Menu

 

KELAS PEREMPUAN GRATIS








Selamat Pagi Miss Semua ....

Belajar tidak mengenal usia.
Mau muda ataupun tidak muda.
Selama Tuhan masih memberikan kita kesempatan. Pergunakan waktu dengan baik.

Sesuatu yang baru bisa menambah pengetahuan kita.
Yang belum tahu, ayo belajar tahu.
Susah? Semua yang pertama itu susah, apalagi tidak mencoba melakukan.

Miss sudah kenal Ebook?
Tempat bertanya Ebook
Gunakan kesempatan mengenal EBook yuk!

Love, Audy

Sharing Kelas KeNal EBook

#kelasperempuan
#indscriptbusinesswomenuniversity 
#mentor



 

Share:

The Power of Emak-emak


"Berhenti menulis Blog?"

Hahaha enggaklah!

Nih, tulisan yang dimunculkan! Ada beberapa tulisan yang dibuat dan di share di platform lain. Jadi tulisan di personal blog tidak dipublikasikan.

Hari ini, tulis menulis lebih santai. PR menulis "CERNAK", cerita anak sudah selesai. Apalagi yang sangat menguras tenaga dan pikiran penulisan di platform Kompasiana. 

Event yang diadakan Kompasiana tanggal 15 September kemaren seru banget! "Blog Competition, Heritage of Toba".

Dalam hati berani ikut kompetisi hahaha. Diberanikan saja, sekalian belajar mengenal daerah lain di Indonesia.

Mencari referensi, dengan membaca dari Google, Wikipedia.  "The Power of Emak-emak", bertanya pada teman perempuan.

Rasanya, data-data yang didapat sepertinya cukup, dan mulailah menulis.

Kerjaan emak-emak stop sampai sini? No!

Seperti hari ini, hadir di dua kelas. Walaupun materi yang dibagikan sama, tetap saja memutar otak. Memberikan ilmu yang terbaik untuk kelas. Berharap apa yang dibagikan bisa bermanfaat dan bisa ada ide yang dapat muncul.

Sayang ilmu yang sudah di dapatkan tidak dibagikan. Walau memang tidak semua ilmu dibagikan. Namanya juga berbisnis dalam Pendidikan hahaha sedikit geli di hati.

Selesai sharing, cooling down untuk melanjutkan sesi zoom kelas penulisan CERNAK, cerita anak, yang sekarang masuk dalam pembahasan review naskah.

Semoga siang ini lancar. Lancar internetnya. Setiap pukul dua siang biasanya suka "freeze" internetnya. 



Love, Audy

Cuap-cuap Akoe


Share:

Cara Membuat E-Book




"Keren, Mbak!"

"Go Internasional, nih!"

Share:

Gebrak Meja Sebelum Kenyang




"Gebrak Meja Sebelum Kenyang"

Ceritadiri.com ~ Kalau membaca judul tulisan bikin geli sendiri.

Share:

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas






Hampir saja terlewatkan pertemuan orang tua murid dengan sekolah yang diwakilkan kepala sekolah dan para guru.

Terlalu asyik dengan dunia sendiri. Dunia penulisan. Sebagai mentor kelas E-book banyak yang ingin dibagi dengan teman-teman yang baru. Membentur persoalan yang ada. Bagaimana caranya untuk tidak mengumbar technical cara pembuatan E-Book.  Kasihan kelas yang berbayar.

Apalagi hari ini badan seperti lelah banget. Barangkali efek dari vaksinasi kemaren sore.

Enggak tahu gimana bisa tersadar kalau ada janji pertemuan dengan sekolah.

Dengan kondisi badan yang kurang fit masih bisa bersyukur karena ada suami yang menemani. Bisa berdua hadir melalui zoom untuk bertemu dengan para guru. 

Pertemuan kali ini membahas tentang PTMT pembelajaraan Tatap Muka Terbatas.

Pertanyaan yang diajukan " Apakah sebagai orang tua mengijinkan anaknya masuk sekolah.

Sekolah sudah mendapat ijin dari Satgas covid 19. Dari dinas pendidikan juga.

Masalah yang ada apakah orang tua setuju atau tidak. 

Karena yang dimaksud bisa hadir di sekolah dihitung dari  25% dari jumlah orang tua yang setuju.

Semoga apa yang dicanangkan pemerintah bisa berjalan baik. Anak-anak bisa masuk sekolah dengan kebiasaan yang baru. Bukan mama enggak setuju anak-anak sekolah online di rumah, tetapi kalau bisa bersekolah mama di rumah bisa ada waktu istirahat untuk tidak mengomel setiap hari. Lol.


Love, Audy

Ceritadiri.com



Share:

Bersusah Payah Dahulu

 



Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.



Bacaan ini juga di Kompasiana



Seperti mengejar apa aja.

Hampir beberapa bulan ini, sejak dapat hasil "nilai biru" setiap tempat vaksinasi di datangi. 

