Menu
Tuaian Baik
Acara Perdana dan Gangguan
Akhirnya, acara yang sudah dibuat dari Februari kemaren, berhasil dilaksanakan tanggal 3 April.
Sedikit deg degkan karena ini baru pertamakali.
"Yang buat siapa acaranya, Ma?" tanya Hubby.
"Mama yang buat untuk grup KaLBOO," sahut saya.
"Oh, berarti nanti ada kata sambutan dari Mama ya?" tanyanya lagi.
"Ha!" Seperti tersambar ... Maksudnya?"
"Loh! Yang buat acara kan harus pembukaan dulu memperkenalkan yang diundang."
Masih dengan gaya yang tidak menerima, saya mengajukan alasan lain.
'Kan mereka yang kasih link zoom," sahut saya.
"Yang buat acara siapa kan, Mama!"
Waduh, saya baru tersadar sore itu sebelum acara di mulai.
Yang tadinya perasaan bisa di kontrol malah tiba-tiba jadi deg-deg kan. Rasanya mau event ini cepat berlalu. Lol.
Masuk di zoom, memberanikan diri, ala penyelenggara hahaha. Berani juga akhirnya. Walaupun rasanya sedikit "berlepotan"
Acara lumayan juga untuk yang perdana.
Ehhh ditengah lagi serunya belajar ada gangguan yang menurut saya kurang ajar banget. Pengen yang mengganggu itu saya ... finish di kepala penuh dengan hal kejam.
Ada Eksibisionis!
Kebiasaan Jelek
"Ya, subscribe yaa!"
"Sudah, Bu."
"Ibu ngajar penulisan." Kata Hubby. Tiba-tiba nyeletuk.
Wah, surprise, tiba-tiba bisa bantu jawab pertanyaan tiga orang gadis di konter casing Handphone.
Entahlah, gimana caranya dari beli casing jadi pada subscribe You Tube.
Coba gimana ya tadi? Sepertinya, pertanyaan pertama yang suka dilontarkan, "sudah punya aplikasi Telegram? Ikut yuk, ada grup perempuan belajar."
... Seperti biasa, memperkenalkan KaLBOO.
Tadinya, ga ada niatan sampai ke obrolan ini.
Datang ke Bandung Elektronik Center (BEC), cuma mau cek Handphone yang lama. Ada beberapa yang perlu diperbaiki biar si kecil bisa pakai. Ehh, malah harga service mahal, sama dengan harga handphone baru.
Ya, sudah enggak jadi. Bisa sih diakalin yang rusak cuma tombolnya. Jadi ditutup casing saja sudah cantik lagi.
Nah, ketemu toko ketiga, jual casing, harganya lebih murah dan cukup masuk akal. Jadi cerita bersambung ke mereka yang mau subscribe.
Untung, anak-anak enggak ikut. Biasanya mereka lihat mamanya suka pada jerit kecil.
"Mama, ngapain sih ajak orang lain ngobrol!" Seperti itu pernyataan yang mereka lontarkan.
Kebiasaan jualan kosmetik secara offline menjadi kebiasaan menyapa orang lain.
Iya, sudah keluar dari zona nyaman kalau soal sapa menyapa. Sebelum itu, mau mandang orang lain aja serem.
Pernah ditolak? Pernahlah. Sakit di "sini", nyess .... Tetapi lanjut saja,
... kan cari uang secara halal.
Beruntung setiap ada yang nawarin barang enggak pernah ngomong kasar. Takut hukum karma hehehe. Jadi setiap nawarin barang ga pernah ketemu yang kasar nolak.
Yang pastinya semua berkat atau rejeki sudah ada porsinya masing-masing.
Berserah saja kepada Tuhan, biar DIA yang mengatur.
Semangat terus, pantang menyerah.
Love, Audy