. Mereka menyambut Suster dan Ibu, Bapak guru. Wow, saya dan papanya terpukau. Cantiknya Ananda. Rasa bangga menyelimuti hati kami berdua.

    Seperti biasa, banyak acara yang dilaksanakan. 

    Ananda kembali ke ruangan tempat berkumpul untuk mengganti baju. Ampun lama sekali. Sayangnya saya terlambat ke ruangan itu. Ananda pas turun dari tangga ketika saya hampiri. Eaa ... malah ke kamar kecil mau mematutkan diri. Saya tanya kemana teman-temannya? Enggak tahu ... loh!

    Salahnya saya kami berdua terlalu lama di luar, apalagi ketemu temannya mau foto-foto lagi. Masih terdengar sih suara Kepala Sekolah sedang berbicara. Terdengar nama Ananda dipanggil ... yah ternyata sudah mulai acara kelulusannya. Dan Ananda masih main di luar. Ampunnnn! Berlari cepat ke ruangan, Saya pun begitu. Hubby terlihat tidak nyaman ketika saya baru datang. Enggak marah sih. Saya merasa bersalah jadinya.

    Benar saja, Ananda jadi dikalungkan medalinya terakhir, padahal absensinya nomer satu. 


    You Tube Kelulusan




    Sedikit berantakkan hehehe ... kekacauan terjadi gara-gara telat masuk. Enggak apa-apa, Ananda jadi top deh, karena terakhir pengalungan medalinya hehehe. Saya lihat Ananda biasa saja ... hebat anak itu. Berani dan percaya diri.


    Ah, Satu Moment Hilang

    Yang paling menyedihkan sewaktu pembagian bunga tanda sayang untuk orang tua. 

    Saya minta tolong dengan ibu yang duduk di sebelah saya. 

    Sudah saya persiapkan gawai saya, dan meyalakan video. 

    "Tinggal di sorot saja, Bu!" 

    Sudah bergaya bertiga ternyata.... video tidak ada. Duh sedih juga. Tetapi ya sudahlah ....

    Barangkali masih ketutup air mata setelah mendapat bunga dari anaknya, jadi beliau tidak fokus. 

    Kata Hubby yah sudahlah, sedikit kecewa juga.


    Selalu Mau yang Terbaik 

    Akhirnya, sampai juga di puncak acara. Diinformasikan kalau disediakan both untuk foto. Secepat kilat kami pergi ke sana. Masih tidak ada orang. Sedikit kecewa karena Hubby mengambil angle atau sudut foto kurang bagus. Pengin mengulang lagi keburu mulai banyak yang berdatangan. Menunggu pas ada waktu kosong mengulang lagi. Dapat juga foto saya berdua dengan Ananda yang bagus. 








    Saya melihat ada ruangan kosong dengan Bapak Ibu guru ... dalam hati saya bertanya, untuk apa ya? Ternyata ... di sana tempat pengambilan surat kelulusan sementara haiyaaa ... mengantri deh, karena ketidak tahuan. Padahal kami bertiga sudah datang pertama kali di area ini.


    Kebanggaan Mama dan Papa

    Sangat membanggakan untuk Ananda tercinta, sudah bisa melalui tahapan di SMP Santa Ursula. Kalau mau dilihat kilas balik perjalanannya. Ananda termasuk angkatan pas Covid lagi mulai. Lulus SD, mau masuk SMP mulai pada daring. Jadi tidak mengenal teman baru secara langsung. Pertama kali masuk SMP Anderson di BSD, tidak lama hanya sampai kelas 7 saja. Ternyata kami harus kembali ke Bandung. Selain Kakaknya masuk kuliah di Bandung, juga Hubby selesai kerjanya.


    Baca juga :

    |Hasil Belajar

     

    Di sekolah SMP Santa Ursula, masih dengan daringnya. Jadi teman baru juga belum dikenalnya. Beruntung pandemi tidak terlalu lama, anak-anak bisa mulai masuk sekolah, dan bertemu teman baru, walaupun masih dengan kondisi memakai masker.

    Kalau saya perhatikan, masih ada jarak antara Ananda dengan temannya. Entah dari dirinya yang tidak mau dekat atau teman-temannya pilih teman, atau ah entahlah. Saya tidak mau berpikiran negatif. Tetapi sepanjang dua tahun di sekolah banyak juga perkembangan yang terjadi di diri Ananda. Lebih berani untuk tampil di depan umum melalui tariannya bersama grup Kresenda. Bersyukur untuk Ananda.


    You tube Kresenda



    'nd

    "Sudah, De?' tanya Hubby melihat Ananda menghampiri. 

    "Sudah, Pa. Yuk pulang!"

    Ananda sudah selesai berkeliling untuk terakhir kalinya, foto bersama teman-temannya. Saya dan Hubby sudah selesai menyantap snak yang disediakan.

    Kok, rasanya berat mau meninggalkan sekolahan dengan suasana asrinya. 


    You Tube Ursulin



    Kapan lagi bisa masuk ke sini? Tetapi "Life must go on", berjalan terus seizin Tuhan.

    Sampai jumpa lagi Santa Ursula!


    Love, Audy

    Credit Pic and Video By Audy Jo

    Share:

    0 Comments:

    Posting Komentar

    AJPena Online Class

    Buletin My World

    Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

    Ebook Audy Jo







    Klik Gambar Buku untuk Beli
    Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

    Advertisement