Lakukanlah!

 



Tambah umur tambah lemes.

Benar enggak ya?

Dalam artian "lemes" di sini bukan arti sebenarnya yaaa.

Merasa sudah tidak punya kemampuan kalau bisa dibilang sih!

Apalagi yang sudah punya anak-anak dewasa, rasanya ya sudahlah nikmati saja nunggu dari anak-anak saja.

Enggak salah juga sih! 

Sudah cape ya, Moms? 

Mulai dari anak-anak baru lahir. Sepertinya ilmu yang ada di para mama-mama diturunkan ke anak-anak. Rasanya pengen semuanya diturunkan ke mereka. Sehingga ilmu yang ada di mama semua selesai.

Di umur sekarang terus disuruh belajar, duh waktu santai untukku kapan? Kalau bisa menjerit, udah dari tadi jeritan kencang terdengar hahaha ....

Beruntunglah ketemu tempat belajar yang sesuai. Harus terus menambah ilmu biar otak kecil di kepala masih bisa berfungsi.

Bersyukur yaaa. Tuhan kasih otak untuk berpikir.

Semoga apa yang kita pelajari dapat kita wariskan untuk anak-anak.


Semangat.


Love, Audy


Share:

Idola Yang Selalu Ditunggu oleh Para Perempuan






 "Wanita diciptakan istimewa. Tetap tegar meski nyaris menyerah, 

tetap sabar meski ingin mengeluh, tetap kuat meski hampir terjatuh."




Enggak berlebihan judul yang ditulis di atas. Beliau salah satu orang di dalam kehidupan perjalanan diri ini. 

Ketika rasanya diri ini sudah sampai pada level, "bisa apa aku? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana masa depanku? Apa yang bisa aku lakukan sebagai seorang perempuan, apalagi sebagai ibu?

Banyak pikiran yang berkecamuk di kepala kecilku ini. Ketakutan sebagai perempuan yang tidak bekerja. Ada perasaan ketakutan tersendiri.

Diwaktu muda bekerja dan kemudian berhenti menjadi ibu rumah tangga biasa. 

Semua pekerjaan yang kata orang identik dengan ibu rumah tangga hampir semua aku ikutin.

Kebiasaan jatuh bangun, dan gagal sepertinya sudah biasa. Hanya satu kata yang selalu mengganggu di hati, "malu!" karena belum pernah berhasil.

 Malu karena hanya menghabiskan uang suami. Walaupun suami tidak pernah hitung-hitungan dengan diri ini. Suami tetap berprinsip "uangku adalah uangmu".

Beruntung di usaha online  mempunyai leader yang dekat, sudah seperti saudara saja. Walaupun hanya bertemu di dunia maya, dan dua kali bertemu langsung.

Selain berbisnis di dunia kosmetik ternyata teman leader ini juga bergabung dengan grup ibu-ibu doyan bisnis dari Indscript Creative. 

Dari teman bisnis online ini akhirnya bertemu dengan idola para perempuan pendiri Indscript Creative.

Walaupun ikutan masuk grup Ibu-ibu doyan bisnis. Belum tergerak untuk ikut menulis buku.  

Waktu itu grup masih ada di Whatsapp, dan menjual Handsock. 

Sebelum bergabung minta ijin dulu dengan idola para perempuan yaitu Ibu Indari Mastuti alias Teteh Indari sebagai owner perusahaan. Apakah boleh sebagai perempuan beragama bukan muslim ikut bergabung. Dan jawaban Beliau boleh asalkan perempuan.

Teman Leader yang sudah duluan di grup ini ternyata ikut juga di grup Bukuin Aja sebuah grup bisnis penulisan di bawah Indscript Creative.  Melihat perjalanannya membuat buku. Satu buku terbit, eh bukunya yang lain terbit juga, buku solo. Keren! Penasaran deh!

Akhirnya, setelah masuk dunia penulisan menjadi lebih fokus di bidang tulis menulis. Seperti mendapat jalan atau mendapat inspirasi "aku bisa melakukan sesuatu". 

Mendapat ilmu baru yang disharingkan Te Indari terus diaplikasikan di diri. Yang tadinya hanya menulis di blog dengan sembarangan sekarang sudah mulai mengerti arah tujuan penulisan. Walaupun saat itu hanya dua Antologi yang dihasilkan, tapi dampak dari pembelajaraan yang didapat sungguh dasyat.

Kalimat yang sering diucapkan Teteh Indari "Belajar dan terus belajar" menjadi cambuk untuk mengenal bidang lain selain penulisan.

Mulai dari membuat website yang dikhususkan untuk teman perempuan lain, mengembangkan penulisan dengan genre fiksi.

Dari pembelajaran penulisan solo bisa berkembang menjadi penulisan Ebook.

Jadi kalau mau dibilang siapa yang berjasa untuk pencapaian diri saat ini sudah pasti aku akan menunjuk idola para perempuan, Ibu Indari Mastuti.

Apalagi saat ini, diberikan kesempatan untuk menjadi mentor kelas membuat Ebook di Indscript Businesswomen University dan Indscript Creative sungguh pencapaian diri yang luar biasa.

Tidak mudah memang untuk bisa menyamakan irama dengan beliau yang mempunyai energi kuat dan berkharisma. Setiap hari sering ditunggu oleh para ibu pebisnis hanya untuk mendengarkan suaranya. Seperti "charging" untuk yang tidak bersemangat, begitu kata para ibu pebisnis.

Hanya doa dan selalu melakukan yang terbaik untuk membalas kebaikan beliau. Semoga perusahaan selalu sukses dan bisa melewati segala rintangan. Apalagi di masa pandemi sekarang ini. 

Namun demikian yang paling penting di atas segalanya adalah doa untuk kesehatan Teteh Indari Mastuti dan Keluarga.




Sukses Selalu ya Teteh.

Love, Audy Jo



Share:

Sudah Berani Kembali

 



Baca di Kompasiana:

Semua Akan (Kembali) WFO Pada Waktunya

Sudah Berani Kembali?

Sudah mau dua tahun apa belum ya?

Rasanya seperti liburan panjang yang enggak pernah habisnya. Mumet juga. 

Kalau dilihat dari sisi sebagai ibu rumah tangga ya mumet. Kerjaan ibu rumah tangga basicnya di rumah. Mulai dari bangun pagi sampai kembali ke peraduan. Setiap hari terus menerus.

Masuk masa pandemi rasanya tambah menjerit. Semua berkumpul di rumah. Me time yang dimiliki hilang sudah. Semua menjadi our time.

Tugas ibu rumah tangga rasanya menjadi double. Bukan mengeluh sih cuma berbicara kenyataan.

Sekarang ada kemungkinan mau kembali normal. Yang kerja kembali ke kantor. Yang belajar kembali ke sekolah.

Yeayy bersorak bolehkan! Kembali normal maksudnya. Tapi ada rasa sedih juga, karena sudah menjadi our time sekarang menjadi me time kembali.

Masalah baru mulai timbul.

Kebiasaan belajar secara online atau PJJ pembelajaran Jarak Jauh sudah menjadi kebiasaan yang tidak mau dilepas.

Percobaan masuk sekolah alias PTMT,  pelajaran tatap muka terbatas mulai dilakukan dan hasilnya untuk sang buah hati malas kembali ke sekolah, "mau di rumah saja". jawabnya.

Sebagai orang tua ada rasa kecewa, karena anak-anak tidak mau kembali ke "lingkungan pergaulan", berkomunikasi secara langsung.

Baca juga : Mendobrak Ketakutan

Maju mundur untuk mengambil keputusan. Apa anak-anak diikutkan PTMT atau tidak. Enggak bisa juga memaksakan. 

"Tuh kan, suspek Covid bertambah lagi!" Beberapa sekolah disinyalir kurang berhasil dalam menjalankan protokol kesehatan sehingga menambah jumlah pasien covid.

Kembali masuk kantor suatu kabar yang menggembirakan, khususnya buat para istri yang tiap bulan menerima gaji. 

Perasaan ketar-ketir sedikit banyak berkurang. 

Akhirnya, asap dapur akan kembali normal. 

Rasanya seperti tidak pada tempatnya, bekerja di rumah. Setiap hari seperti berpacu dengan waktu. Waktu pemecatan maksudnya. Was-was "waktuku bukan?"

Enggak usah munafiklah, kalau sudah dibilang "kerja dari rumah ya!" Alias masuk kotak dan di kobok-kobok seperti mengambil lintingan nama untuk dipungut menjadi pemenang.

Kalau performa selama ini ok masih bisa berharap sih. Tetapi kalau perusahaan masuk di ambang kebangkrutan percuma juga ngumpulin performa yang ok.

Kepengennya perusahaan sukses, karyawan terurus. Kalau sudah begini banyak berdoa saja.

Semoga saja dengan adanya rencana kembali ke "normal" bisa dipikirkan secara matang.

Yang terutama untuk setiap individu  belum mengerti dan harus mulai membiasakan melakukan protokol kesehatan yang ketat.


Love, Audy

Share:

Idola Yang Ditunggu














Akhirnya, hari yang ditunggu datang juga.

Persiapan sih sudah sejak daftar. Masalahnya udah tahu diri itu cantik kalau rambut panjang. Ehh dipotong malah ga pas wajahnya. Hehehe maklum yang potong bukan ahli lulusan salon. Tetapi guru bahasa inggris. Namanya juga gratis.

Persiapan pakai baju, sepatu dan lainnya. 

Pas harinya terlambat juga. Nunggu grab musti 11 menit sampai ke rumah. Diperhatikan di aplikasi "kok, dari 11 menit malah jadi 16menit. Kenapa gitu. Terpaksa di batalin. Naik gojek motor aja. Lima menit datang.

"Pelan aja ya, Pak! Ga pernah naik motor!"

Omelan dari hubbypun mulai terdengar. "Mustinya pakai baju yang sudah dipilih pertama, Ma! Jadi gampang naik motornya!"

Hehehe begitulah namanya perempuan. Persiapan baju sudah dipilih. Tetapi pada akhirnya pilihan berbeda. Memakai sackdress tipis berwarna biru.

Rambut sudah megar, naik motorkan harus pakai helm. Uhuhu jadi lepek deh. Jelekkk!

Ya, sudahlah!

Sampai juga akhirnya di tempat kopdar. Sambil meluruskan pinggang. Pegel ga pernah naik motor dengan duduk miring. Hehehe lebayy umur sudah tidak muda lagi banyak ngeluhnya!

Setelah cuci tangan masuk dalam ruangan pertemuan. Kirain sudah mulai ga tahunya yang ditunggu belum datang. 

Kalau tahu gitu santai saja sih. Benar juga kata hubby. "Santai saja, Ma!"

Akhirnya, idola datang biasa dengan ada sharing dari tamu. Berfoto ria. Minta tanda tangan dan foto. Lebay.

Biar saja. Kalau mau di tilik ke belakang. Hasil pertemanan dengan Indari Mastuti berawal dari penjualan handsock. Dan entah bisa sampai ke penulisan. Kayaknya karena lihat teman oriflame berhasil membuat buku antologi pertama. Kalau dilihat kayaknya seru deh!

Setelah dapat foto, dan makan siang. Berpamitan.  Jadwal sembahyang. Sekalian pamit pulang.

Pesen gocar mahal juga. Jadi ambil keputusan jalan kaki sedikit di jalan Lombok. Dapat juga harga empat puluh ribu. Pesan deh biar cepat sampai rumah.

Lelah juga!

Ealah, ada pesan. "Jangan lupa ya mba ada sharing pukul 3sore. Lihat waktu sekarang sudah pukul 2.30 ya ampun!

Memberikan sharing tanpa persiapan matang jadi enggak karuan. Ampun. Mau buat video screen malah logonya ga kebaca. 

Panikkk!

Menenangkan diri. Meyelesaikan masalah. Akhirnya, Berhasil juga.

Ah Sabtu yang melelahkan tapi puas.

Love, Audy



 

Share:

Keingintahuan








Share:

Seri Menyapa Setiap Hari di Kelas

 




Tulisan di Grup Kenal Ebook



Zaman berubah terus yaa.

Miss Audy kadang gaptek. Sebetulnya miss  generasi X masih mau belajar sesuatu yang baru. Masih mau mengulik. Kalau suami masuk generasi baby boomer. Wuih memang loh generasi ini udah ga mau ngapa-ngapain jadiiii ... semua miss yang pegang.

Mulai dari WA kadang suami suka malas baca. Urusan IT. Cie cie miss harus bisa. Kecuali yang susaahhh banget baru beliau yang urus. Apalagi yg namanya gambar udah pasti beliau yg urus. Ya iyalah kerjaannya gambar. Hehehe.

Miss itu seperti Sekretaris Direktur di rumah. Hehehe. Untung terakhir kerja sebagai Sekretaris Direktur di Sekolah Tinggi Telkom di Bandung. Sedikit banyak bisa menghandle. Bersyukur Tuhan kasih kesempatan menjadi seperti sekarang ini.


Yuk miss yang mau banyak ilmu buat ebook belajar yukkk. Berpacu dengan umur nih. Semoga miss Audy diberi umur panjang.


Aih jadi melantur lebay.


Balik lagi mengenai zaman sekarang yaa! 

Kadang menemukan hal yang baru malu mau mencoba. takut diketawain!

Truss 

Miss Audy suka perhatikan dengan sudut mata kiri. Ceritanya sih  he ..e.. bisa, tapi lagi amati dan tiru orang.

Kalau miss gimana? Pas ketemu hal baru atau barang baru?


Baca juga Belajar Mesin Baru

Selamat Pagii.


Love, Audy


Share:

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement