Menu

 

Satu Tujuan




Tim Desain Yang Kompak


Audy Jo 


Wah mau tanggal 17-an. Ada kegiatan apa ya nanti? Pertanyaan dalam benak yang butuh jawaban cepat. 

    Ketakutan yang Harus Dilawan

    Ada ketakutan tersendiri. Duh nanti aku ikut lomba apa ya? Semoga enggak dapat yang banyak bergerak. 
    Ketakutan yang sering muncul tiba-tiba karena tidak tahu situasi yang akan dihadapi. Ada beberapa pertimbangan yang harus saya lakukan, berkhikmat kata Hubby

    Banyaknya asupan yang saya konsumsi harus seimbang. Asupan yang diolah menjadi energi, tidak boleh terlalu banyak keluar, nanti lemas. Semua terjadi karena saya mengkonsumsi obat gula. Ketika asupan kurang harus memilih apa yang harus dimakan dan ada waktu yang harus saya tepati.

    "Ikut lomba desain baju ya, Bu!" Wah, ajakan yang sebetulnya tidak perlu saya tolak, karena ini masih berhubungan dengan hobi saya. Rasa malas rasanya masih menggerogoti semangat saya. Dengan halus saya tolak, alasannya lebih mengarahkan ke yang muda-muda saja. Alasan kondisi badan dan umur saya ajukan. Hehehe kebiasaan jelek timbul.

    Entahlah tiba-tiba kok jadi mau ikut. Dari pembicaraan ajakan, tiba-tiba , "ya udah kita buat grup, trus buat chat-nya di Whatsapp!" Der! Begitu saja dan saya sudah di dalam grup. LOL!

    Baca juga:

    - Apa Saja Bisa Dilakukan Sebagai Ibu Rumah Tangga

    - Dress Code 

    - Busana Nasional Perempuan Indonesia


    Ide yang Datang

    Kita buat desain baju dengan bahan koran. Begitu informasi yang disampaikan di grup.  Saya pikir dengan kertas minyak merah putih, ternyata tidak. Beruntung,Ibunda berlangganan koran, walaupun hanya Mingguan saja. Lumayan ada stok yang bisa saya pakai. Ups! Tentu dengan izin beliau.

    Foto



    Mencari ide untuk lomba bingung, karena banyak ide yang ingin direalisasikan. Karena di tengah jalan pun ide itu bisa berubah. Harus sepakat dalam mengambil keputusan.

    Apalagi saya sebagai pembuat pola awal. Semua contoh pola saya bongkar untuk mencari yang pas.
    Beberapa kali saya membuat pola, rasanya kurang pas.

    Foto





    Akhirnya dapat juga pola yang pas, langsung saya eksekusi buat dua lapis biar lebih mantap. dan beberapa bagian saya beri selotip biar lebih berat.


    Foto





    Sedikit bimbang ketika harus menyambung bagian pundak. Sebetulnya harus dicocokkan dengan model. Ide tiba-tiba keluar, untuk bagian depan saya jahit mati. Sedangkan untuk bagian belakang dijahit sekelilingnya saja. Jadi ketika dipaskan dengan model bisa diketahui panjangnya dan bisa dijahit untuk menguatkan. 


    Foto






    Untuk Bagian sisi tengah belakang saya tambahkan jarak atau nat 3 cm, berjaga-jaga kalau pola badan kekecilan, bisa saya besarkan. Walaupun bisa juga jahit di bagian kupnat, tetapi saya tidak mau mengganggu bagian kupnat, takut robek karena lebih rentan.

    Foto 




    Akhirny, woallaa!

    Rasanya beban sedikit terangkat, karena tugas bagian saya sudah selesai. Tinggal nanti beban kedua, mengepas badan model untuk bagian terakhir. Deg-deg kan juga takut ga pas. Finger cross.


    Bertemu Dengan Tim Desain

    Tim desain untuk lomba hanya berempat, jadi masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Teman perempuan grup Love terdiri dari : Vinda, Lina, dan Elia.

    Saya membuat pola baju atas, Vinda membuat bunga dari kertas, Elia membuat rok, dan Lina membuat bando.



















    Semua dengan kesulitan masing-masing, tetapi entah mengapa semua kompak dan tulus hati membuat desainnya. Semua bisa terlihat dari hasil yang dibawa. Rapih dan cantik!


    Video




    Sebetulnya yang namanya tim biasanya bertemu satu kali sebelum lomba, tetapi karena kesibukkan masing-masing sulit juga bertemu. Pasrah dan hanya berharap sama Tuhan saja. Jadi tim baru bertemu pada hari H-nya. Acara dimulai pukul 10.00 pagi, dan tim bertemu pukul 08.00.

    Enggak terasa satu jam sudah lewat, untuk membahas desain yang ada.

    Terimidasi dengan grup yang lain, tentulah ada sedikit kegelisahan di hati. Apalagi dengan persiapan yang menurut saya luar biasa. Tim lain dengan idenya sedikit mencuri perhatian saya sebagai penjahit. Kok mereka bisa terpikirkan ide-ide yang tidak saya pikirkan sama sekali.

    Ada kecanggungan sedikit ketika bahan yang mereka pakai berbeda dengan tim kami. Mereka memilih warna merah putih dengan kertas minyak atau krep, sedangkan kami memakai kertas koran. Buru-buru ketua tim bertanya ke juri, takut salah kriteria. Ternyata memang tidak ada, kertas apa saja boleh. Ya sudahlah.

    Dukungan Teman.

    Sebelum mulai lomba, ada pujian dan penyembahan dulu sebagai pembuka dan penutup. 

    Beruntung ada Evi teman satu grup yang mendadani tim desain dengan menempelkan logo bendera di pipi.

    Foto



    Dengan ciri khas grup memakai bando di kepala, bikin tambah kompak dan semangat. Dengan kelucuan yang terjadi, bagaimana satu dengan yang lain memakai bando yang terbalik-balik hehehe.

    Acara yel-yel yang dibawakan teman lain ada sedikit kendala. Kok jadi terhambat ya? Alat putar musiknya belum pas nyambung sepertinya.

    Sedikit memakan waktu menunggu yel-yel teman-teman, jadi saya dan teman kembali ke tempat kami menaruh bahan untuk lomba.

    Foto




    Deg-degkan juga karena tidak mengetahui pukul berapa harus memulai lomba desain.


    Trial and Error

    Tadinya tidak berpikir kalau lem tembak akan panas kena kulit. Saya sudah memakaikan desain baju atasan di badan model tim, Lina. Ternyata sewaktu menempel bunga dengan lem tembak rasa panas mengenai kulitnya. "Aou!' jeritan dari Lina. tersentak deh, saya dan Vinda baru sadar, ternyata melukai kulit.







    Akhirnya, pola baju dibuka kembali, dan kami mengerjakannya di lantai. Rasanya waktu itu kulit tangan akhirnya berteman dengan rasa panas. Iih!

    Kesulitan yang terjadi ketika mau memasang bunga di rok, rasanya harus memantaskan diri dengan model.

    Setelah dirasa cukup menaruh bunga di dada, kami mulai memakaikan kembali baju atasannya ke badan Lina, model tim kami.

    Baru deh kelihatan cantiknya desain yang sudah dirancang. Ditambah rok berbentuk terompet, kami mulai memasang bunga sisa untuk disebarkan di rok depan dan belakang. 

    Sedikit kesulitan karena lem tembak yang panas lama mengering, jadi harus ditiup sampai kering hehehe, rasanya air ludahnya mengering.

    Terakhir memasang pita yang saya buat di bagian belakang, jadi seperti aksen saja. cantik!

    "Waktu sudah selesai!" Suara panggilan dari panitia menyudahi pekerjaan kami.







    Informasi yang didapat sedikit simpang siur. Ada yang bilang 60 menit, 45 menit, 20 menit untuk merangkai desain yang ada. Ketegangan terjadi hehehe. Beruntung sewaktu mulai semua bisa beres tepat waktu. Meskipun ada kesulitan menempelkan bunga karena memakai lem tembak yang panas.


    Desas-desus Terdengar

    Teriakkan menyemangati dari grup ketika saya dan model tim, Lina mendekati tempat perlombaan. 

    Decak kagum terdengar dari teman grup yang lain. Sedikit kewalahan ketika semua mau berfoto. Cie, serasa membawa artis yang akan naik panggung dan menghalau para pemuja, LOL!

    Puja puji bertebaran dimana-mana, rasanya "kepala tembah besar" mendengarnya. Kalaulah keluarga tercinta bisa melihat hasil karya mama bersama teman alangkah indahnya.

    Foto




    Setelah menerima petunjuk dari panitia kalau model akan berjalan di tempat yang sudah disiapkan, kami dan para penonton yang mengerubuti model dipersilahkan kembali ke bangku. Para model akan berlenggak lenggong, berjalan mengikuti karpet merah yang sudah disediakan.

    Model cantik kami berjalan memperagakan baju desain yang cantik. Ih, ternyata ada bakat terpendam nih, Lina sebagai model memperagakan gayanya dengan keren. Enggak kepikiran sih gaya yang harus diperagakan, saya juga enggak terpikir. 

    Kipas yang dipakai harus dibuka dan ditunjukkan, karena ada tulisan yang bisa dibaca penonton.

    Foto



    Melihat penampilan tim lain juga bagus-bagus. Semua berwarna merah dan putih. Setelah diteliti oleh juri dan diambil keputusan ... ya kami terima saja. Walaupun ... rasanya dipendam dalam hati saja, dan dicurahkan dalam chat kelompok saja.


    Kemenangan 

    Yes .... Rasanya terbayarkan deh ketika tim desain terpilih menjadi juara dua. Apalagi enggak nyangka dapat hadiah handuk dan uang. Cukuplah untuk kami berempat.

    Ada rasa bangga di dada untuk diri pribadi khususnya, juga untuk kelompok besar. Karena membawa nama grup Love yang kami cintai.

    Video 








    'nd

    Rasanya kekuatan yang masih ada di kaki supaya bisa bertumpu, perlahan memudar menjadi lebih lemah. Energi simpanan mulai menipis, berteriak agar bisa beristirahat.

    Mengandaikan kata-kata puitis untuk menggambarkan kondisi badan rasanya hati ini merasa ringan.

    Seperti biasa setiap momen pasti saya sebarkan di medsos. Ternyata ada yang tertarik dengan baju desain kami ... bersambung ... 

    Kemenangan 



    Love, Audy

    Source Pic
    Audy Jo,
    and Tim
    Share:

    0 Comments:

    Posting Komentar

    AJPena Online Class

    Buletin My World

    Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

    Ebook Audy Jo







    Klik Gambar Buku untuk Beli
    Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

    Advertisement