Walaupun begitu enggak semua mau di masuki. Dilihat saja dari jauh, kalau lihat antrian panjang ga jadi vaksinasi.




Kalau umur masih muda enggak masalah. Antri berjam-jam. 

Emang malas antri?

Dengan kondisi sekarang memang malas antri. Apalagi bertabrakan dengan jadwal makan. Enggak bisa sembarangan menguyah sesuatu.




Ada takaran, ada waktunya. Jadi selalu berharap ada tempat vaksin yang kosong. Kalau enggak ada masalah sudah pasti tempat vaksinasi dimanapun dijabani.

Dan lagian harus bisa vaksinasi dengan si kecil yang berumur 12 tahun.

Akhirnya kesempatan itu datang juga.

Ceritanya tuh keponakan cewek vaksinasi ke 2 dari sekolahnya. Mamanya cerita kalau mau vaksin hari minggu sore. Disuruh datang ke Grand Eastern. Oh ok. "Memang bisa langsung?" Enggak tahu juga, infonya begitu kata beliau. Ya sudah sambil mengiyakan info tersebut, sambil berharap info yang didapat benar.






Pas hari H nya, datanglah aku dan suami berkunjung ke tempat yang sudah diberitahukan. 

Ternyata! Jadwal baru esok senin dimulai jam 08.00 pagi. Sedikit kecewa. Tetapi ya sudah.

Hari kedua berarti hari senin, datang lagi pagi hari. Ternyata wah antrian panjang banget. Hampir gagal lagi. 

"Coba tanya, Pa!" Bertanya dengan petugas yang ada. Bagaimana cara untuk ikut vaksinasi.

Ternyata yang antri memakai link yang dapat dari gereja. Jadi beberapa gereja dijadikan satu. Dapat info disuruh datang pukul 14.00 siang. Ya sudah! 

Setelah zoom yang diadakan salah satu mentor di IIDB grup telegram, berangkat ke tempat vaksinasi. Duh lewat dari pukul 14.00 kekuatiran sedikit melanda.

Sesampainya di tempat vaksinasi, wahh ... sudah kosong! Bagaimana ini. Nah kalau sudah begini pepatah Malu bertanya sesat di jalan. Malu bertanya gagal vaksinasi lagi.

"Langsung saja, Pak. Ke lantai 3."  Di lantai 3 bertemu petugas yang mendata diri. 

Asyik, akhirnya bisa masuk.




Ditanya riwayat kesehatan bla..bla.. cek tensi, keluarkan surat yang nilai kesehatan berwarna biru.


Setelah disuntik menunggu di area observasi, dan melaporkan kalau sudah di vaksinasi. 
Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan surat keterangan dan jadwal selanjutnya vaksinasi ke dua. 

"Asyik banget nih surat keterangannya, Ma!" Seru suami. Karena beliau tidak mendapatkan info keterangan langsung sesudah di vaksinasi di tempat lain. Jadi hanya mendapatkan seperti sebuah buku vaksinasi.


Akhirnya ... ketakutan hari ini terlewatkan.
Pas lagi penulisan ini ada kekuatiran juga karena sedang merasa-rasa "apa yang sedang terjadi di tubuhku?"

Eits ... masih besambung ceritanya.

Ternyata!

Suami memberitahukan kalau vaksinasi ini untuk anak 12 tahun+ bisa! 

OMG

Anak bungsuku tertinggal di rumah. Enggak menyangka kalau ini bisa diperuntukkan untuk anak remaja. Kalau dilihat dari banner ditulis dari 18 tahun.

Soo dengan kekuatan yang ada kami berdua menjemput si kecil. Di Whatsapp  untuk mempersiapkan diri secepat mungkin.

Kenapa buru-buru?

Info dari panitia tutup pukul 16.00. Sedangkan di jam tangan sudah pukul 15.30. Kalaulah mobil ini bisa terbang, dalam hitungan detik sudah sampai di depan rumah menjemput si kesayangan.

Butuh waktu untuk pulang pergi 20 menit. Sesampainya di tempat vaksinansi pukul 16.20. 
Berharap semua masih ada. Ternyata "Puji Tuhan" masih bisa.




Akhirnya kesayangan papa mama bisa juga di vaksin.

Ada beberapa momen dari kesayangan yang mama abadikan. 



Cek tensi.



Persiapan di suntik. Diberi alkohol

Posisi disuntik 1


Suntikan yang diberikan. Wajah biasa aja. Good job girl









Akhirnya aku dan si bungsu sudah di vaksin,  artinya kami sekeluarga sudah di vaksinasi walaupun belum selesai ke tahap 2.

Betapa untuk memulai lebih susah dari orang lain. Mulai dari pindah domisili dari daerah panas ke tempat dingin. Adaptasi dengan cuaca ekstrem, kebiasaan makan, tidur yang berbeda.

Salam sehat. 



Love, Audy







Share:



AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement