Post 15 November, 2025
Sampai juga di titik ini, yang tadinya ada rasa skeptis, khususnya untuk saya pribadi, dengan kondisi saya, banyak merasa saya kok ... Kalimat yang tidak boleh saya sebutkan, pantang! Tetapi ketika saya bisa melihat anak saya Timmy memakai toga, saya rasa terharu, rasa sesak di dada ketika melihat kembali momen dia kecil dan banyak doa diucapkan.
Terkabul ... apa saya mama yang jahat? Ketika mereka kecil hanya dua ucapan yang saya sering katakan ke anak-anak, nanti kalau kuliah ambil jurusan Arsitek atau dokter yaaa. Mengapa hanya dua ini yang sering saya sebutkan? pertama menjadi seorang arsitek itu untuk menemani papanya, seorang arsitek, sehingga nanti bisa mereka bertukar pikiran, juga setiap ada tugas kuliah bisa dibantu sama papanya, terus bisa bekerja dari rumah, harapannya bisa membuat perusahaan sndiri, yang mana tentu perlu modal tidak sedikit, tetapi minimal ada pekerjaan freelancer mereka bisa ambil sebagai side job, kalau mereka bekerja di kantor orang lain.
Pilihan kedua menjadi seorang dokter, harapannya bisa berpraktek di rumah menemani saya dan papanya, kalau kami sakit ada yang mengobati, karena biaya ke dokter lumayan mahal, meskipun ada BPJS. Harapannya Ananda cantik bisa mengambil dokter, tetapi saat ini ditulis ananda masih bingung memilih jurusan apa untuk tahun depan. Sepertinya ambil dokter tetapi bidangnya beda, enggak apa-apa juga yang penting jadi Dokter hehehe. Begitulah mamanya anak-anak, banyak doa yang diucapkan untuk bisa mencapai posisi ini. Tuhan selalu memberikan yang terbaik.
***
Sedikit bingung ketika memasuki ruangan tempat Ananda di wisuda, seperti biasa kejadian yang cukup memalukan hehehe... begitulah kalau sudah bertanya tidak mau melakukan, jadi bukan tidak bertanya sesat di jalan yaa ... tetapi ini sudah bertanya heheheh.... Alhasil kami harus turun lagi ke lantai bawah untuk mendaftar.
Memasuki ruangan yang belum pernah saya masuki ada rasa bangga, saya bisa melihat kampus ini dari dekat. Sejak Ananda kuliah saya belum pernah ke kampusnya. Kalau dihitung jari berarti sekarang yang kedua saya datang kesini. Pertama ketika Ananda mengadakan pameran untuk hasil tugas akhir skripsi dan yang kedua ... sekarang ini ketika Ananda akan diwisuda. OMG! Memang beda dengan ketika anak-anak masih kecil, kebiasaan saya menungu di sekolah mereka, sampai mereka pulang sekolah, hiks ... kok tiba-tiba saya menangis sambil menulis ini. Kebetulan ada Hubby di sebelah yang sedang duduk bekerja. Saya utarakan kesedihan saya. Ketika anak-anak kecil saya bisa mengantar mereka, nunggu di sekolah, sekarang saya kok tidak bisa mengantar mereka? Hubby tertawa melihat saya menangis, bukannya dulu mama yang melarang, biar mereka dewasa jangan ditungguin terus. Ketahuan ...Mamanya cengeng juga!
Kilas balik untuk Ananda Timmy, anak yang sepuluh tahun kami nantikan, banyak tangisan, pedih di hati ketika menanti kedatangannya. Sampai kami sudah pasrah, baru Tuhan izinkan datang di pangkuan.
Baca juga : Harapan
***
Entah bagaimana perasaan orang tua lain melihat anaknya, pasti ada kebanggan tersendiri. Begitu pula saya dan papanya anak-anak. Ketika umur kami berdua tidak muda lagi dan masih berkutat dengan anak-anak masih kecil, memang kadang melelahkan, yang kata orang umur kami sudah momong cucu, tetapi tidak pernah ada kata terlambat ketika kami baru diberi anak. Memang sih ada ketakutan sendiri, khususnya saya, ketika saya dan suami belum mengerti kalimat,
"Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lambung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
***
Memasuki ruangan bersama Ananda cantik, ada rasa bangga. Jadi teringat beberapa teman yang bercerita tentang bagaimana bangganya mereka ketika anaknya di wisuda, oh, ternyata begini ya rasanya. Saya baru merasakan apa yang mereka rasakan, ketika mereka bercerita tidak ada rasa apa-apa dalam hati saya.
Sayang ... ketersediaan kursi hanya dua, Hubby duduk di ruangan lain yang disediakan dengan layar besar, jadi hanya saya dan Ananda cantik yang bisa menyaksikan secara langsung.
Berjalannya acara, ada momen yang mengaharukan ketika anak-anak yang diwisuda disuruh membalikan badan untuk melihat orang tua masing-masing. Rasa ucapan terima kasih. Terharu juga.
Setelah selesai acara, berfoto seadanya, hehehe kami tidak menyewa fotographer, jadi foto yang ada sesuai saja. Meskipun demikian ada booth tempat foto yang disediakan Kampus. cukup untuk membuat kenangan.
Banyak rintangan ke depan untuk naak-anak, harapannya saya dan papanya masih ada dan kuat membibmbing mereka, sehingga masalah yang sdah pernah kami alami, terjadi di dalam kehidupan mereka, karena kami bisa memberitahukan mereka, ketika masalah itu datang dlaam kehidupan mereka, hati-hati memilih jalan yang sudah pernah kami tempuh.
God Bless Us
Love Mama Audy Jo
Cerita untuk anak-anak tercinta.
Minggu,23 November 2025 pkl 6:59























.jpg)
0 Comments:
Posting Komentar