Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu.
Yang namanya absensi mah sudah biasa yaa ceu!
Yang luar biasa itu absensinya dimana gitu.
Setiap bulan absensi supaya tahu rapornya masih merah, kuning atau hijau. Seperti lampu jalanan.
Capek juga, karena harus seharian kerjanya cuma menunggu. Dari tempat satu ke tempat lain, terus muter-muter menunggu hasilnya. Untung tempatnya besar dan banyak jajanan jadi enggak kerasa kalau lagi menunggu.
Kepo dari tadi ngobrolin apa hahaha ....
Biasa kalau sudah dilihta alias diatas lima puluh tahun. Harus sudah sering cek diri. Memang sih sudah tahu ... semua akan kembali ke atas. Yang namanya usaha boleh dong. Biar tahu pakemnya. Apa yang boleh dan enggak boleh. Mau umur panjang bolehkan?
Akhirnya, absensi di paraf, "ya, boleh ketemu tiga bulan lagi!"
Horee nilainya hijau, walaupun masih kurang pas. Masih butuh perbaikan extra keras. Olah raga yaaa!
Sedikit berbesar hati untuk hasil yang didapat. Jalan yang selama ini dilakukan sedikit banyak bisa dijalankan. Sambil memperhitungkan jalan yang salah atau tidak usah dilalui.
Semoga usaha yang dilakukan berbuah manis, dan umur panjang bisa didapat. Tuhan mampukan aku yaa.
Rasanya ada sedikit sentilan dalam hati. Aku kok egois ya. Semua boleh dilakukan sedangkan hubby mempersilahkan saja. Sedangkan beliau tidak pernah mau ikutan absensi. Karena beliau sudah berpasrah diri sepenuhnya. Enggak anti juga sih, kalau memang sakit dan harus absensi yaa pergi juga.
Kalau sudah begini, sudah harus mulai berpindah pelayanan yang gratis. Karena lumayan "Oleh-oleh" dari tempat absensi bisa menguras "kantong" lebih dalam.
Menyesakkan, jalan satu-satunya harus mencari uang sendiri benar enggak!
Berharap harus ke yang di Atas yaaa ....
Salam sehat!
Sudah Absensi?
Love, Audy