Seperti tidak percaya ketika Pak Dilman mendengar kabar anak kesayangannya jatuh dari motor.
Berkecamuk hatinya, ada rasa penyesalan, amarah, semua rasa yang ada di hatinya seperti bercampur aduk.
Mengapa harus terjadi?
Sudah dibilang, tidak usah dibelikan motor! Begitu kata Bu Fatima. Ketika mendengar kecelakaan yang menimpa anak kesayangannya.
Baca juga : Menjadi Sahabat
Pada saat anak kesayangannya merengek minta dibelikan motor, sebetulnya mereka sebagai orang tua, tidak mau memberikan, tetapi karena permintaan itu terus menerus diucapkan akhirnya Pak Dilman pun luluh dan mengiyakan.
Sambil bergegas, Pak Dilman dan Bu Fatima keluar dari pintu depan menuju mobil yang sudah siap berangkat. Pak Dodo, supir keluarga sudah siap di belakang setir mobil siap untuk menancapkan gas mobi secepatnya. Rasanya terbayangkan seperti di film laga, ketika musuh datang kabur secepatnya!
***
Jadi orang tua banyak pertimbangan yang harus diambil. Seperti Pak Dilman dan Bu Fatima. Sudah sepakat untuk tidak memberikan motor, malah akhirnya mengiyakan. Dalam tanda kutip, katanya sayang anak.
Saya jadi teringat suatu tulisan, lupa siapa yang nulis. Disebutkan, orang tua itu jangan banyak melarang, apa yang belum pernah anak lakukan. Dalam artian yang dilakukan tidak negatif banget banget.
Baca juga: Didikan yang Luar Biasa
Memang orang tua sudah pernah mengalaminya dan sudah merasakan hasil dari keputusan yang diambil. Dan anak belum pernah mencoba keputusan yang diambil dan belum merasakan akibatnya.
Kok rasanya jadi orang tua jahat ya? Sudah tahu keputusan yang diambil akan salah, tetapi anak dibiarkan saja. Barangkali penulis merasa, biar anak-anak itu tahu hasil keputusan yang diambil, dan ada pembelajaran yang didapat.
Padahal dari sisi orang tua itu, hanya ingin anak-anak tidak merasakan pengambilan keputusan yang salah. Jadi melewati step yang tidak mengenakan ketika keputusan itu salah!
Tetapi semua pelajaran tentu ada baiknya juga. Mereka akan mengerti jalan panjang untuk mendapatkan keputusan yang benar.
***
Pernahkah Anda sebagai orang tua menghadapi situasi seperti ini?
Menghadapi situasi yang menyedihkan seperti berita yang baru saja terjadi, ketika orang tua kehilangan anaknya di depan mata puluhan orang, apalagi semua pada merekam kejadian itu.
Saya rasa itu adalah peristiwa terkelam, tersedih di dalam kehidupan mereka. Saya yang hanya mencuri curi pandang ada video yang banyak beredar, rasanya sudah tidak tahan ingin mengeluarkan kata-kata yang tidak pada tempatnya. Ingin melihat perbuatan siapa itu? Yang mana pasti anak kesayangan orang tua lain.
Apakah ini sudah takdir yang harus terjadi? Atau hanya kesalahan karena ketakutan, yang terlepas kontrol!?
Banyak pelajaran ketika orang tua tidak tahu apa yang dilakukan anak-anak ketika mereka di luar rumah. Tentu pembekalan iman yang kuat, dan hati yang baik harus selalu diajarkan. Jadi tidak semudah itu terprovokasi oleh ajakan ajakan yang kurang baik.
Menjarah, perampokan, mengambil barang yang bukan miliknya. Harga barang yang dicuri sampai 11 Milyar. Setelah diambil, akhirnya ibu dari yang mengambil barang itu mengembalikannya. Entah dikembalikan ke siapa? Karena pemilik barang sedang kabur ke luar negeri.
Sebagai orang tua yng sudah membekali semua pelajaran hidup, tidak bisa mengontrol anak-anak selama 24 jam penuh. Kembali lagi, perkataan andalan, semua Tuhan yang selalu menjaga dan melindungi dimanapun anak-anak berada.
***
Semua belum baik-baik saja! Begitu kalimat yang sedang ramai dipergunakan. Semoga tidak terlalu lama keadaan yang kurang kondusif ini. Kasihan buat yang mau sekolah dan bekerja.
Karena banyak oknum yang menunggangi segala pergerakan yang terjadi.
Damailah Indonesia ku!
Love Audy










.jpg)
0 Comments:
Posting Komentar