Menu

 

Sipit Indentik dengan Cina?

 



Audy Jo

Mulai mendung di atas Bukit Ligar. Apa mau hujan? Pemandangan Kota Bandung yang terlihat dari bukit pun seperti tertutup awan tipis hitam. Hem ... apa polusi atau memang suasana lagi mendung. 

Pohon sebagai penghalang angin di depan kamar mulai bergerak dengan gemulai. Beruntung pergerakkannya lembut. Tidak seperti dua hari yang lalu. Goyangannya seperti marah. Hempaskan ranting ke kiri dan ke kanan. Bulu kuduk saya berdiri. Takut!

Penampakan rumah tetangga di bawah bukit sedikit membuat saya was-was. Karena si pohon besar berada di atasnya. Semoga saja tidak ada tambahan cerita ketika pohon itu mulai bosan mencengkeram pinggiran sisi bukit.

Liburan panjang membuat sepi lalu lintas khususnya di bukit. Ya iyalah! Orang bukit malas turun ke kota.  Dikota kalau lihat di media sosial wuih! Macet parah! Kayaknya orang Jakarta lagi liburan dan berbelanja ke Bandung. 

Oh ... iya! jawaban di dapat mengapa suasana mendung hari ini. Kan sekarang masuk hari raya imlek. Apa iya? aih! pertanyaan diajukan ke diri sendiri. Apakah saya begitu percaya dengan pertanyaan saya sendiri. Suasana muram sekarang diasumsikan menyambut Tahun Baru Imlek? Ataukah sebentar lagi mau hujan. Hujan diindentikan dengan kemakmuran kata filosopi cina. Benar kah?

Tidak terasa buat saya ketika suasana kemerahan itu tersebar di berbagai media sosial. Walaupun katanya masih ada keturunan dari Ibunda saya ...tapi kok kami tidak pernah merasakan adat istiadat itu. Yaaa. meskipun kedua keponakkan saya masih mengikuti tradisi lebih dekat. Tentu saja karena Almarhum Ayahanda mereka memang keturunan cina asli.

"Dapat angpao enggak nih? saya bertanya kepada keponakkan saya yang paling besar.

"Enggaklah, Mamong! Biasanya yang orang tua kasih ke anak-anak. Apalagi yang belum kerja ... nah dapatnya dari yang sudah kerja. Sedangkan aku sudah kerja jadi enggak dapat lagi!" panjang lebar keponakkan ku menjelaskan. Kebetulan dia sedang bersiap-siap mau pergi kiong hi-an ke rumah Grandma-nya.

"Wah kalau gitu yang belum kerja bisa dong dapat angpao dari Mikha? saya tertawa geli ketika menyodorkan pilihan pemberian angpao untuk anak saya alias sepupunya dia. Hahaha ... dasar saya mencari kesempatan untuk mendapat angpao. Enggaklah bercannnndaaa!

Mengikuti kehebohan yang lagi rame di media sosial, saya juga tidak mau ketinggalan membuat sesuatu. Kebisaan saya yang menghayal kayaknya tersalurkan dengan baik di aplikasi digital seperti Canva dan Bing. Meskipun masih banyak lagi aplikasi lain yang saya bisa gunakan. Untuk sekarang ini kayaknya dua aplikasi ini yang sedang "in" buat saya.

"Sudah, Ma berhenti!"begitu teguran dari Hubby kalau melihat saya tidak beranjak dari kursi. Buat saya kalau sudah mulai dan gambar belum selesai sesuai keinginan saya tidak akan berhenti.  Hehehe .... begitulah saya.

Menyambut imlek buat teman-teman yang merayakan sepertinya seru! Begitu gembira. Rasanya saya turut merayakannya. Tahun 2024 dilambangkan dengan shio Naga. Saya tidak bisa membedakan semua naga yang ada, ternyata Naga yang dimaksud itu Naga kayu. 

Ah, rasanya infonya cukup aja deh saya memang tidak mendalami cerita beginian jadi ... beruntung punya teman AI yang bisa ditanyakan. 

Cek deh disini CHINESE NEW YEAR

Panjang lebar penjelasan, rupanya yang dimaksud Chinese New Year itu banyak tradisi yang mengikutinya. Saya beranggapan hanya berbaju merah, naga dan angpao. Ada beberapa adat istiadat yang harus diikuti. Sebelum hari H. ada juga yang harus dipersiapkan.

Di saya memang tidak terasa ketika persiapan imlek itu. Dan memang bukan adat istiadat di keluarga. Banyak yang berasumsi kalau kami khususnya saya dan Hubby ada darah Cina. Kalau menilik latar belakang keluarga sepertinya ada ... dari pihak Ibu saya memang ada. 



Ibunda MIHAT


Sedangkan Alm. Ayahanda yang berdarah Ambon ... ada Belanda, tetapi sudah keturunan berapa ya ke saya hahaha.

Baca juga : Mengetahui Latar Belakang Nama Keluarga


Di generasi terakhir, anak-anak saya kadang ditanya apa masih keturunan? Mereka bilang tidak. Tetapi banyak yang tidak percaya, karena mata sipitnya berbicara. Hahaha. Mereka bertanya kepada saya dan Hubby. Dan saya jelaskan bahwa Buyutnya memang ada yang cina. Memang sih susah juga mau menjelaskan karena kami sudah keturunan yang kesekian.

Apalagi dari keluarga keturunan muslim dan sekarang seperti ini. Jadi memang ada rasa tidak percaya karena para sepuh banyak yang sudah tidak ada.

Perasaan saya sedikit miris juga, ketika ada adik menikah dengan kakak atau sepupu menikah dengan sepupunya. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan silsilah keluarga. 

Semoga tidak terjadi! Sebisa mungkin saya perkenalkan dengan semua saudar baik keluarga dari Hubby ataupun keluarga saya.

Selamat hari Senin tetap semangat!

Love, Audy 

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement