Menu

 

Tetap Maju Saja






Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. 


Sudah beberapa hari, seperti berlari marathon ke sana kemari. 

Rasanya bingung tidak melihat tujuan.

Maunya cepat tapi tidak tahu arah mana yang mau dilalui.

Sekarang rasanya lebih tenang, mulai masuk irama seperti biasa dengan beberapa frekwensi tone yang sedikit Cresendo, tetapi it's ok.

Belajar terus belajar sesuatu yang baru. Guru yang paling dekat seperti  biasa cepat memberikan jawaban. Iya, betul mister Google. Semua pertanyaan ada jawabannya. Yang dipikir tidak ada, ternyata ada juga. Luar biasa banget mister Google. Siapa ya yang menciptakannya?

Sekarang siap-siap mencari teman untuk mulai melangkah. 

Deg-degkan juga. Jalani saja semoga berhasil. 

Semua ada awalnya, betul enggak?


Love, Audy



Share:

Setiap Pertumbuhan ada Kesusahannya Sendiri

 



Bangun dari rebahan Online dan pergi sekolah Onsite, butuh perjuangan. Hari pertama mendorong lebih keras, hari kedua mundur mogok rebahan lagi

Belajar menjadi orang tua yang sabar. Bisa?

Nah, kalau sudah ketemu kalimat ini, berpikir berulang kali. Perlu memakai sistem bagaimana? Dengan kemarahan atau kelembutan.

Belajar dari hubby walaupun kadang seperti "enggak benar" tetapi dicoba saja.

Tidak banyak bicara, hanya mengelus kepala dan punggung. "Kok, aku yang nangis!" Sentimental! Flash back jadi melihat bayi kecil sudah menjadi wanita dewasa.


Baca juga


"Barangkali sewaktu remaja bandel juga ya? Jadi sekarang merasakan perlakuan dulu terhadap orang tua!" Masa sih! Memang berlaku gitu hukum karma? Percaya? 

Entahlah!

Yang sudah berlalu, ya sudahlah mau kembali ke belakang enggak mungkin juga. Sekarsng menghadapi yang ada di depan. Perlakuan apa yang harus dilakukan.

Memang susah gampang mengajak remaja berkegiatan. Banyak alasan yang disodorkan.

Benar juga kalimat yang pernah didengar. "Jangan buru-buru menginginkan anak cepat besar, setiap pertumbuhan berbeda proses kesusahannya." Ohh ternyata ini maksudnya. Jadi yang punya anak balita nikmati saja yaa dengan kesusahan hari ini.


Love, Audy

Share:

Kepanikkan Melupakan Segalanya




Panik melanda, yang dipikirkan hanya Handphone dan laptop yang lagi dipakai.

Cara melarikan diri dengan barang bawaan sewaktu gempa melanda. 

Ngeri tapi malah ditertawakan.

 

Anak-anak tertawa geli melihat mama kabur dengan membawa laptop, earphone, power bank dan handphone. 

Kebiasaan membawa power bank kalau ke lantai bawah. 

Yang aneh tas enggak dibawa malah laptop yang dibawa.

Sebetulnya tidak mau dibawa karena gempa dimatikan dulu. Malah enggak mati saja powernya. Panik melanda, jadi dibawa saja dengan pikiran nanti dibawah akan dimatikan. 

Aneh bin ajaib yaa, saat panik melanda apa yang ada ditangan atau lagi dipegang itu yang dibawa kabur.

Ada kengerian ada pula lelucon yang bikin tertawa karena cara kabur menghadapi gempa.

Ternyata gempa terjadi di Banten dengan kekuatan Magnitudo 6.7  terasa di Jakarta dan Bandung.

Sampai malam hari ini berita di Televisi berisi tentang gempa yang terjadi masih berlanjut. Berita menunjuk gambar rumah yang rubuh.

Rasanya mau tidur malam ada ketakutan sendiri. Semoga semua aman-aman saja.



Love, Audy

Share:

Di Usia Senja

 




Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

 

"Mama duluan ya!"

"Mau kemana, Ma? Sudah siap 

Sepertinya sih kalimat biasa saja. Percakapan antara suami istri di sela waktu santai berdua.

Di usia senja kerapkali pertanyaan itu sering dilontarkan. Kadang dengan arti yang lain.

Baca Juga

"Iya ... benar!" Di dalam kepasrahan sebagai manusia seringkali ada pertanyaan dan jawaban seperti itu. Berlomba-lomba mau menuju ke kekalan abadi alias pergi ke sorga. Eits, enggak mau destinasi yang lain ya!

Peluk cium selalu dilakukan. Kadangkala ketika mendekat pelukkan sedikit bergairah dilakukan. " Ihh, sakit dong! Terlalu kencang!" Jawabannya hanya," gemes, Ma!"

Bersyukur selalu untuk cinta yang selalu sayangku berikan.

Perjalanan pernikahan yang sebentar lagi memasuki usia 29 tahun rasanya seperti baru kemaren bertemu, berpacaran. Rasanya ingin mengulang kembali masa itu.

Baca juga

pernikahan awal yang disertai kerikil tajam dan membuat situasi tidak menyenangkan sudah terlewati dan sudah mengerti kesalahannya dimana. Membutuhkan waktu tahunan untuk bisa mempunyai pikiran yang sama-sama tenang dalam menghadapi rintangan dalam rumah tangga. Ah, seandainya dari tahun pertama pernikahan sudah mengerti!

Baca juga

Nasi sudah jadi bubur, masa lalu sudah tertinggal di belakang. Sekarang yang ada hanya masa depan yang akan disongsong. Melangkah tetap harus ke depan bukan kebelakang atau ke samping.

Sebagai anak pertama di keluarga sudah pasti egonya sama-sama tinggi jarang ada yang mau mengalah. Bersyukur, karena dia mau mengalah.

Belajar untuk menekan rasa superior di diri tidak mudah. Kadang mengambek masih bisa bertahan sampai 3 hari. 


Baca Juga


Kalau diingat barangkali hal ini menimbulkan berbagai penyakit di diri ini. Mulai tekanan darah di naik, sekarang gula naik. Rasanya ingin menjerit "kenapa aku Tuhan?"


Kalaulah bisa mengulang kembali!

 

Catatan kecil untuk pasangan muda, jangan menunggu perubahan itu datang di saat usia pernikahan kita sudah di atas sepuluh tahun. Minimal lima tahun harus sudah mulai saling mengerti dan berkomunikasi dengan cinta.

Selamat menikmati rasa di antara berdua.



Love, Audy


Share:

Pemakaian Kata Perempuan atau Wanita




Kongres Perempuan Indonesia ke-1 diselenggarakan di Yogyakarta, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dimulai pada Sabtu malam 22-25 Desember 1928 dihadiri lebih dari 1000 orang.
Share:

Akhirnya, Jadi Tulisan pertama

 


Sambungan 


Part ke 3.


Hahaha lucu buat edisi bersambung. Rasanya sih kalau dituliskan adegan jadi lebih cepat dibandingkan kehidupan nyata. Butuh berhari-hari setelah kata "mau"!


"Sudah menulis, De?"

"Sebentar, Ma!"

Terus mama mau bertanya? Bagaimana menurut bunda semua menghadapi anak remaja?

Beruntung ikut zoom parenting tiap selasa di grup Ibu Ibu Doyan Bisnis IIDB.  Sedikit banyak tahu cara berbicara dengan anak remaja. Walaupun kadang ga sabarrr. Ko begini, rasanya bukan begini cara ngobrolnya! Kelamaan! 

Begitu setiap kali akan mendekati anak remaja, buat outlinenya dulu hehehe emang penulis harus buat dulu tata caranya. Halah repot banget. Tetapi harus coba dilakukan.

Akhirnya, ada jawaban positip.

"Ya sudah, Ma!" Sedang dibuat. 

"Oh, ok, De." Dalam hati seperti apa ya yang mau dituliskan?

Sebagai mama rasanya hampir setiap hari mengingatkan. Mencari cara atau pola baru bagaimana cara mengingatkan tapi tidak menggurui. Ampun susah juga. Jadi kepikiran ibu guru di sekolah. Apa begitu juga enggak?

"Sudah ada GFormya? Mau submit, De?"

Masih beruntung, karena sebelum submit tulisan, dikirim ke mamanya.

Wah bisa juga menulis. Walaupun .... 

"Pakai huruf seperti contoh diawal paragraf cantik yaa? Kalau yang paragraf dibawahnya bagusnya pakai yang cantik juga."

Maksudnya? Ah, bunda jawab sendiri maksud pertanyaan mama ananda. Lol

Beruntung hari ini tanpa perlawanan. Akhirnya ... submit tulisan.

Beres.

Tinggal judul satu lagi yang belum mulai kelasnya.


Pssst ... mama lewat belakang kirim hasil pdf plus info lainnya ke kakak editor hehehe. Nah, ini kejelekkan mama enggak percayaan. Haduh!



Love, Audy

Share:

AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement