Menu

 

Bertemu Di Tempat Tidak Terduga

 



Si kecil penolong di setiap waktu.

Salah satu benda wajib yang harus di bawa selain Tender care, karet gelang yaitu peniti. 

Pernah engga sudah dandan rapih dan cantik tiba tiba sambungan baju terbuka. Beruntung kalau benda-benda jahit ada, bisa jahit sebentar. Kalau tidak ada biasanya yang harus tersedia di tas ya peniti. Alat bantu pertama kali sambil mencari jarum dan benang.

Beruntung bisa sedikit menjahit jadi secepat kilat bisa di handle.




Masalah terbesar seperti aku ini jadi susah bawa tas atau dompet kecil. Kebiasaan  dari anak-anak masih bayi sampai sudah besar terbawa terus. Bawaan tetap banyak, tas yang penuh ritsleting tetap dipakai. Karena setiap resleting ada isinya masing-masing yang sudah terpola dipikiran. Apalagi kebutuhan sebagai perempuan harus ada plus tambahan buat si anak perempuan remaja.

Kepengennya anak-anak bawa tas masing-masing dengan kebutuhan yang mereka ingini. Jadi tas mama bisa berkurang isinya. Hahaha Lol. Tetap saja. Anaknya bawa, mama juga bawa.




Kadang-kadang sudah menjadi kebiasaan, baik mama dan anak. Kembali semua berteriak, "Mama minta tisu!" Atau sanitaser kalau untuk masa ini. 

Oh iya kembali ke alat bantu peniti. Pernah enggak waktu kancing baju depan copot. Wah rasanya gimana gitu, biasanya bisik-bisik berantai bisa sampai satu gedung hanya mencari siapa yang membawa peniti. 

Bersyukur untuk orang-orang yang sangat prepare untuk keadaan yang tidak terduga.  

Salut!

Love, Audy



 

Peniti 
kuno berasal dari Mycenaeans sejak abad ke-14 sebelum masehi (akhir zaman Mycenaean III). Dikenal dengan nama fibulae (fibula) dan digunakan untuk fungsi yang sama seperti peniti modern. ... Peniti diciptakan kembali pada Juli 1849 oleh Walter Hunt, seorang penemu asal Amerika. Wikipedia.



Another Blog:

KeCap Akoe

Audy Jo Book Shop







Share:

Mencurahkan Isi Hati Untuk Kekuatan Diri



Menggenjot diri sendiri ... hem .. diumpamakan diri sendiri seperti sepeda. Melalui jalan yang mendaki perlu tambahan tenaga. Entah dari mana tenaga yang datang. Sekuat tenaga mengembalikan posisi untuk berlari di jalurnya.



Beberapa hari sibuk dengan diri sendiri alias istirahat karena kecapean, masuk angin seabreg tidak enak melanda. 

Pegang alat komunikasi seperti nya tidak ada tenaga.  Banyak momen menulis yang terlewat. Apa boleh buat ....


Hari ini lumayan bisa duduk enak, walaupun aga muter rasa di kepala. 

Habis liburan di kota Bandung kondisi badan jadi berbeda. Salah satu penyebabnya karena cuaca yang berbeda dengan BSD. Angin lebih kencang dan dingin di derah perbukitan menyebakan masuk angin yang berkepanjangan. Sampai BSD mulai dari malam sampai pagi hari bolak balik ke kamar mandi. Keluar dari atas, keluar dari bawah. Lemes ....


Apa karena badan sudah tidak muda lagi ya. LOL bisa aja menertawakan diri sendiri.

Berharap semua berjalan lancar dengan keadaan sekarang. Kekuatan hanya dari Tuhan saja.


Love, Audy


Klik 👉👉 All about Me





Share:

Menanti Perubahan Untuk Keputusan Yang Telah Di Ambil

 


Yang ada di benak hanya satu "easy going" saja. 

Maksudnya semua yang dikerjakan sekarang santai saja, sesuai keinginan hati. 

Mau nulis blog atau update di sortir saja. "No feed back"

Sudah beberapa hari di Bandung, mencerna kegiatan apa yang harus dilakukan. Bingung juga rumah berada di bukit jauh dari keramaian  walaupun ada warung tetap saja ada yang kurang. Indomaret sekarang ada di bukit ligar musti extra kalau jalan kaki, menuruni jalan raya yang menurun, kebayang kalau kembali ke rumah ... menanjak wuih! Kalau sudah sampai rumah keluarga ini malas mau pergi lagi. Memperhatikan dari jendela kamar bukit di sebelah sudah penuh dengan rumah yang berdempetan, cepat sekali pembangunan di bukit ligar ini. Dulu daerah di sini terkenal dengan ungkapan "Tempat jin buang anak" sekarang sepertinya ungkapan itu sudah tergusur dengan tumpukkan bangunan. 

Beruntung orang tua memilih rumah di jalan yang buntu dengan pemandangan lepas memandang kota bandung di lembah yang dikelilingi gunung. Ah sayang hari ini tertutup kabut tebal enggak bisa kelihatan pemandangannya.

Tujuan ke Bandung hanya untuk ke pernikahannya keponakan. Sebetulnya sedikit gentar karena enggak pernah pergi untuk berkerumun.

Acaranya sendiri di gelar di taman dengan dikelilingi pohon pinus yang tinggi, tetapi tetap saja waktu makan dan foto buka masker. Kadang bertemu saudara suka enggak ngerti mau main peluk cium duh... lagi physical distance tetep di sosor. Terpaksa menolak secara tegas.

Marah?

Ah biar saja .... mohon maaf saja.

Semoga pernikahan langgeng dan saling mengerti, jadi keingat masa waktu dulu. Berat juga memakai baju pengantin apalagi di sasak rambutnya. Make up tebal untuk sebuah foto abadi yang bagus.

Brrr ... udara dingin setiap hari rasanya suka enggak tahan. Mau jalan kaki naik turun bukit ihh rasanya mau menjerit hahaha ampun hari ini lagi lebay.

Kesibukkan sekarang lagi bertanya-tanya ke Tuhan apa yang harus dikerjakan. "Melirik kiri kanan" bertanya sana-sini kira-kira bisnis apa yang bagus dan bisa dijalani untuk kami berdua karena suami sudah selesai pekerjaannya.

Senang bisa berdua, semoga selamanya minta kepada yang Kuasa untuk ijin-Nya.

Semoga rencana sesuai dengan Kehendak-Nya.

Happy Monday.



Love, Audy


Klik 👉👉 All about Me



Another Blog :

KeCap Akoe

Audy Jo Books Shop





Share:

Selalu Introspeksi

 


Ceritadiri.com ~ Memasuki bulan penuh cinta.

Share:

AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement