Menu

 

Beda Generasi

 



Cerita Audy Lainnya



Ketika semua berlalu, ada kelelahan yang mendalam. 

Perlukah sebetulnya berpesta hanya untuk menyenangkan orang lain. Perlu, kalau pada zaman itu. 

Semua orang belum sampai tahap mengerti arti sebuah amplop. Biasanya karangan bunga besar untuk memberitahukan "dunia" kalau aku seorang yang mampu. 


Banyak pecah belah yang diberikan, anggapannya sebuah rumah tangga memang "perlu isi". Ketika kado-kado itu dibuka ... banyak barang yang sama. 

Kalaulah bisa mundur ke belakang. Setiap tamu undangan dibuatkan list item yang harus diberikan kepada pengantin. Alhasil, untuk barang yang sama dijual kembali. 


***

Ampun basah! Mengapa sampai basah. Tempat duduk orang tua pengantin basah. Mengapa tidak ada ide lain. Berikan plastik atau bagaimana? Ha! Banyak anak? Begitu kata orang-orang ketika hal ini diketahui. Aih!

Persiapan gedung pesta dan tetek bengek lainnya memang harus selalu di kontrol. Yang sepertinya tidak terpikirkan, itu bisa menjadi terpenting ketika pas acara.

Hanya beberapa jam pesta berlalu dan setelah itu apa .... tidak ada!


***

Setelah semua selesai, terus tinggal dimana? 

Pernah kepikiran? Berani uang angpau yang bisa didapat ketika pesta berlangsung? Ah, tidak terpikirkan. Karena sudah menjadi keputusan di dalam keluarga. Rasanya tidak sopan untuk meminta uang. 

Begitulah ... ketika generasi tua yang ikut campur dalam pernikahan generasi muda. Apalagi situasinya belum seterbuka sekarang. Angpau itu sudah biasa untuk sebuah pesta pernikahan.


***

Akhirnya, Real Estate Mertua Indah menjadi pilihan. 

Makan hati, ah sama saja dengan di rumah orang tua sendiri. Karena memang ada gap yang berbeda. Apalagi cara berpikir yang berbeda jauh. Semua harus menurut "apa kata orang tua" dan sebagai generasi muda lebih kesulitan untuk melawan. Kalimat kompromi, "Ya" harus diucapkan.

Berbeda dengan anak-anak Milineal. Satu kata bisa dijawab dengan satu paragraf. 

***

Akhirnya, beberapa tahun terlewatkan, keinginan untuk punya rumah sendiri pun malas.

Untuk orang tua di luaran sana yang sering ikut campur rumah tangga anaknya bisa membuat kacau kehidupan pernikahan. 

Beruntung kedua orang tua kami sangat mendukung, semua baik. Meskipun ada beberapa kerikil semua masih bisa ditangani. Apalagi dengan kekuatan karakter Suami, bisa membawa keluar dari permasalahan yang ada.

Kalau sudah begini, memang benar apa yang diucapkan lihat "bibit, bebet, bobot".

Menurut Anda bagaimana?



Love, Audy 

Share:

Related Posts:

0 Comments:

Posting Komentar




AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement