Mama Salah Ya?





"Malas ah mau pergi!"
Share:

Nara, Ancient Capital City Of Prayer

 



Penasaran dengan film histori yang terakhir ditonton. 
Share:

Ngalor Ngidul yang Membuat Sehat

 




Nah, begitu kalau bertemu dan mengobrol secara langsung. 

Walaupun hanya secara online.

Tiba-tiba ide banyak bermunculan. 

Sesuaikan ide dengan yang ada di lapangan. 

Enggak ada salahnya sih, mencoba sesuatu yang baru. 

Yang penting ide itu di eksekusi. 

Jangan cuma wacana saja.

Di masa pandemi jarang bertemu seseorang, sehingga keinginan untuk berbicara banyak seperti tersendat.  

Melalui online rasanya beberapa ribu kata harus disalurkan hahaha malah bisa menjadi dominan dalam pembicaraan. 

Untung masih bisa mengerem, dan menata kembali pakem cara bicara yang benar.

Semogalah dimaafkan karena kelancangan yang ada. 

Terlalu antusias.

Senang mengetahui kalau pada sehat. 

Berdoa untuk yang sedang dalam musibah atau dalam perawatan karena sakit.

Kalau sudah mendengar kata sakit, rasanya yang di dalam hati ingin keluar mengadu. 

Entah yang akan diberondong tembakkan ribuan kata masih bisa menerima tidak?

Jadi ...?

Telan lagi rasa ingin mengadu itu. Mengadu saja ke Atas.

Mendapat energi baru setelah berbincang. 

Banyak hal ingin dilakukan. Untung langsung dieksekusi, 

... kalau malas sudah pasti menjadi dingin kembali semangat membara itu.

Semoga pandemi ini cepat berlalu dan bisa ngobrol secara bebas lagi.

Love, Audy yang rindu ngobrol ngalor ngidul di Bandung


Share:

Ternyata Umurku ...





Melemparkan kalimat tentang usia kadang banyak yang mengambil hikmahnya.

Seperti tersadar. Ternyata perjalanan hidup yang ada tidak pernah diperhatikan dengan bijaksana.

Tetapi memang seperti itu. Makanya kebanyakan kalimat bijaksana keluar dari mulut para sesepuh atau para tetua.

Benar enggak?

Sudah sampai di umur tertentu, sudah bisa mengucap syukur. Sudah sampai tahapan ternyata yang paling penting dari semua hanyalah kesehatan yang penting.

Coba direnungkan kembali kalau ada yang memilih kekayaan.

Benar juga sih. Saya juga berpikir seperti itu.  Tetapi setelah datang beberapa penyakit. Ternyata uang mengalir keluar terus. Kalau sudah begini pasrah dan mengucap syukur saja.

Bagaimana sudah mengucap syukur hari ini?


Love, Audy



Share:

Paket, Bu!





Saling Berlomba Memberikan Penawaran Yang Menarik


Paket, Bu!

Belanja Online jadi booming karena adanya pandemi. Disalah satu sisi sepertinya menjadi pemborosan karena telunjuk cepat bergerak memilih barang yang bagus di layar telpon genggam, benar enggak?

Rasanya kasihan atau gembira ya? melihat bapak kurir pengantar paket bolak-balik mampir kesetiap rumah. Kadang pagi, siang sore atau ke malam. Iya, mereka ada jadwalnya. 

Masalahnya si penerima paket enggak ada di rumah. Sedangkan kalau dari sisi banyaknya paket yang diantar tentu ada kompensasi yang bisa didapatkan. Nah! kasihan atau senang?

Baca postingan teman di facebook bikin geli karena hal yang sama baru saja terjadi.
Ada yang teriak paket di depan pagar rumah. Enggak ada reaksi dari dalam rumah. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing. 


Baca juga : Tetangga Baru 

Padahal yang teriak kencang juga.

"Paket JNE. Siang bu!"

Tetap tidak ada reaksi. Aku pun diam saja. 

Lah! Kenapa musti clingak-clinguk keluar jendela. Enggak ada nama yang disebut sama yang antar paket.

Kebiasaan pengantar paket datang setiap hari hanya untuk tetangga depan rumah atau tetangga samping. Dari pagi sampe sore biasanya datang motor antar paket. 

Tetangga depan rumah, keluarga kecil dengan dua orang anak balita dan seorang nenek. Kalau dilihat keluarga ini hampir setiap hari belanja online. 

Baca juga : Paket, Bu!

Kepoin Tetangga

Informasi yang didapat selain Kepala keluarga bekerja di bank di kota, istri mempunyai usaha berjualan produk baju. Kadang aliran keluar masuk paket terlihat dari rumah depan atau beberapa paket dari online shop. 

Kebiasaan pak kurir barang suka berteriak di depan rumah karena nenek yang menjaga cucu kurang baik pendengarannya. 

Sama juga dengan tetangga di samping rumah, banyak juga belanja online. Jadi sudah biasa melihat kurir paket barang dengan nuansa baju merahnya mampir. Iyaa kurir dari JNE sepertinya sudah biasa terlihat di perumahan sini.




Kirain Buat Tetangga

Jadi kalau ada yang teriak "paket!" ya pasti untuk mereka. Kasihan juga kurir yang antar paket hahaha.... Lama memanggil. Baru deh ada ide baru sepertinya. 

"Bu Audy Jo. Ada paket!"

What! Namaku disebut. Hahaha paket buku pesanan datang.

Aduh pak !

Baru dapat ide yaa memanggil nama pemilik paket.

Panik, karena masih memakai baju tidur. Hihihi apa boleh buat. Jalan sambil menunduk menghalangi posisi badan. 

Untung bapak pengantar paket berdiri lebih rendah dari pagar. Jadi penampilan pembantu tidak kelihatan. Ampun memalukan.

Kenal Perusahaan Pengiriman Barang

JNE atau nama resminya PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, perusahaan yang berpusat di Jakarta ini bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik. Sudah cukup lama berdiri dari tahun 1990. Sebagai perusahaan yang kompeten sudah pasti tidak ada masalah dalam hal pengiriman paket ke daerah mana saja.

Mencari kantor cabang terdekat juga tidak sulit karena sekarang hampir disetiap sudut kota sudah banyak kantor cabangnya.

Beberapa produk dari JNE yang ada sangat membantu dalam pengiriman barang, dokumen dan jasa lainnya tersedia tinggal bagaimana pilihan apa yang mau dkirimkan. 

Apalagi dengan sudah tersedianya aplikasi yang bisa di download dari play store membuat lebih mudah lagi untuk mengecek produk dan waktu pengiriman paket. Semua terpantau dengan aplikasi.

Sedikit saja sih mau keluarin unek-unek dengan pengalaman yang pernah ada. Pernah menemukan biaya pengiriman berbeda kantor satu dengan yang lain. 

'nd

Walaupun akhirnya menemukan kantor JNE yang pas di hati. Susah juga memilih perusahaan pengantaran lain, karena sudah terbiasa dengan si merah ini.

Semoga, paket kiriman cepat sampai rumah ya, Pak!



Love, Audy


Share:

Gong Xi Fa Cai






BACA JUGA


"Lah! Libur?"

Hari apa?

Pertanyaan beruntun karena terkaget. Sewaktu membangunkan  si kecil  untuk pergi sekolah.

"Imlek, Ma!"

"Kok mama ga tahu, ya?"

Begitulah kira-kira perasaan yang terjadi. Setelah dua tahun lebih tidak memperhatikan tanggal merah. 

Yang diperhatikan hanya hari berganti hari saja. Hari senin, selasa, rabu terus sampai kembali lagi ke hari senin. Tanpa terasa  yess sudah sebulan berlalu.

Kalau biasanya, sebelum pandemi terlihat warna merah keramaian di mall, sekarang hanya bisa melihat berita saja di televisi. Sepertinya sih ada ya di mall?

Kalau membaca kata Imlek, di benak sih indentik dengan warna merah dan uang. Hehehe benar enggak? Walaupun sudah tidak muda lagi masih berharap sih ada yang kasih angpao. Ahhh! Ibu ..., ibu!

Sebetulnya apa sih imlek itu?


Tahun Baru Imlek

Hari Raya Tradisional Tionghoa


Tahun Baru Imlek 

merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa.

Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama (Hanzi: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh (十五暝 元宵節) pada tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama).

Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī (除夕) yang berarti "malam pergantian tahun". Wikipedia


Dengan kalimat lain Imlek itu Tahun baru buat orang Tiongha. Meriah banget dengan kembang api dan petasan.

Seandainya saya duduk di pinggir sungai daerah pelabuhan Victoria Hongkong.


Kembang Api
Source wikipedia



Semoga harapan yang di minta terkabul semua. Enggak hanya yang merayakan imlek saja, harapan itu milik semua. Harapan yang terbaik untuk diri sendiri juga Keluarga.

Gong xi fa Chai





Share:

AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement