Kepanikkan Melupakan Segalanya




Panik melanda, yang dipikirkan hanya Handphone dan laptop yang lagi dipakai.

Cara melarikan diri dengan barang bawaan sewaktu gempa melanda. 

Ngeri tapi malah ditertawakan.

 

Anak-anak tertawa geli melihat mama kabur dengan membawa laptop, earphone, power bank dan handphone. 

Kebiasaan membawa power bank kalau ke lantai bawah. 

Yang aneh tas enggak dibawa malah laptop yang dibawa.

Sebetulnya tidak mau dibawa karena gempa dimatikan dulu. Malah enggak mati saja powernya. Panik melanda, jadi dibawa saja dengan pikiran nanti dibawah akan dimatikan. 

Aneh bin ajaib yaa, saat panik melanda apa yang ada ditangan atau lagi dipegang itu yang dibawa kabur.

Ada kengerian ada pula lelucon yang bikin tertawa karena cara kabur menghadapi gempa.

Ternyata gempa terjadi di Banten dengan kekuatan Magnitudo 6.7  terasa di Jakarta dan Bandung.

Sampai malam hari ini berita di Televisi berisi tentang gempa yang terjadi masih berlanjut. Berita menunjuk gambar rumah yang rubuh.

Rasanya mau tidur malam ada ketakutan sendiri. Semoga semua aman-aman saja.



Love, Audy

Share:

Di Usia Senja

 




Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

 

"Mama duluan ya!"

"Mau kemana, Ma? Sudah siap 

Sepertinya sih kalimat biasa saja. Percakapan antara suami istri di sela waktu santai berdua.

Di usia senja kerapkali pertanyaan itu sering dilontarkan. Kadang dengan arti yang lain.

Baca Juga

"Iya ... benar!" Di dalam kepasrahan sebagai manusia seringkali ada pertanyaan dan jawaban seperti itu. Berlomba-lomba mau menuju ke kekalan abadi alias pergi ke sorga. Eits, enggak mau destinasi yang lain ya!

Peluk cium selalu dilakukan. Kadangkala ketika mendekat pelukkan sedikit bergairah dilakukan. " Ihh, sakit dong! Terlalu kencang!" Jawabannya hanya," gemes, Ma!"

Bersyukur selalu untuk cinta yang selalu sayangku berikan.

Perjalanan pernikahan yang sebentar lagi memasuki usia 29 tahun rasanya seperti baru kemaren bertemu, berpacaran. Rasanya ingin mengulang kembali masa itu.

Baca juga

pernikahan awal yang disertai kerikil tajam dan membuat situasi tidak menyenangkan sudah terlewati dan sudah mengerti kesalahannya dimana. Membutuhkan waktu tahunan untuk bisa mempunyai pikiran yang sama-sama tenang dalam menghadapi rintangan dalam rumah tangga. Ah, seandainya dari tahun pertama pernikahan sudah mengerti!

Baca juga

Nasi sudah jadi bubur, masa lalu sudah tertinggal di belakang. Sekarang yang ada hanya masa depan yang akan disongsong. Melangkah tetap harus ke depan bukan kebelakang atau ke samping.

Sebagai anak pertama di keluarga sudah pasti egonya sama-sama tinggi jarang ada yang mau mengalah. Bersyukur, karena dia mau mengalah.

Belajar untuk menekan rasa superior di diri tidak mudah. Kadang mengambek masih bisa bertahan sampai 3 hari. 


Baca Juga


Kalau diingat barangkali hal ini menimbulkan berbagai penyakit di diri ini. Mulai tekanan darah di naik, sekarang gula naik. Rasanya ingin menjerit "kenapa aku Tuhan?"


Kalaulah bisa mengulang kembali!

 

Catatan kecil untuk pasangan muda, jangan menunggu perubahan itu datang di saat usia pernikahan kita sudah di atas sepuluh tahun. Minimal lima tahun harus sudah mulai saling mengerti dan berkomunikasi dengan cinta.

Selamat menikmati rasa di antara berdua.



Love, Audy


Share:

Pemakaian Kata Perempuan atau Wanita




Kongres Perempuan Indonesia ke-1 diselenggarakan di Yogyakarta, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dimulai pada Sabtu malam 22-25 Desember 1928 dihadiri lebih dari 1000 orang.
Share:

Akhirnya, Jadi Tulisan pertama

 


Sambungan 


Part ke 3.


Hahaha lucu buat edisi bersambung. Rasanya sih kalau dituliskan adegan jadi lebih cepat dibandingkan kehidupan nyata. Butuh berhari-hari setelah kata "mau"!


"Sudah menulis, De?"

"Sebentar, Ma!"

Terus mama mau bertanya? Bagaimana menurut bunda semua menghadapi anak remaja?

Beruntung ikut zoom parenting tiap selasa di grup Ibu Ibu Doyan Bisnis IIDB.  Sedikit banyak tahu cara berbicara dengan anak remaja. Walaupun kadang ga sabarrr. Ko begini, rasanya bukan begini cara ngobrolnya! Kelamaan! 

Begitu setiap kali akan mendekati anak remaja, buat outlinenya dulu hehehe emang penulis harus buat dulu tata caranya. Halah repot banget. Tetapi harus coba dilakukan.

Akhirnya, ada jawaban positip.

"Ya sudah, Ma!" Sedang dibuat. 

"Oh, ok, De." Dalam hati seperti apa ya yang mau dituliskan?

Sebagai mama rasanya hampir setiap hari mengingatkan. Mencari cara atau pola baru bagaimana cara mengingatkan tapi tidak menggurui. Ampun susah juga. Jadi kepikiran ibu guru di sekolah. Apa begitu juga enggak?

"Sudah ada GFormya? Mau submit, De?"

Masih beruntung, karena sebelum submit tulisan, dikirim ke mamanya.

Wah bisa juga menulis. Walaupun .... 

"Pakai huruf seperti contoh diawal paragraf cantik yaa? Kalau yang paragraf dibawahnya bagusnya pakai yang cantik juga."

Maksudnya? Ah, bunda jawab sendiri maksud pertanyaan mama ananda. Lol

Beruntung hari ini tanpa perlawanan. Akhirnya ... submit tulisan.

Beres.

Tinggal judul satu lagi yang belum mulai kelasnya.


Pssst ... mama lewat belakang kirim hasil pdf plus info lainnya ke kakak editor hehehe. Nah, ini kejelekkan mama enggak percayaan. Haduh!



Love, Audy

Share:

Bertahan Untuk Yang Gratis

 




Lelah sudah pasti dengan segala prosedurnya, tapi apa boleh buat. Hari ini membawa putri kecilku ke dokter gigi.

Pertama kali mencoba BPJS di Bandung, setelah beberapa tahun di BSD. 

Pertama kali datang dulu ke Klinik Surya Sumirat, yang ternyata dirujuk ke Faskes selanjutya,  dikarenakan tindakan yang diambil lebih rumit.

Jadilah belajar mengenal rumah sakit yang lain. Seperti sekarang ini mencoba Faskes yang lebih tinggi.


Yang biasanya kalau berbayar semua cepat penangananya, sekarang harus kesini, kesitu karena semua ada prosedurnya.

Ke bagian informasi dulu daftar, terus di fotokopi surat rujukan dari Faskes pertama Surya Sumirat. Setelah daftar di Informasi berlanjut ke bagian penerimaan pendaftaran khusus untuk diarahkan ke dokter yang dituju dan mendapatkan nomer antrian. Menunggu untuk dipanggil sesuai dengan nomor antrian.

Ternyata Dokter datang pukul 10.00 lewat, Pasien masuk satu persatu. Lamanya menunggu antrian.

Pukul 10.00 waktu makan snack, biasanya makan apel. Menunggu lagi ampun ... masuk ke waktu makan siang belum dipanggil. Akhirnya beli nasi bungkus dan bakso yang ada di seberang rumah sakit. Maoam di mobil bertiga. Susah dong makan di dalam rumah sakit. 

Sempat ketiduran karena udara dingin AC mobil yang dinyalakan setelah beberapa jam di mobil kepanasan.

Akhirnya, pukul 13.30 bersiap masuk ruangan. Psst ada cerita sedikit. Bla ...bla.. ga boleh bu upload di medsos simpan di Galeri saja. Mau tahu cerita serunya blogpri aja hehehe bahasa baru apa ini.


Akhirnya, selesai juga jadwal ke dokter gigi. Berlanjut putri kecil yang sudah tidak kecil lagi minta beli perlengkapan dalam perempuan. Keren bayar sendiri dia hahaha. Mama pura-pura enggak lihat. 

Selesai memberi sogokkan chatime, Pulang! Serunya.


Ampun! Luar biasa hari ini.



Love, Audy



Share:

Nulis Bareng

 



Ceritadiri.com ~ Kadang, kalang kabut kalau ada yang bertanya, "nulis apa sekarang?" 
Share:

Selesai Juga Zoomnya




Selesai juga! Kegelisahan panjang akhirnya berhenti!

Perasaan tak menentu ketika jadwal zoom telah dibuat. Maju mundur ... mundur maju. Aih bahasa apa ini!

Memberanikan diri sebagai host di zoom, kalau tidak ada yang pertama tentu tidak akan ada yang kedua, ketiga dan seterusnya. 

Berani!

Akhirnya, hari yang dinanti tiba juga.


Ahhhh! Kesalahan itu muncul. Sudah buat jadwal zoom malah masuk ke zoom kedua. Ternyata dibuat jadwal zoom baru.


Tapi, yah sudahlah. Jadi mengerti kesalahan. Rasanya memang belum berteman dengan zoom. Mau kembali ke "teman lama" saja si Google meet yang gratis dan ramah.

Pelajaran pertama yang didapat

- Enggak usah ngoyo

- Share Flyer biasa aja secukupnya

- Enggak semua orang sama ketersediaan waktunya

- Pilih platform yang enggak bikin seperti dikejar sekuriti.

- Belajar menjadi Host dan mencoba aplikasi


Dan yang terpenting, ada mujizat yang terjadi disetiap pergerakkan kita.

Dapat teman baru sebagai sepuluh penulis baru.



Love, Audy

Share:

Pencuri yang Mengendap-endap

 


Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.




Seperti Biasa hampir setiap hari ada Leader meeting. Walaupun tidak setiap hari sih. Tergantung Teteh apa ada meeting lain. Beliau sibuk banget sebagai penulis dan pebisnis. Bahasa kerennya apa yaa? Apa Mompreneur?

Sudah tahu sih tahun 2022 ada perbedaan di setiap kelas atau platform Indscript Creative. Salah satunya ada sharing di grup leader. Dalam hati sih bilang oh barangkali ada leader baru, jadi ada sesi perkenalan. Ok!

Dari pagi sudah minta ijin mau mandi pagi, ternyata belum dapat ijin.

 "Boleh, tapi cuci muka saja."

"Mau keramas, boleh?"

"Boleh, rambutnya aja. Tundukkin kepala, cuci rambutnya."

Mendengar jawaban seperti ini, bikin geli sendiri. Gimana caranya cuci rambut atau keramas tanpa membasahkan badan hahaha. Sudah pasti semua kedinginan. Terang aja kan harus buka baju semua biar enggak basah. Ada-ada saja obrolan pagi ini.

Akhirnya, ya ga ngapa-ngapain. Langsung nemenin sarapan pagi. Rawan kalau jam segini ngomongin bisnis online pagi hari. Walaupun boleh ngikutin zoom tanpa buka kamera dan pakai hearphone satu sisi. Untung ...! jalannya ga miring sebelah hahaha.

Sebelum denger ijin dulu. Beritahu tema hari ini apa saja. Kadang lagi nemenin sarapan, sudah masuk sharing Leader. Beruntung hari ini agak smooth karena beberapa hari sudah di woro- woro kalau banyak jadwal zoom dan apa saja kegiatan yang akan dilakukan.

Persetujuan itu penting. Jadi tidak seperti pencuri yang berjalan mengendap-endap.


Love, Audy

Share:

Berani Hanya Takut WiFi Mati Aja

 





Ceritadiri.com
~ Menjadi host di zoom yang akan diadakan membuat ketakutan sendiri.
Share:

Bertanya Memori Mama di Tahun 1993

 


"Terus, Ma!"

"Ya namanya Kinichi Honda! Teman mama waktu di Australia. Ada juga teman dari Thailand, Jerman, Switzerland, China, Jepang banyak deh. 

"Ada yang naksir atau ditaksir, Ma?"

Hihihi anak remaja di rumah ngejar mama. Bertanya tentang masa muda dulu. Mau bercerita banyak, sedikit sungkan karena pacar terahir yang sekarang jadi suami  sedang mondar-mandir di sekitaran kompor.

Iyaa ... pada minta digorengkan sosis dan chicken nugget, enggak  gimana jadi nyambung ke teman-teman lama waktu ikut kursus bahasa Inggris di Australia. Jadinya teringat deh cerita zaman dulu.

"Ada photonya, Ma? Mau lihat. Ada ceritanya?"

"Ada dong! Satu buku ditulis." Sambil berpikir apa ada tulisan yang musti disensor enggak yaa! Sebelum dikasih ke para remaja yang pengen denger cerita mamanya.

Kebetulan kedua remaja senang main game, atau yang berbau Jepang. Sehingga waktu mama menyinggung nama temen kebangsaan Jepang, semua pada ngejar mamanya.

Musti dicari dulu nih album yang disimpan.

Semoga ada pembelajaraan yang didapat. Berharap tulisan enggak perlu disensor. Berbahaya kalau ada. Hehehe namanya buku diary sudah pasti ada kata-kata cinta bertebaran.



Love, Audy

Share:

AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement